Riset: 1 dari 6 Hubungan Rusak Akibat Masalah Konektivitas
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Rabu, 19 September 2018 10:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset baru yang dilakukan Kaspersky Lab menunjukkan bahwa ketika seseorang tidak dapat menggunakan perangkatnya untuk berhubungan, hal yang umum muncul adalah kekhawatiran terhadap teman atau keluarga.
Baca: Riset: Perusahaan Teknologi Mendominasi Asia Tenggara pada 2030
Baca: Bagaimana Cara Bikin Air Paling Murni di Dunia? Simak Riset Ini
Baca: Tim Dokter Riset Unpad Temukan Cara Baru Obati TB Meningitis
"Konektivitas memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian bahwa tanpa akses ke perangkat, orang-orang seakan kehilangan arah dan kesempatan, bahkan merasa saling cemas satu sama lain," ujar VP untuk Pemasaran Produk Kaspersky Lab Dmitry Aleshin, Selasa, 18 September 2018.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika akses perangkat tidak memiliki koneksi, maka ada 51 persen keluarga dan para teman akan khawatir tentang keadaan orang terdekatnya, dan 45 persen memiliki perasaan cemas akan anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan jika sesuatu terjadi.
Aleshin memberikan contoh, pada suatu malam kita akan bertemu dengan pasangan untuk merayakan hari jadi. Namun, kata dia, tiba-tiba ada hal yang akan menyebabkan diri Anda terlambat sampai tujuan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi tahu pasangan untuk menghindari masalah yang timbul seperti pasangan yang merasa jengkel dan ditinggalkan. "Tapi ketika hendak memberikan kabar, baterai telepon habis sehingga tidak dapat memberi tahu pasangan. Ada kemungkinan hari jadi yang akan dirayakan tidak sesuai dengan yang diharapkan," lanjut Aleshin.
Kekhawatiran tentang tidak terkoneksi dan kaitannya dengan sebuah hubungan, sering dibenarkan. Dampak dari tidak terkoneksi antara lain mulai dari hal sederhana seperti hilangnya kesempatan berkencan sebanyak 21 persen.
Bahkan hingga hal paling kompleks dengan satu dari enam atau 15 persen mengaku memiliki masalah dengan orang yang dicintai sebagai akibat dari perangkat mereka yang kehabisan baterai, hilang atau dicuri. Tidak hanya hubungan yang rusak, namun banyak dari kita juga merasakan kekacauan saat tidak terkoneksi dengan internet yang menjadi bagian dalam gaya hidup.
"Ini jelas menunjukkan bahwa konektivitas berpengaruh secara signifikan pada hubungan. Jika tidak terkoneksi, maka akan ada seseorang yang dikecewakan. Ketika sikap terhadap keamanan perangkat lemah, risiko tersebut bisa jadi muncul," kata Aleshin. "Karena pasangan berharap untuk dapat saling memberi kabar, orang tua yang ingin mengetahui keberadaan anak-anaknya dan teman-teman yang tidak ingin diabaikan."
Selain itu, beberapa dari responden survei yang memiliki masalah konektivitas, seperlima atau 21 persen telah kehilangan kesempatan pendidikan atau bisnis, 16 persen merasa kehilangan arah.
Dan satu dari sepuluh atau 13 persen telah kehilangan kesempatan bersosialisasi seperti berkumpul dengan kerabat, akibat dari perangkat tidak terkoneksi Internet.
Terlepas dari ketergantungan mereka untuk tetap terhubung, 18 persen responden tidak melakukan apa pun untuk menjaga agar perangkat mereka tetap terhubung. Hanya 34 persen yang mengontrol tingkat baterai mereka dan hanya satu dari lima atau 22 persen yang secara teratur memeriksa kesehatan perangkat mereka.
"Melihat kondisi demikian, maka menjadi penting untuk selalu menjaga agar perangkat tetap terhubung dengan baik," lanjut Aleshin.
Simak artikel lainnya tentang berbagai riset di kanal Tekno Tempo.co.