Gerbang Neraka Itu Nyata, Sangat Mistis, Aromanya Membunuh

Kamis, 22 Februari 2018 12:15 WIB

Ilmuwan dari University of Duisburg-Essen, Jerman, menemukan kandungan karbondioksida (CO2) di kota kuno Hierapolis atau yang lebih dikenal sebagai Gerbang Neraka. (Daily Mail).

TEMPO.CO, Denizli - Sebuah kuil kuno Yunani di Denizli, Turki, disebut para arkeolog sebagai Gerbang Neraka. Julukan itu bukan tanpa sebab. Seperti yang dilansir laman Daily Mail, 19 Februari 2018, tempat itu memiliki kandungan gas beracun yang dapat membunuh hewan.

Gerbang tersebut berada disebuah kota kuno bernama Hierapolis yang terletak di provinsi Denizli, Turki. Gerbang yang dianggap sebagai pintu masuk ke dunia bawah ini digunakan untuk melakukan ritual pengorbanan oleh orang Romawi, di mana seorang imam dikebiri dan berjalan melalui pintu tersebut dengan sapi jantan sehat.

Dalam ritual tersebut, sapi jantan akan mati, tapi sang imam akan kembali dengan selamat. Hingga sekarang, para ilmuwan percaya bahwa orang Romawi tidak mengetahui alasannya dan disangkutkan dengan hal-hal mistis. Namun, para ahli percaya bahwa fenommena misterius berkaitan dengan tata letak kuil dan apa yang terkandung di dalamnya.

Kota kuno Hierapolis didirikan sekitar 190 sebelum Masehi oleh Raja Pergamus Yunani, Eumenes II. Kota ini kemudian diambil alih oleh orang Romawi pada 133 sebelum Masehi. Di bawah kekuasaan Romawi, kota ini berkembang. Memiliki kuil yang dianggap memiliki mata air berkhasiat untuk penyembuhan.

Misteri pun terungkap. Periset dari Universitas Duisburg-Essen Jerman menemukan unsur senyawa karbon dioksida (CO2) pada tanah di mana sapi tersebut mati.

Advertising
Advertising

Kota ini berada di wilayah yang sangat aktif dalam hal geologi, dengan sumber mata air panas yang memiliki celah sehingga memunculkan kabut. Sehingga dijuluki pintu gerbang ke neraka. Para ahli menemukan tingkat gas yang berpotensi mematikan terkandung dalam uap pada siang hari saat mata hari bersinar.

Sepanjang malam, kabut ini terbentuk menjadi danau CO2 di dasar area tertutup. Kadarnya mencapai 35 persen pada pagi hari dengan ketinggian 15 inci atau 40 sentimeter di atas lantai area tersebut. Hal itu cukup untuk menimbulkan kematian satwa.

Ahli geologi gunung berapi, Hardy Pfanz, mengatakan bahwa orang Romawi menganggap mitos terkait bau yang matikan itu. "Bau yang dapat membunuh itu hanya mitos,”: ujar dia.

Temuan tersebut ditulis dalam Journal Archaeological and Anthropological Science edisi 12 Februari 2018 dengan judul "Deadly CO2 gases in the Plutonium of Hierapolis (Denizli, Turkey)".

Simak artikel menarik lainnya tentang gerbang neraka hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | JOURNAL ARCHAEOLOGICAL AND ANTHROPOLOGICAL SCIENCE

Berita terkait

Mengenal Sumur Barhout yang Disebut Gerbang Neraka

23 Mei 2023

Mengenal Sumur Barhout yang Disebut Gerbang Neraka

Viral suatu tempat di belahan Bumi barat Sumur Barhout yang kerap disebut "gerbang neraka".

Baca Selengkapnya

Gerbang Neraka di Turkmenistan Mau Ditutup Pemerintah, Apa Isinya?

10 Januari 2022

Gerbang Neraka di Turkmenistan Mau Ditutup Pemerintah, Apa Isinya?

Pemerintah Turkmenistan akan menutup gerbang neraka yang ditemukan pada 1970-an.

Baca Selengkapnya