Buta Soal Tsunami Palu, Ini Kata BMKG

Senin, 1 Oktober 2018 09:51 WIB

Seorang pria melintasi puing-puing bangunan yang porak-poranda akibat gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. Jumlah korban akibat bencana ini diperkirakan masih berpotensi bertambah. AP/Rifki

TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengaku buta soal tsunami Palu yang menerjang Jumat sore lalu, 28 September 2018. Tsunami itu muncul pasca gempa kuat yang melanda Donggala, Palu, Sigi, dan sekitarnya.

Baca: Ahli ITB Duga Longsor Bawah Laut Picu Tsunami Palu, Ini Tandanya
Baca: Gelombang Pasang Berperan pada Tsunami Palu? Simak Penjelasannya

"Yang jadi masalah adalah tidak ada data monitoring muka air laut, sehingga kami benar-benar buta kondisi di Kota Palu," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Ahad, 30 September 2018.

Gempa bermagnitudo 7,4 hasil pemutakhiran data BMKG dari semula 7,7 itu terjadi pukul 17.02 WIB. BMKG kemudian mengeluarkan peringatan dini tsunami empat menit kemudian. "Sekitar enam menit setelah gempa, telah keluar peringatan dini potensi tsunami," kata Daryono.

Potensi tsunami ada, tapi petugas BMKG tidak bisa menghubungi petugas di daerah sana. Tujuannya untuk mengetahui soal tsunami. "Kita tidak bisa telepon, tidak bisa apa-apa," katanya. Waktu tiba tsunami di teluk Palu itu diketahui sekitar pukul 17.22 WIB.

Akhirnya setelah waktu kedatangan tsunami di teluk Palu terlampaui lewat 17.22 WIB, kata Daryono, pihaknya harus mencari konfirmasi tsunami lagi di tempat lain. Sasarannya ke Mamuju, dan di sana tercatat kenaikan air laut setinggi enam sentimeter pada pukul 17.27 WIB. BMKG menilai tsunami yang terjadi tergolong kecil.

Advertising
Advertising

"Akhirnya diakhiri, daripada di-bully seperti di Lombok atau Padang. Ternyata setelah diakhiri kok banyak video (tsunami) bermunculan," kata Daryono. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami itu pada pukul 17.36 WIB. "Bukan dicabut, kalau dicabut konteksnya kita salah dan membatalkan," ujarnya.

Sementara itu beberapa ahli geologi menyatakan tsunami yang terjadi karena kemungkinan kondisi teluk Palu yang curam dan dalam. Di teluk itu bisa terjadi longsoran yang mengakibatkan tsunami. "Peringatan dini tsunami kita itu tidak melibatkan longsoran, karena kita murni gempa tektonik," kata Daryono.

Pelajaran penting dari kasus Gempa Donggala ini, ujarnya, sistem perangkat peringatan dini di Indonesia belum sempurna. Sementara soal penyebab tsunami Palu, kata Daryono, masih tanda tanya besar. "Kalau lihat gerakan patahannya yang mendatar atau geser, sejarahnya nggak ada tsunami, kalau ada kecil banget," katanya.

Berita terkait

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

30 menit lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

2 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

2 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

8 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

15 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

18 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

18 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya