Terungkap, Ada Mikroplastik di Tinja Manusia: Simak Riset Berikut

Rabu, 24 Oktober 2018 16:23 WIB

Mikroplastik yang ditemukan dari sampel di Jalan Ketang-ketang, Pulo Gadung, Jakarta Timur. (Orb Media)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset terbaru menemukan mikroplastik dalam sampel tinja manusia dari berbagai negara. Studi tersebut menjadi percontohahan yang disajikan dalam konferensi tahunan Gastroenterologi Inggris-Eropa ke 26 di Wina, Austria, pekan ini.

Baca juga: Mikroplastik dalam Botol Air Mineralmu

"Secara pribadi, saya tidak berharap bahwa setiap sampel akan positif," ujar ketua peneliti dari Universitas Kedokteran Wina Philipp Schwabl, seperti dilansir laman NPR.org, pada Senin, 22 Oktober 2018. Schwabl dan rekan-rekan menemukan bahwa semua delapan sampel tinja mengandung partikel polypropylene dan polyethylene-terephthalate, yang merupakan komponen utama dari tutup botol plastik dan botol plastik.

"Apakah ini berbahaya bagi kesehatan manusia? Itu pertanyaan yang sangat penting dan kami merencanakan penyelidikan lebih lanjut," kata dia.

Baca juga: Temuan Mikroplastik Air Minum, Ini Tanggapan Menteri Lingkungan

Advertising
Advertising

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Kedokteran Wina dan Badan Lingkungan Austria, mengamati sampel tinja dari delapan orang yang berasal dari delapan negara berbeda, yakni Finlandia, Italia, Jepang, Belanda, Polandia, Rusia, Inggris, dan Austria. Setiap sampel tinja diuji positif hingga sembilan jenis plastik yang berbeda, dengan rata-rata 20 partikel plastik per 10 gram tinja.

Studi tersebut merupakan studi pertama yang membuktikan menemukan setiap orang mengonsumsi makanan sehari-hari dan diambil sampelnya dan semua mengandung plastik. Semua peserta yang diambil sampelnya mengonsumsi makanan yang telah dibungkus plastik serta minuman dalam botol plastik. Tak satu pun dari peserta adalah vegetarian dan enam dari mereka mengkonsumsi ikan mentah.

Schwabl menjelaskan bahwa mikroplastik mungkin memasuki aliran darah, sistem limfatik, dan bahkan mencapai hati. Dia mencatat dalam penelitian hewan dan ikan, mikroplastik telah terbukti menyebabkan kerusakan usus dan hati.

Baca juga: Kepala BPOM Percaya Temuan Soal Mikroplastik Valid, Tapi ..

"Studi ini brilian dan cerdik," kata ahli kimia dan mikroplastik Shari Mason dari Universitas Negeri New York di Fredonia. Mason tidak terlibat dalam penelitian ini. "Mereka secara definitif telah menetapkan apa yang begitu dicurigai oleh banyak dari kita ternyata menelan plastik ini."

Dunia memproduksi sekitar 400 juta metrik ton plastik per tahun, setara dengan 882 miliar pon, dan 80 persen berakhir disimpan di tempat pembuangan sampah atau bagian lain dari lingkungan. Partikel terkecil, mikroplastik, berkisar dari 10 nanometer, sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata manusia. Bahkan, hingga diameter 5 milimeter.

Mikroplastik, termasuk microfiber dari pakaian, mengambang di udara dan ditemukan di sebagian besar air botolan dan keran, bir, garam laut, batu dan danau bahkan tanah. "Kami tahu dari literatur ilmiah bahwa apa pun yang lebih kecil dari 150 mikron, dan terutama yang lebih kecil dari 50 mikron, dapat bermigrasi melalui dinding usus dan masuk ke sel-sel darah dan organ," kata ahli ekologi Chelsea Rochman dari University of Toronto.

Tidak hanya potensi migrasi plastik di seluruh tubuh, tapi aditif dalam plastik dapat membawa risiko kesehatan. Banyak dari aditif ini dikenal sebagai pengganggu endokrin. Menurut Herbert Tilg, presiden dari Austrian Society of Gastroenterology dan ketua Komite Ilmiah UEG, mikroplastik mungkin bisa menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap sindrom radang usus atau bahkan kanker usus besar, yang sedang meningkat di kalangan orang dewasa muda.

Baca juga: Pemerintah Minta Peningkatan Kajian Mikroplastik pada Air Kemasan

"Kanker usus besar meningkat pada anak muda, dan kami berpikir bahwa baik komponen makanan atau lingkungan merupakan faktornya," kata Tilg. "Sekarang kita tahu, kita dapat mendeteksi mikroplastik pada manusia, kita dapat mengembangkan penelitian yang lebih besar, pada pasien yang sehat dan yang sakit, untuk mengetahui apakah mereka merupakan faktor yang berkontribusi."

Baca juga: Ini Bahaya Mikroplastik jika Masuk ke Dalam Tubuh

Simak riset lainnya seputar mikroplastik hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NPR.ORG | AMB

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

7 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

47 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

47 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

51 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya

Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

16 Februari 2024

Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

Apa saja bahaya dari mikroplastik yang tanpa kita sadari masuk ke dalam tubuh dari lingkungan sekitar?

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya