Karyawan Protes Keterlibatan Google dalam Program Pentagon

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Jumat, 6 April 2018 06:30 WIB

CEO Google Sundar Pichai meluncurkan situs baru Google.ai. Kredit: AOL/Engadget

TEMPO.CO, Washington - Ribuan karyawan Google, termasuk puluhan insinyur senior, telah menandatangani surat yang memprotes keterlibatan perusahaan itu dalam sebuah program Pentagon.

Program itu menggunakan kecerdasan buatan untuk menginterpretasikan citra video dan dapat digunakan untuk meningkatkan penargetan serangan drone, sebagaimana dilaporkan The New York Times, 4 April 2018.

Baca: Asyik, Kini Bisa Ngobrol Bahasa Indonesia dengan Google Assistant

Surat itu, yang beredar di Google dan telah mengumpulkan lebih dari 3.100 tanda tangan, mencerminkan bentrokan budaya antara Silicon Valley dan pemerintah federal. Bentrokan itu diperkirakan akan meningkat saat kecerdasan buatan semakin digunakan untuk tujuan militer.

“Kami percaya bahwa Google tidak boleh berada dalam bisnis perang,” kata surat itu, yang ditujukan kepada Sundar Pichai, CEO Google. Surat ini meminta Google keluar dari Proyek Maven, program percontohan Pentagon, dan mengumumkan kebijakan bahwa perusahaan itu tidak akan pernah membangun teknologi perang.

Sejak awal, Google telah mendorong karyawannya untuk berbicara tentang masalah yang melibatkan perusahaan. Google menyediakan papan pesan internal dan jejaring sosial tempat para pekerja menantang manajemen soal produk dan kebijakan perusahaan.

Advertising
Advertising

Karyawan Google telah menyebarkan petisi protes tentang berbagai masalah, termasuk Google Plus, yang tertinggal oleh Facebook, dan sponsor Google terhadap Konferensi Aksi Politik Konservatif.

Karyawan mengajukan pertanyaan tentang keterlibatan Google di Project Maven pada rapat perusahaan baru-baru ini. Pada saat itu, Diane Greene, yang memimpin bisnis infrastruktur awan Google, membela kesepakatan itu dan berusaha meyakinkan karyawan.

Beberapa eksekutif top Google memiliki koneksi Pentagon yang signifikan. Eric Schmidt, mantan ketua eksekutif Google dan masih menjadi anggota dewan eksekutif Alphabet, perusahaan induk Google, bekerja di badan penasehat Pentagon, Dewan Inovasi Pertahanan, seperti halnya wakil presiden Google, Milo Medin.

The Verge melaporkan bahwa perusahaan lain, seperti Amazon dan Microsoft, juga telah bekerja dalam proyek pertahanan, tetapi karyawan Google yang mendukung surat petisi itu tidak melihat ini sebagai cara untuk mendukung pekerjaan Google di Project Maven.

Baca: Google Tutup Layanan Penyingkat URL Goo.gl

Di masa lalu, Google telah berhati-hati untuk terlibat dengan penelitian militer. Pada 2013, Google menolak dana dari Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) setelah membeli serangkaian perusahaan robotika yang memiliki hubungan dengan organisasi penelitian militer itu.

NEW YORK TIMES | THE VERGE

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

6 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

14 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

17 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

18 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

20 hari lalu

Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar semakin dekatnya pengakuan untuk Negara Palestina oleh tiga negara Eropa.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

21 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

33 hari lalu

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.

Baca Selengkapnya

Meski Dibangun 1.000 Tentara AS, Pentagon: Pelabuhan Gaza Baru Siap Setelah 60 Hari

55 hari lalu

Meski Dibangun 1.000 Tentara AS, Pentagon: Pelabuhan Gaza Baru Siap Setelah 60 Hari

Pentagon menyatakan rencana Presiden Joe Biden untuk membangun pelabuhan terapung militer untuk mempercepat bantuan ke Gaza memerlukan waktu 60 hari

Baca Selengkapnya

Pentagon: Tiga Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Garda Nasional AS

56 hari lalu

Pentagon: Tiga Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Garda Nasional AS

Pentagon mengKonfirmasi tiga orang tewas dalam kecelakaan helikopter Garda Nasional AS di dekat perbatasan Texas-Meksiko.

Baca Selengkapnya