Ilmuwan Penerima BJ Habibie Award: Ramah Lingkungan itu Sehat

Rabu, 18 Juli 2018 12:10 WIB

Eniya Listiani Dewi saat menjelaskan proses perubahan gas hidrogen menjadi listrik dengan teknologi fuil cell di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong, Tangerang, Jum'at, 13 Juli 2018. Tempo/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan pencipta inovasi teknologi energi fuel cell, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan awal mula hadirnya teknologi tersebut hingga mendapatkan BJ Habibie Technology Award 2018. Inovasi yang dirancangnya tersebut bisa mengubah gas hidrogen menjadi listrik.

Eniya memenuhi beberapa kriteria penilaian untuk dapat menerima BJHTA 2018 yakni, invention for technology advancement, recognition of international journals, recognition of papers international symposiums, recognition of the leadership of scientific association dan recognition of the patent.

Baca juga: Ilmuwan Perempuan Ini Raih BJ Habibie Technology Award 2018

"Awalnya waktu SMA saya menyukai apapun yang berbau ramah lingkungan. Semua yang berbau ramah lingkungan itu sehat. Setelah kuliah di Jepang dan pulang saya bicara masalah baterai, yang ternyata Deputi saya menyarankan fuel cell," ujar Eniya saat ditemui Tempo di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong, Tangerang pada akhir pekan lalu.

Setelah lulus dari SMA 1 Magelang pada 1992, Eniya bergabung dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dan mendapatkan beasiswa STAID yang merupakan program BJ Habinie untuk melanjutkan pendidikan S1 di Waseda University. Kemudian setelah itu pulang dan kembali bergabung di bidang energi BPPT. Saat ini Eniya menjabat sebagai Deputi Kepala BBPT Bidang Teknologi Agroindustri Bioteknologi.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ilmuwan Temukan Partikel Hantu Neutrino di Antartika

Teknologi fuil cell kapasitas 2,5 kilowatt buatan Eniya Listiani Dewi. TEMPO/Khory

Setelah mendapatkan saran dari salah satu Deputi BPPT saat itu, Eniya berujar bahwa dirinya paham betul mengenai fuel cell. Namun, kata dia, penerapan fuel cell di Indonesia membutuhkan waktu yang lama.

"Saya bilang begitu, karena masih future, tapi koor kompeten saya memang disitu dan bisa diaplikasikan seperti baterai. Bisa pakai fuel cell karena sistemnya cuma anoda dan katoda, sama persis seperti baterai," kata ibu dengan tiga anak itu.

Perbedaan antara baterai dengan fuel cell, kata dia, adalah asupan bahannya saja, tapi barangnya memilili manfaat yang sama. Baterai menggunakan bahan serbuk logam, sedangkan fuel cell memakan gas hidrogen. Berangkat dari saran tersebut, wanita yang berusia 44 tahun itu mulai mencoba mengembangkan fuel cell berbahan hidrogen di Indonesia.

Baca juga: Ilmuwan Ini Berhasil Menangkap Pelangi: Simak Kisahnya

"Karena dulu waktu di Waseda, saya sebenarnya ingin mengaplikasikan fuel cell, tapi tidak diperbolehkan sama profesor saya karena menggunakan hidrogen. Alasannya berbahaya. Profesor meminta saya untuk pakai baterai oksigen saja," tambah dia. "Hidrogen itu kan fasilitasnya khusus jadi di laboratorium saya kalau untuk percobaan temporari saja, harus diruangan khusus dengan lubang udara."

Proses perubahan gas hidrongen menjadi listrik adalah dimulai dari memasukkan metanol yang bereaksi pada karbon. Kemudia ada katalis yang melewati membran, lalu bertemua dengan oksigen atau udara. Melalui proses tersebut, nantinya liquid fuil berubah menjadi listrik.

Baca juga: Ilmuwan: Robot Seks Tidak Punya Manfaat Medis

Simak kabar terbaru dari ilmuwan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

5 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

10 November 2023

Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Ilmuwan menunjukkan cara mengubah tanah bulan menjadi subur untuk pertanian.

Baca Selengkapnya