Avast: Waspada Pembobolan Data Lewat Aplikasi Travel

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Kamis, 19 Juli 2018 14:09 WIB

Ilustrasi hacker. foxnews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bastien Dubuc, Country Manager Consumer di perusahaan keamanan digital Avast, menyatakan penjahat siber juga memasuki website dan aplikasi travel online. Di antaranya, yakni sektor perhotelan dan sektor transportasi.

Baca juga: Ekonom Ingatkan Bitcoin Bisa Dibobol Hacker

"Hal tersebut merupakan jalan masuk para penjahat siber," ujar Dubuc, seperti keterangan pers yang diterima Tempo, Kamis 19 Juli 2018

Menurut Dubuc, peretas (hacker) akan mencari saat para konsumen lengah. "Setiap kerentanan akan menjadi kesempatan untuk mereka," ujarnya. Menrutud dia, pengguna internet yang kepalanya telah terpenuhi dengan rencana dan mimpi untuk berlibur, merupakan target yang ideal bagi peretas.

Baca juga: Ini 3 Hacker Mahasiswa yang Retas Ratusan Web di 44 Negara

Advertising
Advertising

"Jarang para pengguna memikirkan risiko cyber yang dapat ditimbulkan web atau aplikasi booking hotel atau transportasi untuk liburan," ujar Dubuc. Menurut dia, pemikiran seperti itu adalah salah besar.

Karena memesan via online, kata Dubuc, sama saja dengan membagikan informasi personal Anda secara online, seperti data perbankan. "Data ini merupakan hadiah besar untuk para penjahat," kata dia.

Dubuc memberikan tips untuk agar kita terhindar dari pencurian data. Berikut tipsnya:

Baca juga: Hacker Cina juga Diduga Jebol Kantor Intelejen Australia

1. Waspada temail phishing
Email yang terlihat tidak legal dan mencurigakan harus dibuka dengan hati-hati. Jika hal ini terjadi, lebih baik untuk anda tidak mengklik link dan attachment yang tertera, jika benar email tersebut adalah malicious, malware akan berpotensi mengatur perangkat pengguna dan memberikan akses kepada peretas untuk mencuri informasi seperti kredensial login atau nomor kartu kredit.

Pengguna internet juga dapat diarahkan menuju sebuat situs imitasi layaknya situs official dan diajak untuk "mengatur ulang password mereka", atau memasukkan data pribadi. Jika anda ragu-ragu, membuka halaman baru, hubungi perusahaan penyedia aplikasi tersebut, untuk memastikan bahwa email dikirim dari layanan mereka. Hal ini akan menghalang pencurian data.

2. Membuat Password yang Unik
Kata sandi terbaik adalah gabungan dari simbol yang bervariasi: huruf kapital, angka, dan karakter spesial dengan jumlah lebih dari delapan karakter. Untuk membuat pekerjaan peretas semakin sulit, kata yang tidak dikenali oleh kamus akan meningkatkan keamanan akun pengguna.

Dihadapkan dengan banyaknya website dan aplikasi, kreasi kata sandi yang unik sangat membatasi pengguna yang biasanya memilih kata sandi yang sama untuk semua akun. Untuk membantu orang yang biasanya enggan berurusan dengan kata sandi, alat pengatur kata sandi memungkinkan anda untuk mendapatkan kata sandi secara otomatis untuk setiap akun online anda.

3. Perhatikan "Https" dan Gembok berwarna hijau
Jika website tidak memiliki awalan "https' dan gembok hijau pada bar alamat, Anda sebaiknya tidak meneruskan berselancar di laman tersebut. Ini berarti website tersebut tidak menyediakan enkripsi yang disediakan oleh otoritas tepercaya.

4. Autentifikasi Dua Faktor
Hal ini memungkinkan untuk mengatur beberapa tingkatan proteksi yang akan menyulitkan orang yang tidak berwenang untuk mengakses informasi. Sebagai contoh, pengguna akan menerima kode unik pada telepon mereka setiap bertransaksi, dan memasukkannya pada situs guna menyelesaikan transaksinya. Ini berarti, jika penjahat cyber berhasil mendapatkan kata sandi konsumen, dia tidak dapat bertindak lebih jauh lagi dikarenakan dia tidak memiliki faktor kedua yang dibutuhkan.

5. Metode Pembayaran yang Aman
Idealnya, setiap transaksi keuangan secara online menggunakan kartu kredit harus dilakukan dengan proteksi dari pencurian. Kini, kebanyakan kartu kredit memungkinkan anda untuk melaporkan transaksi curang dalam kurun waktu 30 hari saat ditemukan kecurang tersebut pada pernyataan bank. Kalau tidak, kita dapat menggunakan servis pembayaran online seperti PayPal yang menolak memasukkan detail bank.

Baca juga: Mengintip Tempat Hacker Korea Selatan Berlatih Hadapi Korea Utara

Simak kabar terbaru dari Avast hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

4 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

9 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

31 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

54 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

55 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya