WWF: Begini Kondisi Terbaru Keanekaragaman Hayati Dunia

Senin, 19 November 2018 10:49 WIB

WWF Logo. wwf.org

TEMPO.CO, Jakarta - World Wide Fund for Nature (WWF) merilis Living Planet Report 2018 yang berisi seputar pentingnya menjaga biodiversitas atau keanekaragaman hayati di dunia.

Baca juga: Konvensi Keanekaragaman Hayati Bahas Mikroplastik Laut Indonesia

"Laporan ini terbit setiap dua tahun sekali, yang mengulas bagaimana gambaran dan kondisi hasil pemantauan yang cukup panjang dari status biodiversitas. Buku dibuat oleh 83 orang yang terlibat termasuk saintis dari 26 institusi di setiap benua dengan 11 negara yang bekerja di masing-masing benua," ujar Head of Coservation Science Unit WWF Indonesia Thomas Barano, dalam presentasinya, Jumat, 16 November 2018, di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung A, Senayan, Jakarta Pusat.

Laporan yang terbit awal November 2018 menjelaskan bagaimana planet bumi mendukung semua sendi kegiatan manusia. Mulai dari dari situasi lanskap yang indah dan alami, sampai daerah urban, seperti Jakarta sebagai bagian dari ekosistem atau yang disebut sebagai aktivisial atau hasil kreasi manusia.

Baca juga: Tiga Poin Penting Konvensi Keanekaragaman Hayati Mesir

Advertising
Advertising

Contohnya, kata Thomas, seperti taman kota, jalan yang udaranya bersih, juga MRT merupakan bagian dari kreasi. Jadi menurut dia, semakin sehat lingkungan sekitar maka daya kreasi masyarakat semakin tinggi.

"Sampai saat ini, kita menikmati berbagai macam sumber daya di bumi. Misalnya, menyediakan makanan, obat, mengatur secara teratur penguapan di laut, hujan turun dan supporting ketika menghadapi bencana. Serta culture secara turun temurun berinteraksi dengan alam," kata Thomas.

Selain itu, laporan tersebut berisi tentang bagaimana manusia tanpa sadar terus menikmati pelayanan, tapi dibeberapa hal tidak bertanggung jawab, seperti adanya persenjataan yang canggih dan buldoser yang berkembang cepat dan faktor yang mengakibatkan berbagai sektor yang memenuhi permintaan konsumsi dan produksi.

Baca juga: Pemda Papua dan WWF Indonesia Bangun Pusat Belajar Konservasi

Beberapa sektor, Thomas melanjutkan, ada yang melakukan dengan tanggung jawab, tapi banyak juga yang tidak. Itu menjadi ancaman yang akan berakibat pada biodiversitas. Laporan menggambarkan mulai pada 1700 hingga 1950 terdapat lonjakan besar dalam permintaan skala global.

"Ada dua pola yaitu sosial ekonomik tren dan sistem planet. Contoh di daratnya, ada opsi pilihan seperti apa kita menggunakan sumber daya kita, misal kita menggunakan minyak itu punya konsekuensi, semua seperti gangguan fungsi, polusi udara dan lain-lain," tambah Thomas. "Pada 1950 hingga 2000 intensitas pemanfaatannya semakin luas, ini menggambarkan secara masif bagaimana kita memanfaatkan alam kita".

Bagaimana tren pemanfaatan alam juta masuk dalam laporan itu. Dari banyak indikator yang dipakai, sejak 1970 hingga 2014, menggambarkan secara global tanpa manusia sadari bahwa ada sekitar 60 persen populasi yang hilang. Sama halnya ekosostem air tawar, keanekaragaman air tawar dengan sampel 3000 spesies di planet bumi manusia harus tahu bagaimana pola melakukan konservasi.

"Laporan ini selama 20 tahun dibuat dan diperbarui, sebelumnya hanya ada kemelimpahan yang ada di bumi. Dan laporan yang baru dilengkapi dengan distribuasi dan laporan kepunahan. Harapannya adalah ada pada tiga kelompok besar, yaitu kesadaran individu, menggeser bisnis menjadi ramah lingkungan dan kebijakan pemerintah yang memperkuat aspek biodiversitas," lanjut Thomas.

Baca juga: Heboh Video Viral Penyelam Tunggangi Hiu Paus, Ini Kata WWF

Simak artikel menarik lainnya seputar keanekaragaman hayati hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

6 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

3 hari lalu

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) himpun 11.137 data keanekaragaman hayati Indonesia dengan dukungan mahasiswa dari 104 kampus.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

9 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

36 hari lalu

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.

Baca Selengkapnya

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

38 hari lalu

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

Pemerintah menyatakan 177 ribu Ha area IKN berupa kawasan lindung, namun menurit peneliti Auriga hanya 42 ribu Ha yang berupa hutan permanen.

Baca Selengkapnya

Saat Tugu Yogya hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta Gelap Gulita Kampanyekan Earth Hour

39 hari lalu

Saat Tugu Yogya hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta Gelap Gulita Kampanyekan Earth Hour

Selama 60 menit, gedung-gedung di area itu serentak mematikan lampu penerangannya sebagai bentuk dukungan gerakan Earth Hour.

Baca Selengkapnya

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

46 hari lalu

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

3 Maret 2024

Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

Dua foto satelit NASA menggambarkan perubahan lahan dan hutan di lokasi proyek IKN Nusantara. Memantik kekhawatiran dampak deforestasi.

Baca Selengkapnya

Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

17 Januari 2024

Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

Berbagai ragam hayati yang dimiliki oleh negara Liberia, negara ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang melimpah

Baca Selengkapnya

Kepunahan Ikan Pari Jawa Masih Menyisakan Misteri

28 Desember 2023

Kepunahan Ikan Pari Jawa Masih Menyisakan Misteri

Sejak diumumkan punah awal Desember lalu, identitas biologis ikan Pari Jawa masih menyisakan misteri. Ilmuwan menyatakan ihwal itu belum jelas.

Baca Selengkapnya