Selamatkan Badak Sumatera, 5 Organisasi Internasional Bergabung

Senin, 24 September 2018 12:56 WIB

Seekor badak Sumatera bercula dua (DicerorhinusSumatrensis) bernama `Harapan` berjalan di ruang karantina di hutan kawasan Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, 3 Desember 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Lima organisasi konservasi nirlaba internasional membentuk konsorsium untuk menyelematkan badak Sumatera. Kelima organisasi tersebut, yakni Global Wildlife Conservation, International Rhino Foundation (IRF), International Union for Conservation of Nature (IUCN-SSC), National Geographic Society, dan WWF. Hal tersebut merupakan upaya jangka panjang untuk mendukung program pemerintah.

Baca juga: Hari Badak Nasional, WWF: Badak Indonesia Kritis

"Tantangan besar ini tidak dapat dijalani oleh satu organisasi saja. Kami IUCN-SSC, merasa bangga berada dalam aliansi yang kuat dan luar biasa ini, dan kami yakin bahwa kita akan melihat badak Sumatera berkembang biak sekali lagi," ujar Ketua IUCN-SSC Jon Paul Rodriguez, dalam keterangan tertulis, Ahad, 23 September 2018.

Kelima organiasasi tersebut dipimpun IUCN-SSC dan bergabung dalam rangka World Rhino Day pada 22 September 2018. Kurang dari 80 ekor badak Sumatera tersisa di dunia, menurut Rodriguez spesies tersebut dikatakan menghadapi kepunahan, bila tidak ada intervensi manusia untuk menyelamatkannya.

Baca juga: Populasi Badak Sumatera Kritis, Perlu Konservasi Mirip Jawa

Advertising
Advertising

Menurut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno, menyelamatkan badak Sumatera dari kepunahan merupakan prioritas utama pemerintah Indonesia.

"Hadirnya ahli-ahli konservasi spesies, dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat setempat, kami telah menyiapkan Rencana Aksi Darurat untuk badak yang menyerukan dibentuknya program pengembang biakan konservasi nasional," tambah Wiratno. "Proyek penyelamatan badak Sumatera akan menjadi sangat penting dalam upaya ini dan kami menyambut baik dan mendukung koalisi ini."

Setelah puluhan tahun diburu dan hutannya dirusak, ancaman terbesar yang dihadapi saat ini adalah jarak yang memisahkan populasi yang tinggal sedikit itu. Badak menghadapi risiko kemandulan bila tidak bisa bertemu pasangan untuk bereproduksi, akhirnya akan mati dengan sendirinya karena lama terisolasi.

Baca juga: Gading Gajah dan Cula Badak Masih Diperdagangkan di Australia

Dengan populasi yang terfragmentasi dan tersebar dalam kantong-kantong berukuran kecil di dua pulau terbesar di Indonesia, harapan kelestarian mereka bergantung pada kemampuan para pelestari. Untuk menemukan dan selanjutnya memindahkan mereka dengan aman ke fasilitas yang dirancang khusus.

"Tujuan kami bersama untuk membangun program pembiakan badak dengan menyatukan badak yang tidak dapat berkembang biak di alam liar, akan membantu mencapai mimpi kami, yaitu melihat generasi badak Sumatera berikutnya." Kata Barney Long, direktur senior konservasi spesies di Global Wildlife Conservation.

Sejak awal gerakan konservasi, organisasi dan peneliti individu telah bekerja untuk menyelamatkan dan melindungi spesies di seluruh dunia. Namun, terkadang saling bersaing untuk pendanaan, sumber daya, keahlian, dan akses.

Dengan adanya Aliansi Penyelamatan Badak Sumatera ini, kata Wiratno, akan membawa organisasi Internasional dan Indonesia, bersama-sama membuat dan menerapkan rencana kolaboratif untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah. Dan bekerja bersama-sama dengan mitra pelaksana di lapangan dan berkoordinasi erat dengan para pemimpin di pemerintahan untuk demi menuju kesuksesan.

Baca juga: Dalam Empat Tahun Populasi Badak Jawa di Ujung Kulon Bertambah

Simak artikel menarik lainnya tentang badak Sumatera hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

10 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

5 Maret 2024

Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.

Baca Selengkapnya

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

27 Februari 2024

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Melihat Atraksi Gajah, Ini 4 Aktivitas Menarik di Taman Nasional Way Kambas

16 Oktober 2023

Tak Hanya Melihat Atraksi Gajah, Ini 4 Aktivitas Menarik di Taman Nasional Way Kambas

Salah satu destinasi ekowisata terbaik di Indonesia adalah Taman Nasional Way Kambas di Lampung. Tak hanya bermain dengan gajah, Anda dapat melakukan beragam aktivitas menarik di sana.

Baca Selengkapnya

Seekor Badak Sumatera Lahir di Taman Nasional Way Kambas

2 Oktober 2023

Seekor Badak Sumatera Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Anak badak sumatera itu lahir dari induk bernama Ratu pada pukul 01.44 WIB, Sabtu, 30 September 2023.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.

Baca Selengkapnya

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.

Baca Selengkapnya