Pakar Lingkungan Daniel Murdiyarso Raih LIPI Sarwono Award

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 25 Agustus 2018 07:39 WIB

Prof. Daniel Murdiyarso. Kredit: CIFOR

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar bidang perubahan iklim dan lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Daniel Murdiyarso, menerima anugerah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), LIPI Sarwono Award XVII.

Baca: Bahas Lingkungan, Walhi Gelar Konsultasi Nasional di Medan

Wakil Kepala LIPI Bambang Subiyanto saat membacakan petikan keputusan Kepala LIPI untuk Anugerah LIPI Sarwono Award 2018 di Jakarta, Kamislalu , mengatakan pemberian anugerah ini mempertimbangkan jasa Prof Dr Daniel Murdiyarso dalam melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan kepakaran perubahan iklim dan lingkungan hidup.

Penganugerahan LIPI Sarwono Award merupakan penghargaan kepada perorangan yang telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan. Penghargaan ini diberikan bagi para ilmuwan yang mendedikasikan diri dan mengabdikan hidupnya untuk kemajuan sains.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam penyerahan penghargaan mengatakan Daniel Murdiyarso adalah ilmuwan Indonesia yang merupakan Guru Besar Ilmu Atmosfir Fakultas MIPA IPB.

Daniel Murdiyarso sebagai penerima LIPI Sarwono Award XVII adalah pakar iklim kehutanan, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta juga merupakan salah satu peneliti yang berkontribusi terhadap Nobel Perdamaian 2007 untuk Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Advertising
Advertising

Ia juga merupakan penerima Ahmad Bakrie Award di bidang Sains pada tahun 2010 dan merupakan salah satu peneliti senior di Center for Internation Forestry Research (CIFOR).

Pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah, ini aktif pula dalam penelitian terkait perubahan tata guna lahan, siklus biogeokimia, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Sejak 2002, pria berkacamata ini juga aktif sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

Pada 2000, pakar yang sekarang sedang fokus dengan perlindungan lahan basah di Indonesia ini pernah menjabat sebagai Deputi Kementerian Lingkungan Hidup. Secara pendidikan, menurut Handoko, Daniel menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Kehutanan IPB dan mendapatkan gelar PhD pada tahun 1985 dari Universitas Reading, Inggris.

Daniel memiliki 122 publikasi ilmiah dan berbagai buku terkait iptek perubahan iklim. "Beliau sangat pantas dianugerahi LIPI Sarwono Ward XVII," ujar Handoko.

Daniel mengatakan perjalanan sepi peneliti sering menolong untuk memahami hidup. "Biasanya cukup membosankan dan membuat bertanya apakah ini memang yang dipilih," ujarnya.

Sering kali topik penelitian tidak populer dan membahayakan pihak lain. Namun, menurut dia, sains memberikan tempat terhormat, terlebih jika dikaitkan dengan persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi setiap tahun di Indonesia.

Bukti sains sering kali dimintakan kepada peneliti terkait isu ini. "Sains diminta bicara soal proyek sejuta hektare lahan gambut di Kalimantan Tengah. Kita juga sedang mencari tahu dampak pembangunan jalan tol di Teluk Benoa, Bali," ujar Daniel.

Terkait perubahan iklim, ia mengatakan konservasi hutan sangat penting selain melakukan rehabilitasi. Sedangkan untuk penyebab perubahan iklim, Daniel mengatakan penggunaan energi fosil yang terlalu besar untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara, selain juga deforestasi yang besar, terjadi di Indonesia maupun di dunia.

"Perlu iptek dan peralatan yang memungkinkan untuk melakukan penilaian kandungan karbon biomassa yang saat ini dikurangi secara besar-besaran," ujar dia.

Simak artikel lainnya tentang pakar lingkungan Prof. Daniel Murdiyarso di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

4 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

7 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

8 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

8 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

13 hari lalu

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

Putusan sidang sengketa Pilpres 2024 akan dibacakan Senin, 22 April 2024. Berikut prediksi para pakar.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

20 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

26 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

28 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

33 hari lalu

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya