TEMPO.CO, Washington - Jelajahi foto-foto setiap kru Stasiun Antariksa Internasional (ISS) sejak tahun 1998 dan Anda tidak akan menemukan satu pun astronot resmi dari Cina.

Baca: Cina Ungkap Desain Pengebom Hipersonik Berkecepatan Mach 7

Kelihatannya aneh, terutama mengingat program luar angkasa Cina yang berkembang. Negara ini menjadi negara ketiga yang pernah meluncurkan manusia ke luar angkasa pada tahun 2003 dan terus berkembang sejak saat itu.

Tapi, alasan di balik ketiadaan itu belum tentu karena Cina tidak mau terlibat. Itu karena mereka dilarang berpartisipasi.

"Disebutkan bahwa Cina ingin membeli konsorsium Stasiun Antariksa Internasional, sebuah program yang pasti dapat menggunakan uang, namun dilarang karena penolakan AS," menurut artikel ForeignPolicy.com pada 2013.

Pada tahun 2011, kritikus pemerintah Cina yang juga anggota Partai Republik asal Virginia, Frank Wolf, mempelopori langkah yang melarang Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih dan NASA berkolaborasi dengan Cina dalam kegiatan ilmiah apapun, menurut sebuah artikel Forbes tahun 2011.

"Kami tidak ingin memberi mereka kesempatan untuk memanfaatkan teknologi kami, dan kami tidak memiliki keuntungan untuk berurusan dengan mereka," kata Wolf dalam artikel Forbes.

"Cina memata-matai kami, dan setiap agen pemerintah AS terkena serangan cyber. Mereka mencuri teknologi dari setiap perusahaan besar di AS. Mereka telah mengambil teknologi dari NASA, dan mereka telah membobol komputer-komputer [National Science Foundation]. Anda sebutkan perusahaannya, dan orang Cina mencoba mendapatkan rahasianya. "

Amandemen Wolf telah berlangsung selama tujuh tahun. Wolf, yang berasal dari Virginia Utara dekat Washington DC, pensiun pada tahun 2015 setelah 17 tahun bertugas.

Tapi Cina tentu tidak tinggal diam menunggu Amerika Serikat memasukkan mereka ke dalam klub luar angkasa. Sejak mengirim manusia ke luar angkasa 15 tahun yang lalu, negara tersebut telah melakukan spacewalk, mendaratkan sebuah rover di bulan dan meluncurkan versi stasiun luar angkasa miliknya pada tahun 2011, menurut CBC News Kanada.

Cina juga merencanakan sebuah misi rover ke Mars yang akan diluncurkan pada 2020, CBC News menyatakan, dan berharap untuk menjadi negara pertama yang melakukan penyelidikan terhadap sisi jauh dari Bulan.

Sementara itu, Cina membuat sebuah langkah menuju keterlibatan dengan stasiun luar angkasa tahun lalu ketika eksperimen sains Cina diizinkan ikut.

Percobaan tersebut, yang dipasang di sisi stasiun luar angkasa AS, berfokus pada penelitian DNA dan menjawab pertanyaan seperti bagaimana "gravitasi mikro menyebabkan mutasi di antara gen yang membuat kode antibodi," menurut artikel Space.com 2017.

Namun kecakapan luar angkasa Cina menjadi perhatian pejabat federal dan para ahli. Program luar angkasa Cina memiliki "komponen militer yang sangat tinggi," menurut pejabat yang berbicara dalam pertemuan Dewan Antariksa Nasional di Florida hari Rabu, 21 Februari 2018.

Baca: Beracun, Stasiun Antariksa Cina Diperkirakan Menabrak Bumi Maret

"Kenyataan mendasarnya adalah ketika kita berinteraksi dengan program luar angkasa Cina, pada dasarnya kita berinteraksi dengan militer Cina," kata Dean Cheng, seorang analis kebijakan untuk Heritage Foundation yang memberi kesaksian pada pertemuan tersebut pada hari Rabu.

CHRON