Riset Terbaru di AS Temukan Salah Satu Penyebab Insomnia

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Nurdin Saleh

Jumat, 16 Maret 2018 13:44 WIB

Ilustrasi insomnia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Insomnia menjadi masalah besar bagi banyak orang. Tak sedikit penderitanya yang mendapat bonusnya berupa komplikasi psikologis, seperti depresi. Bahkan, menurut studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Molecular Psychiatry edisi 8 Maret 2018, banyak yang berujung pada diabetes tipe 2. Studi berjudul "Genome-wide Analysis of Insomnia Disorder" itu menyatakan alasan utama insomnia adalah genetika.

Penelitian yang dipimpin Murray Stein, pakar psikiatri dari University of California di San Diego, Amerika Serikat, ini memperkuat studi sebelumnya yang terbit dalam jurnal Cell edisi 6 April 2017. Dalam riset itu, tim ilmuwan gabungan Amerika-Turki menyatakan bahwa gen CRY1-gen yang bertanggung jawab atas jam sirkadian-bermutasi. Jam sirkadian adalah proses biologis yang berpatokan pada siklus 24 jam atau siklus pagi-malam yang mempengaruhi sistem fungsional tubuh manusia.

Baca: NASA Ungkap 10 Jenis Tanaman untuk Melawan Insomnia

Penyebabnya belum diketahui. Namun, imbasnya jelas, sekelompok orang tersebut mengalami gangguan fase tidur tertunda. Orang dengan gen CRY1 yang bermutasi akan memiliki jam sirkadian yang berjalan lebih lama. Jadi, tidur dan bangun kembali lebih telat ketimbang orang dengan gen yang tidak bermutasi.

Insomnia atau sulit tidur memang memiliki efek buruk pada tubuh seseorang. Dari menurunkan tekanan darah hingga berbagai masalah kesehatan jangka panjang, seperti serangan jantung dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Dalam studi terbaru, Stein dan tim mulai melihat varian gen spesifik yang bertanggung jawab atas insomnia. "Kami menganalisis gen-gen yang berhubungan dengan insomnia," kata Stein, seperti dilansir dari laman Science Daily. Mereka melihat sampel DNA dari 33 ribu tentara angkatan darat Amerika yang masuk dalam program Army Study to Assess Risk and Resilience in Service members (STARSS).

Advertising
Advertising

Tim memisahkan data gen tentara keturunan Eropa, Afrika, dan Latin agar bisa mengidentifikasi garis keturunan leluhur yang lebih spesifik. Stein dan tim juga membandingkan hasil mereka dengan dua penelitian terbaru yang menggunakan data dari Biobank Inggris.

Hasilnya, studi ini kian menegaskan peran genetika dalam insomnia. Selain itu, terdapat hubungan genetik yang kuat antara insomnia dan diabetes tipe 2. Di antara peserta keturunan Eropa, bahkan, insomnia juga menyebabkan depresi berat.

"Korelasi ini menunjukkan bahwa insomnia, diabetes tipe 2, dan depresi berat memiliki hubungan genetika yang sama dalam fenotipe," kata Stein dan tim dalam jurnal. Fenotipe adalah suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, maupun perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme. Pengertian fenotipe mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu organisme.

Kalau dalam studi 2017 terungkap ada gen CRY1 bermutasi, Stein dan tim melihat varian spesifik pada kromosom 7. Kromosom ini sangat erat hubungannya dengan gen AUTS2, yang bisa memberi informasi soal konsumsi alkohol, perkembangan otak, dan sinyal listrik yang berhubungan dengan tidur.

Stein menegaskan, penelitian tentang insomnia penting karena komplikasinya bisa menyebabkan risiko genetik yang terkait dengan gangguan kejiwaan dan penyakit metabolik. Dia dan tim menyarankan penderita insomnia untuk tidur tak terlalu larut dan bangun pada pagi hari; menghindari lampu terang, termasuk cahaya laptop dan ponsel, sebelum tidur; dan tak lupa berjemur pada pagi hari.

MOLECULAR PSYCHIATRY | SCIENCE DAILY | CELL | EUREKA ALERT | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

3 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

12 hari lalu

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

Penelitian selama 10 tahun menemukan empat tipe tidur pada lebih dari 3.000 orang. Apa saja dan pengaruhnya pada kesehatan?

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

20 hari lalu

Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.

Baca Selengkapnya

Seluk-beluk Microsleep, Salah Satu Penyebab dari Kecelakaan Lalu-Lintas

25 hari lalu

Seluk-beluk Microsleep, Salah Satu Penyebab dari Kecelakaan Lalu-Lintas

Microsleep dapat terjadi siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, terutama saat mereka terlibat dalam aktivitas yang monoton dan saat kurang tidur.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

28 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

49 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

49 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya