Sebelum Observatorium Timau, Warga Kupang Sudah Akrabi Astronomi

Kamis, 5 Juli 2018 14:02 WIB

Ilustrasi-Observatorium. wikipedia.org KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat tradisional Kupang ternyata tidak asing dengan astronomi. Itu menjadi salah satu alasan dibangunnya fasilitas observatorium di lereng Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca: Kisah Ahli Astronomi Berburu Exomoon: Mencari Kehidupan Baru

Mereka sudah menggunakan bintang-bintang sebagai penanda waktu dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu mata pencaharian masyarakat di sekitar Gunung Timau adalah memanen madu lebah hutan (Apis dorsata) di sekitar Gunung Timau dan Mutis.

Menariknya, berdasarkan keterangan yang diterima Tempo baru-baru ini, masyarakat memakai gugus bintang Pleiades untuk menentukan kapan madu hutan boleh dipanen. Mereka memanen madu saat Pleiades, dalam bahasa mereka disebut sebagai Maklafu (yang berarti sampah), terbit di timur ketika ternak masuk kandang (jam 6 sore).

Selain itu, dalam kegiatan menggarap lahan pertanian, masyarakat juga memakai posisi bintang untuk menentukan kapan memulai menggarap sawah. Hal ini karena mereka hanya mengandalkan hujan sebagai sumber air untuk mengairi sawah.

Masa awal cocok tanam ditandai dengan terbitnya empat bintang yang mereka sebut sebagai Kuaha’in. Dari telaah awal tim Pussainsa LAPAN, ternyata bintang yang dimaksud diduga sebagai bintang-bintang: Capella, Betelgeuse, Sirius dan Procyon.

Advertising
Advertising

Di samping Kuaha’in, ada juga Nua’in (dua bintang) yang diduga bintang Aldebaran dan Rigel. Kedua bintang tersebut dipakai ketika terbitnya Kuaha’in tidak disusul dengan turunnya hujan.

Konstelasi Orion juga mereka pakai sebagai pedoman awal bercocok tanam. Tiga bintang di sabuk Orion (Mintaka, Alnitak, Alnilam) yang mereka sebut Aloi Tua dan digambarkan sebagai dua orang yang sedang mengangkat guci (atau dalam bahasa mereka kumbang) berisi sopi (minuman tradisional masyarakat Kupang).

Terbitnya ketiga bintang tersebut berada di timur menjelang Matahari terbit sebagai penanda awal musim tanam. Namun, tradisi memakai benda langit sebagai panduan kegiatan masyarakat sudah mulai ditinggalkan.

Dengan dibangunnya Observatorium Nasional, diharapkan bisa mendorong masyarakat Kupang untuk mengenal tradisi leluhur dalam memanfaatkan astronomi bagi kehidupan masyarakat. Ini juga membuka kesempatan bagi para akademisi untuk melakukan studi lintas disiplin ilmu seperti etno-astronomi yang lebih mendalam.

Simak artikel menarik lainnya tentang astronomi dan Observatorium Timau di kanal Tekno Tempo.co

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

27 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

32 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

32 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

33 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

27 Januari 2024

Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Pembangunan Observatorium Timau dirintis sejak 2017.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Kisah Sinar Gamma di Luar Galaksi Bima Sakti Ganggu Atmosfer Bumi

15 November 2023

Kisah Sinar Gamma di Luar Galaksi Bima Sakti Ganggu Atmosfer Bumi

Semburan sinar gamma di galaksi jauh mengganggu atmosfer bagian atas bumi.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya