Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Rabu, 21 November 2018 10:17 WIB

Ilustrasi anak ketakutan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, Amerika Serikat, Jun Hyeong-cho dan Woong Bin-kim, lewat riset mereka, mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut. Mereka juga ingin mendapatkan jawaban mendasar bagaimana sebenarnya otak bekerja dalam menciptakan atau menghilangkan trauma.

Baca juga: Benarkah Robot Seks Bikin Sehat? Simak Riset Ini

Tujuan penelitian ini adalah mendorong perkembangan terapi untuk mengurangi efek gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Maklum, masalah ini menjangkiti 7 persen populasi di Amerika Serikat.

Hasilnya, dengan tikus untuk uji coba, mereka menemukan bahwa kejadian yang tidak menyenangkan itu akibat dari proyeksi yang dilakukan suatu populasi neuron (sel saraf) hippocampus terhadap dua area otak, yakni amygdala dan medial prefrontal cortex (mPFC). Dua area otak ini kemudian mengodekan atau menerjemahkan dan mengingatnya sebagai kejadian yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Riset: Aspen, Koloni Pohon Tertua di Dunia, Mulai Menyusut

Advertising
Advertising

Tiga serangkai di otak tersebut masing-masing punya tugas. Hippocampus adalah bagian dalam otak yang bertugas mengingat. Sedangkan medial prefrontal cortex (mPFC) adalah bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan fleksibilitas perilaku. Adapun amygdala merupakan bagian otak yang berperan mengolah dan mengingat reaksi emosi.

Ternyata ada yang menarik dari yang ditemukan duet Cho dan Kim dalam riset mereka ini. "Kami terkejut menemukan 17 persen neuron hippocampal yang diproyeksikan ke amygdala atau mPFC sebenarnya neuron yang memproyeksikan ganda," kata Cho dalam Journal of Neuroscience.

Nah, proyeksi ganda neuron hippocampal inilah yang membawa informasi kontekstual lebih efisien untuk respons ketakutan dibanding dengan neuron hippocampal, yang hanya memproyeksikan antara mPFC atau amygdala. Akibatnya, rasa takut tak lantas gampang hilang.

Baca juga: Menurut Riset, Wanita di Negara Ini Punya Payudara Terbesar

<!--more-->

Sebenarnya, dalam penelitian sebelumnya, mereka telah menemukan hal serupa. Namun ketika itu ahli saraf mengabaikannya. Studi ini muncul ketika beberapa tahun lalu Cho dan Kim secara selektif memberi label dan merangsang neuron hippocampal yang mengarah pada mPFC dan memeriksa bagaimana manipulasi ini mempengaruhi pembentukan memori ketakutan pada tikus.

Baca juga: Terungkap, Ada Mikroplastik di Tinja Manusia: Simak Riset Berikut

Ketika dengan hati-hati memeriksa jaringan otak, mereka menemukan neuron hippocampal berlabel juga diproyeksikan ke amygdala. Awalnya mereka mengira ada yang salah dengan eksperimen itu.

"Namun, ketika kami mengulangi eksperimen, pola yang sama diamati secara konsisten. Kami menyadari bahwa ini bisa menjadi temuan menarik yang mungkin menjelaskan bagaimana informasi kontekstual diproses dan disampaikan di antara area otak untuk pembentukan memori ketakutan untuk konteks yang terkait dan sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan," kata Kim.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Riset SMART CITY Bisa Diterapkan di Jawa Barat

Dalam riset itu, hewan pengerat yang jadi subyek eksperimental ditempatkan dalam konteks emosional yang netral, yakni ruangan yang aman dan yang tidak mengenakkan, seperti sengatan listrik. Untuk bertahan hidup di lingkungan yang dinamis itu, tikus mengembangkan respons ketakutan adaptif terhadap situasi berbahaya.

Dari aktivitas tiga serangkai di otak, yakni hippocampus, medial prefrontal cortex (mPFC), dan amygdala, muncul respons defensif sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Kemudian mereka belajar mengasosiasikannya dengan kejadian yang tidak menyenangkan dan menunjukkan respons ketakutan.

Temuan ini akan berguna bagi ilmuwan untuk menemukan cara yang lebih lekas mengusir rasa takut yang telanjur mengendap.

Baca juga: Seks Pagi Hari Bikin Tubuh Sehat, Simak Riset dan Manfaatnya

Simak riset menarik lainnya seputar menghilangkan rasa takut hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCE DAILY | JNEUROSCI | CBNS UCR

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

42 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

42 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

43 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.

Baca Selengkapnya