BMKG: Gerhana Bulan Berdampak pada Gelombang Tinggi
Reporter
Antara
Editor
Erwin Prima
Sabtu, 28 Juli 2018 08:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat perlu mewaspadai potensi kenaikan gelombang laut dampak dari pengaruh fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada Sabtu, 28 Juli 2018.
Baca:
BMKG: Gerhana Bulan Juli 2018 Langka, Terjadi 100 Tahun Lagi
Gerhana Bulan Total: Benarkah Jarak Dekat Mars ke Bumi Berbahaya?
"Sejumlah wilayah perlu mewaspadai gelombang tinggi, terutama di barat Sumatera dan selatan Jawa," kata Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo, Jumat, 27 Juli 2018.
Di sisi lain, saat ini masih ada potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan di Indonesia, sehingga masyarakat, terutama di daerah pesisir, perlu mewaspadai terjadinya rob atau banjir pasang air laut.
Kemungkinan gelombang laut dengan ketinggian 4-5 meter berpeluang terjadi terutama di daerah barat Sumatera, selatan Jawa, dan beberapa perairan lainnya yang saat ini terjadi gelombang tinggi.
Gerhana bulan membawa dampak terhadap pasang air laut, sehingga dengan kondisi saat ini, ada konsekuensi daya tarik akan menjadi dua kali lipat.
"Sebenarnya kondisi demikian bisa dihitung jam berapa mulainya terjadi pasang air laut dan ketinggiannya. Namun secara umum ada kecenderungan kenaikan level air laut," kata Mulyono.
Gerhana bulan total (GMT) berlangsung pada Sabtu dinihari, 28 Juli 2018, yang dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.
Gerhana bulan tersebut merupakan gerhana bulan total terlama dalam abad ini, yaitu sekitar 103 menit, dan akan dimulai pukul 00.13 WIB, sedangkan gerhana sebagian (parsial) dimulai pada pukul 01.24 WIB. Adapun gerhana total akan dimulai pada pukul 02.30 WIB.
Sementara itu, puncak totalitas gerhana bulan sekitar pukul 03.21 WIB dan gerhana total berakhir 04.14 WIB. Fenomena alam tersebut akan berakhir pada pukul 06.30 WIB setelah sebelumnya gerhana parsial berakhir pada pukul 05.19 WIB.
ANTARA