LIPI: Transplantasi Terumbu Karang Harus Terus Dilakukan

Jumat, 30 November 2018 08:30 WIB

Seorang turis mancanegara bersama warga melakukan transplantasi (pencangkokan) terumbu karang di kawasan pantai Pulau Menjangan Kecil, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, 21 Oktober 2016. Karimunjawa tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik saja, tapi juga dari mancanegara. ANTARA/Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyarankan bahwa budidaya daya terumbu karang dengan transplantasi harus terus dilakukan. Peneliti Pusat Penelitian Oseanografii LIPI Suharsono menjelaskan bahwa alasanya adalah transplantasi tidak merusak lingkungan.

Baca juga: LIPI Ungkap Kondisi Terumbu Karang, Sangat Baik Hanya 6,56 Persen

"Transpalantasi dimulai sejak 1998 yang merupakan kerja sama antar akademisi atau peneliti, pemerintah dan pihak swasta," ujar Suharsono dalam presentasinya di Ruang Seminar Besar Widya Graha LIPI, Jakarta Selatan, Rabu, 28 November 2018. "Hasil transplantasi karang juga sudah masuk pasar internasional sejak 2003".

Transplantasi karang merupakan salah satu teknik pelestarian (rehabilitasi) terumbu karang yang semakin terdegradasi dengan teknik pencangkokan. Tujuannya adalah untuk pelestarian ekosistem terumbu karang.

Baca juga: Indonesia Kenalkan Cara Rehabilitasi Terumbu Karang ke Dunia

Advertising
Advertising

Teknik tersebut berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak. Atau untuk membangun daerah terumbu karang yang baru yang sebelumnya tidak ada.

Selain itu, Suharsono berujar, transplantasi karang juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal. "Dengan transplantasi karang, kita bisa mengurangi pengangguran, karena menyerap tenaga kerja hingga 12 ribu orang. Menyerap tenaga terampil dampai tenaga pemeliharaan transplan karang." tambah dia.

Selain dimanfaatkan untuk rehabilitasi karang, transplatasi karang juga bisa dimanfaatkan untuk restorasi dan perdagangan, serta menambah devisa negara. "Juga menumbuhkan kreativitas, inovasi dalam menciptakan warna karang yang eksorik dan memiliki nilai jual tinggi," lanjut Suharsono.

Berdasarkan laporan status karang Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan LIPI, status terumbu karang dalam kategori sangat baik di Indonesia hanya 6,56 persen dengan jumlah 70 site, yang buruk persentasinya 36,18 persen dengan jumlah 386 site. Sementara kategori baik jumlahnya 245 site atau 22,96 persen, sementara kategori cukup sebanyak 366 site atau 34,3 persen.

Baca juga: Jaga Terumbu Karang, Pemerintah Atur Jalur Pelayaran Raja Ampat

Simak artikel menarik lainnya seputar terumbu karang dan kabar terbaru dari LIPI hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

14 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

38 hari lalu

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

Sebagai upaya pelestarian ekosistem terumbu karang yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Adopsi Karang.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

42 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

42 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

7 Februari 2024

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

7 Februari 2024

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

7 Januari 2024

Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

Bermain ke pantai atau wisata bahari seperti snorkeling punya potensi bertemu ular laut. Begini tips aman saat bertemu hewan berbisa itu.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

7 Januari 2024

5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

Saat snorkeling, sejumlah hewan yang bersembunyi di dalam terumbu karang harus diwaspadai terutama ular laut yang beracun.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

22 Desember 2023

7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

Selain dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, Pulau Natuna juga dikenal sebagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya

Kelompok Maratua Lestarikan Terumbu Karang Bersama BRI Peduli

21 Desember 2023

Kelompok Maratua Lestarikan Terumbu Karang Bersama BRI Peduli

Beningnya warna laut yang berwarna biru-kehijauan tampak begitu menyatu dengan putihnya pasir pantai di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya