Startup PrivyID: Tanda Tangan Digital Bikin Hemat Kertas

Jumat, 7 Desember 2018 16:53 WIB

Aplikasi tanda tangan digital milik startup PrivyID. Kredit: Tempo/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Startup penyedia layanan tanda tangan digital, PrivyID, melakukan kerja sama dengan startup financial technology, Amartha, untuk memberikan kemudahan melakukan transaksi perbankan serba digital. Dengan digitalisasi tersebut, dapat memudahkan pengguna, dan mengurangi oenggunaan kertas.

Baca juga: Mengenal Aplikasi Tanda Tangan Digital PrivyID

"Kami bisa mengurangi kertas untuk peminjaman uang dan mempercepat proses. Kalau memakai berkas dalam bentuk kertas, harus mengirim dulu dari kantor cabang ke pusat, itu memakan waktu lama. Sementara dengan menggunakan tanda tangan digital, kami hanya memverifikasi melalui online," ujar Co-Founder PrivyID Guritno Adi Saputra, di Crematology Coffee, Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018.

Dengan menggunakan tanda tangan digital dari PrivyID, Amartha bisa mengurangi penggunaan kertas, memotong waktu pemrosesan dokumen. Akhirnya meningkatkan efisiensi tanpa harus mengorbankan proses Know Your Customer (KYC). Tanda tangan digital adalah mekanisme bagaimana memverifikasi user, ibarat identitas digital, untuk tanda tangan juga tidak seperti menulis di atas iPad, karena harus melalui enkripsi dan teknologinya agak rumit.

Baca juga: Cicil Barang di Akulaku Bisa Pakai Tanda Tangan Digital PrivyID

Advertising
Advertising

"Ketika proses suatu untuk pinjam uang yang jadi masalah adalah memverifikasi orangnya. Ketika bergerak ke digital, untuk memverifikasi tidak harus dengan tatap muka, hanya dengan online, sehingga proses lebih cepat dibandingkan tatap muka," kata Adi.

Amartha fokus pada financial inclution yang menjadi topik panas, fintech itu menginterpretasikannya adalah dengan menjangkau orang yang tidak memiliki akses keungan untuk bisa mengaksesnya. Aria menjelaskan bahwa, Amartha sudah memiliki mitra sebanyak lebih dari 68 juta orang.

"Kita pengen semua orang bisa menikmati digital, kita ingin semuanya digital dan tidak menghabiskan banyak kertas, jadi kontraknya digital, dan tanda yang juga tidak bisa dipalsukan. Ketika kita bisa mendigitalkan itu semua maka maka waktu transaksi akan lebih cepat," ujar Vice President Amartha Aria Widyanto.

Baca juga: Inklusi Keuangan, Amartha dan PrivyID Jangkau Warga Terpencil

Amartha membantu membuka akses keuangan bagi masyarakat yang unbanked atau yang tidak memiliki akses produk bank, karena lokasi dan skala ekonomi yang kecil. Keduanya memberikan akses kepada mikro enterpreneur yang skalanya mikro, karena kalaupun mau pinjam juga paling kecil hanya 3 sampai 15 juta.

Dengan dibukanya akses tersebut, Aria berharap dapat menaikkan kelas usaha masyarakat tersebut, dan mentorship serta pendampingan. Amartha memiliki 903 orang staf atau pendamping lapangan yang membantu untuk pencatatan keuangan dan meningkatkan bisnis mereka.

"Mereka rata-rata adalah ibu yang dagang di warung, seperti nasi uduk, dan yang belum punya kios di kampung atau yang biasa kita sebut ultra mikro bisnis. Lokasi yang menjadi tantangan, kami jadikan peluang, karena kalau digabungkan potensinya bisa sampai Rp 4.000 triliun," kata Aria.

Baca juga: Jokowi Ingin Banyak Startup Kecil Berorientasi Ekspor

Simak kabar terbaru dari startup PrivyID hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

7 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

7 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

12 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

12 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

37 hari lalu

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.

Baca Selengkapnya

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

39 hari lalu

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.

Baca Selengkapnya

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

44 hari lalu

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.

Baca Selengkapnya

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

47 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM

Baca Selengkapnya

Astra Buka Pendaftaran Astranauts 2024: Syarat, Topik, dan Hadiah

51 hari lalu

Astra Buka Pendaftaran Astranauts 2024: Syarat, Topik, dan Hadiah

Astra kembali menggelar kompetisi inovasi digital dan konferensi teknologi untuk startup dan mahasiswa melalui Astranauts 2024.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

51 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya