Pakar Padi Hibrida India: Asia Tenggara Gagal Tiru Cina

Rabu, 28 Februari 2018 13:23 WIB

Sebanyak 247 ahli padi hibrida berkumpul di Yogyakarta. Kredit: Tempo/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar padi hibrida terkemuka India Profesor Ebrahimali Abubacker Siddiq dari The Professor Jayashankar Telangana State Agricultural University, India, menyebutkan negara-negara Asia Tenggara tidak berhasil meniru Cina, negara paling maju yang menerapkan pengembangan teknologi padi hibrida.

Baca: Indonesia Masih Kekurangan Peneliti Padi Hibrida

Cina punya 55,5 persen lahan padi hibrida dari total sawah yang mereka punya. Sedangkan, di negara-negara Asia Tenggara, di antaranya Indonesia dan Filipina kurang dari 10 persen dari total luas sawah mereka.

Profesor Ebrahimali menyentil pemerintah negara-negara Asia Tenggara yang tidak memberikan dukungan dana memadai untuk penelitian dan pengembangan benih hibrida dalam simposium The International Rice Research Institute (IRRI) di Yogyakarta, 27 Februari-1 Maret 2018.

Acara itu mempertemukan 257 pakar padi hibrida dari 12 negara. Mereka saling berbagi pengalaman dan melihat perkembangan padi hibrida dunia.

Ebrahimali dikenal sebagai ilmuwan yang meneliti genetika dan pemuliaan tanaman. Ia menerima penghargaan tertinggi dari Pemerintah India karena ketekunannya mengembangkan padi hibrida.

Advertising
Advertising

Menurut dia, di Asia Tenggara padi hibrida dipandang kurang menarik dan tidak konsisten menghasilkan keuntungan. Padi jenis ini rentan terhadap penyakit dan hama. Selain itu, hibrida hanya cocok ditanam dengan dukungan musim dan ekologi yang baik. “Ongkos untuk membeli benih hibrida mahal. Di Cina benih hibrida murah,” kata Ebrahimali.

Untuk mempertahankan teknologi pengembangan padi hibrida, menurut dia, perlu kemudahan dalam pertukaran plasma nuftah antar-negara. Ini penting untuk mendorong partisipasi aktif program pengujian hibrida internasional.

Menurutnya, penelitian padi hibrida seharusnya diperbanyak dan perlu perlindungan melalui hak kekayaan intelektual. Kalangan swasta juga perlu diberi ruang lebih leluasa untuk meneliti padi hibrida.

Hal lainnya yang tidak kalah penting, kata dia, adalah pemerintah di negara Asia Tenggara harus berkomitmen untuk menyediakan dukungan dana yang memadai untuk riset dan pengembangan padi hibrida. “Perlu kebijakan tegas mengenai metode pemuliaan-seleksi dan metodologi produksi benih inovatif padi secara progresif,” kata dia.

Peneliti padi hibrida dari Badan Litbang Pertanian, Satoto, mengatakan jumlah peneliti padi hibrida sangat sedikit. Dia mencontohkan di timnya hanya ada lima orang peneliti. Jumlah peneliti padi hibrida Indonesia, kata dia, kalah jauh ketimbang Cina yang setiap distrik punya seorang profesor yang ahli padi hibrida.

Indonesia mengimpor induk benih padi dari Cina dan India karena Badan Litbang Pertanian tidak diberi mandat untuk melakukan komersialisasi. Perakitan benih ada di Badan Litbang, tapi pemegang lisensinya bisa siapa saja.

“Bicara padi hibrida bicara bisnis. Petani harus beli benih setiap musim tanam,” kata Satoto. Itu alasan mengapa Indonesia mengimpor indukan benih padi hibrida dari Cina dan India.

Satoto menyebut tidak ada aturan tentang pengadaan benih padi hibrida. Dari total 19 benih padi hibrida yang dikeluarkan Badan Litbang, tujuh di antaranya telah mendapatkan lisensi.

Deputi Direktur Jenderal IRRI dari Filipina, Bruce J. Tolentino, menyebutkan tahun 2030, dunia harus menghasilkan 135 juta ton beras untuk memenuhi konsumsi beras secara global. Jumlah itu 30 persen lebih tinggi dibanding 2010.

Baca: Inovasi Bioteknologi Padi Ciherang Aromatik Diluncurkan

Padi hibrida punya produktivitas lebih tinggi ketimbang padi non-hibrida. Dalam kondisi iklim dan budidaya yang ideal, panenan padi hibrida bisa mencapai 20 persen lebih tinggi. Itulah mengapa padi hibrida diperlukan untuk mencukupi konsumsi masyarakat dunia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

4 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

7 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

7 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

9 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

10 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

10 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

11 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

45 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

53 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya