Kenalkan Terapi Kanker Suntik Gen, Mahasiswa UMM Juara BIOSFER

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 7 November 2018 11:13 WIB

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kredit: Humas UMM

TEMPO.CO, Malang - Mahasiswa UMM atau Universitas Muhammadiyah Malang dari Fakultas Kedokteran, Radya Kusuma Ardianto dan Muhammad Mufti Al Anshori, mengenalkan pengobatan (penyembuhan) kanker tanpa melakukan kemoterapi, tetapi dengan terapi gen.

Baca: Mahasiswa UMM dan Singapura Bikin Mesin Pencetak Alat Dapur

Terapi gen yang diperkenalkan kedua mahasiswa FK UMM itu berhasil memenangkan kompetisi penulisan artikel ilmiah tingkat nasional, yaitu ajang Biology Open House For Environmental Recognition (BIOSFER) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya (UB) Malang beberapa waktu lalu.

"Di Indonesia penanganan pasien kanker saat ini hanya melalui kemoterapi saja. Sementara, metode ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena tidak bisa sekali pengobatan. Sekarang pasien kanker bisa melakukan pengobatan alternatif dengan terapi gen," kata Radya Kusuma Ardianto di Malang, Jawa Timur, Rabu, 7 November 2018

Pengobatan dengan Terapi Gen, kata Radya, adalah menyuntikkan gen P53 yang merupakan "malaikat penjaga" gen kepada pasien untuk menggantikan gen P53 yang tidak berfungsi secara normal. Dengan begitu, gen P53 pengganti tersebut bisa bekerja untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.

Untuk mengganti gen P53 ini, menurut Radya, perlu "kendaraan". "Kendaraan yang saya maksudkan adalah dengan menggunakan virus, yakni Adenovierus. Virus itu tepat sasaran karena langsung menginfeksi sel. Namun, yang kita pakai hanya bungkusnya saja dan penyakit berbahayanya sudah dihilangkan terlebih dahulu," paparnya.

Advertising
Advertising

Ia menilai dunia medis di Indonesia sudah relatif tertinggal, sebab di Tanah Air pengobatan semacam ini belum diterapkan, atau bisa jadi, masih dalam tahap penelitian.

Ketika di Indonesia masih Symtomatik (bergantung kepada obat), di luar negeri sudah mendalam hingga tahap molekuler atau langsung menyasar kepada akar permasalahannya.

"Ada atau tidaknya pengobatan seperti ini, berawal dari kita siap atau tidak. Awalnya kita mengajukan ide-ide seperti ini untuk menyiapkan. Ketika Indonesia sudah siap secara mental, mungkin bisa diimplementasikan meskipun ini harus menempuh waktu yang lama dan biaya yang mahal," ucapnya.

Radya menambahkan ketika seseorang terkena kanker, daya produktivitasnya menurun, sehingga tidak bisa bekerja sebagaimana manusia normal lainnya.

Dia mengatakan ketika tidak bisa mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, maka keluarganya lah yang akan menanggung pengobatannya. Kondisi ini membuat pasien ketergantungan kepada keluarga dan obat dengan waktu yang cukup lama.

"Kita harus mulai mengobati pasien dengan sistem holistic-komprehensif, yaitu pengobatan secara menyeluruh hingga sampai pada kondisi ekonomi, produktivitas, dan kesehatan pasien. Bukan begitu sembuh langsung beres, tapi aspek-aspek lain juga harus dipikirkan," tuturnya.

Ia mengaku ide terapi gen pada pasien kanker tersebut berawal dari keprihatinan dengan mahalnya biaya kemoterapi bagi penderita kanker.

Simak artikel lainnya tentang Mahasiswa UMM di kanal Tekno Tempo.co.

ANTARA

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

8 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

11 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

14 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

15 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

15 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

18 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

21 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya