Peneliti LIPI: Mikroplastik Berdampak pada Kerusakan Karang

Jumat, 26 Oktober 2018 17:07 WIB

Ikan-ikan warna warni dan terumbu karang yang menghiasi bawah laut Crystal Bay, Nusa Penida. (shutterstock.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan karang di lautan, termasuk mikroplastik. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meskipun mikroplastik bentuknya kecil, tapi bisa melukai karang.

Baca: 35 Persen Karang Indonesia Jelek, LIPI Lakukan Evaluasi

"Mikroplastik akan diambil oleh tentakel karang dan dimakan secara langsung oleh karang, karena tidak bisa membedakan antara makanannya dan plastik. Dampaknya, antar berbagai jenis karang juga berbeda-beda," ujar Peneliti dari Pusat Penelitian Oseonografi LIPI Muhammad Reza Cordova, kepada Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 26 Oktober 2018.

Menurut laporan status terumbu karang 2017 Pusat Penelitian Oseonografi LIPI, di bagian barat Indonesia terdapat 145 terumbu karang yang berstatus jelek dengan persentasi 33,33 persen dan sangat baik hanya 39 dengan persentasi 8,97 persen.

Di bagian tengah Indonesia ada 151 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 37,1 persen dan sangat baik jumlahnya 20 saja dengan persentasi 4,91 persen.

Dampak dari mikroplastik, kata Reza, bermacam-macam, khususnya untuk karang pembangun terumbu. Misalnya, ada yang hanya meningkatkan produksi lendir mukus. "Sebagai salah satu proteksi karang terhadap masuknya mikroplastik, sama kayak manusia ketika kena flu banyak dahak di tenggorokan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, menurutnya, ada juga pengaruh kerusakan jaringan, bleaching atau pemutihan karang, hingga pertumbuhan berlebih dari karang tersebut. "Tapi dari ciri tersebut, dampaknya ya akan merusak karang, apalagi jika jumlah mikroplastik semakin banyak di laut," kata dia.

Sementara di bagian timur Indonesia terdapat 78 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 35,1 persen dan sangat baik jumlahnya 9 dengan persentasi 4,05 persen.

Secara keseluruhan kondisi karang Indonesia jika dipersentasikan adalah 35,15 persen dalam kondisi jelek dan sangat baik hanya 6,39 persen saja.

Menurut Reza, mikroplastik juga bisa menjadi sarana pembawa mikroba yang berbagai untuk karang. Meskipun tipis, mikroplastik dapat melukai karang secara langsung, karena bisa membuat luka seperti pisau pada jaringan karang, dan akan memberikan infeksi akibat dari bakteri yang nempel di mikroplastik.

"Untuk saat ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi konsumsi plastik apapun, apalagi plastik sekali pakai," lanjut Reza. "Melakukan pembersihan plastik di kawasan pesisir dan laut juga jadi salah satu opsi. Yang paling penting menekan supaya semua sampah tidak dibuang langsung ke lingkungan."

Reza mengatakan masyarakat harus bisa melihat sampah, terutama plastik, yang akan berakhir di laut. Akibatnya ekosistem terumbu karang terganggu, ikan berkurang, makanan semakin sedikit. Plastik yang dibuang ke alam, kata dia, akan kembali masuk ke dalam tubuh, jadi malah bisa membahayakan kesehatan manusia.

"Ada alternatif untuk menyaring air laut sehingga partikel mikroplastiknya bisa diambil. Tapi risikonya plankton dan larva ikan juga dapat terjerat filternya. Utamanya tetap mengurangi plastik dari sumbernya," kata Reza.

Simak artikel menarik lainnya tentang terumbu karang dan LIPI hanya di kanal Tekno Tempo.co

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

5 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

5 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

6 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

6 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

6 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

12 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

12 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

15 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

16 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya