Cerita Bulan yang Bikin Satwa Nokturnal Gila

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Sabtu, 17 Februari 2018 12:15 WIB

Pemandangan gerhana bulan total dilihat dari kawasan Pantai Ancol, Jakarta, 31 Januari 2018. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan, gerhana bulan kali ini langka karena terakhir kali terjadi sekitar 152 tahun lalu. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Tel Aviv - Fabel dan mitos mencoba menjelaskan efek bulan yang seolah membuat para satwa seperti gila, semisal anjing yang melolong terus-menerus. Sejauh ini, hanya sedikit laporan ilmiah yang mengupas masalah itu, tapi kini sejumlah ilmuwan menemukan bagaimana siklus bulan mempengaruhi perilaku binatang lewat sebuah kajian komprehensif.

Review itu juga menunjukkan bahwa polusi cahaya dari lampu-lampu kota, yang dapat menghalangi sebagian cahaya bulan, mungkin telah mengganggu pola alami yang diasosiasikan dengan bulan. Orang yang percaya bahwa bulan dapat memicu anjing melolong, mungkin akan kecewa jika tahu bahwa banyak binatang menyesuaikan perilakunya sebagai respons terhadap perubahan tingkat cahaya dan pasang-surut air laut, bukannya hal berbau supernatural.

Meski demikian, beberapa binatang masih tetap mengikuti jam circadian misterius yang dikendalikan oleh siklus bulan, seperti laporan tim peneliti di jurnal Proceedings of the Royal Society B. "Bulan mungkin bertindak sebagai petunjuk sinkronisasi di antara individu, sebagai sebuah petunjuk bagi parameter lingkungan lain, seperti ketersediaan pangan dan pasang-surut, atau sekadar membuat binatang bisa menggunakan penglihatannya di malam hari," kata Noga Kronfeld-Schor, ahli biologi di Tel Aviv University, yang terlibat dalam laporan itu.

Baca: Misteri Antariksa: Air di Bumi dan Bulan dari Satu Sumber?

"Perilaku yang dipengaruhi oleh bulan sangat luas dan beragam, dimulai dari proses jangka panjang, seperti waktu untuk berkembang biak dan migrasi."

Advertising
Advertising

Untuk memahami efek cahaya bulan terhadap binatang nokturnal yang aktif di malam hari, tim itu membagi beragam efek tersebut ke dalam beberapa kategori: reproduksi, komunikasi, dan proses mencari makan atau memangsa. Salah satu perilaku paling aneh yang mereka pantau adalah peristiwa pemijahan massal yang dipicu oleh bulan setiap Desember di Great Barrier Reef, Australia.

Setiap tahun, ratusan spesies koral memijah secara bersama-sama. Berbagai faktor lingkungan, seperti temperatur, salinitas, dan ketersediaan pangan, berkontribusi terhadap waktu terjadinya peristiwa tersebut, tapi level cahaya bulan tampaknya menjadi pemicu utama. Ketika cahaya bulan tepat, ratusan koral akan melepas sperma dan telurnya secara sinkron, yang meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.

Baca: Ada Astronot Tanpa Pakaian Antariksa, Misi Bulan Apollo 17 Palsu?

Simak artikel menarik lainnya tentang bulan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | PROCEEDINGS OF THE ROYAL SOCIETY B

Berita terkait

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

27 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

31 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

47 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

55 hari lalu

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

26 Februari 2024

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

29 Januari 2024

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

Pulihnya perangkat dan panel surya SLIM akibat perubahan arah sinar matahari di bulan.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

22 Januari 2024

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

Panel surya macet, wahana antariksa Jepang SLIM di Bulan bergantung masa hidup baterai. Saat ini sudah hilang sinyal.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

20 Januari 2024

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

Mengapa misi pendaratan 'penembak jitu di bulan' Jepang penting?

Baca Selengkapnya

NASA Tunda Misi Artemis Berawak Pertama ke Bulan hingga September 2025

10 Januari 2024

NASA Tunda Misi Artemis Berawak Pertama ke Bulan hingga September 2025

Artemis 2, yang tadinya dijadwalkan untuk diluncurkan pada November 2024, kini menargetkan September 2025.

Baca Selengkapnya