Terungkap, Ada Mikroplastik di Ikan Teri: Simak Risetnya

Jumat, 14 Desember 2018 07:25 WIB

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap kandungan mikroplastik di ikan teri atau Stolephorus sp. Jumlahnya mencapai 0,25-1,5 partikel per gram ikan. Persentasenya mencapai 58-89 persen.

Baca juga: Konvensi Keanekaragaman Hayati Bahas Mikroplastik Laut Indonesia

Tim ilmuwan LIPI melakukan kajian sampah di laut. Studi tersebut dilakukan di 18 pantai di Indonesia yang dijadikan area monitoring setiap bulan untuk pemantauan sampah terdampar dan 13 pesisir di Indonesia dijadikan area sampling mikroplastik di permukaan air. Serta delapan lokasi untuk mikroplastik di sedimen dan satu genus ikan (Stolephorus sp) dari 10 lokasi se-Indonesia.

Walaupun jumlah mikroplastik di ikan teri relatif rendah, tapi hal ini perlu diwaspadai. "Mengingat dampak lain dari mikroplastik yang belum banyak diketahui," kata peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Muhammad Reza Cordova, dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Desember 2018.

Mikroplastik ditemukan pada seluruh lokasi kajian baik pada permukaan air, sedimen maupun pada tubuh ikan. Mikroplastik terbanyak ditemukan di permukaan air Sulawesi Selatan dan Teluk Jakarta. Di dua daerah tersebut terdapat 7,5 sampai 10 partikel per meter kubik. Pada sedimen ditemukan lebih dari 100 partikel per kilogran di Aceh, Sulawesi Selatan, dan Biak.

Advertising
Advertising

Baca juga: Heboh Mikroplastik dalam Botol Air Kemasan, Apa Bahayanya?

Selain itu, studi tersebut juga mengungkap jenis sampah yang ditemukan. Di antaranya, yakni kategori plastik dan karet, logam, kaca, kayu (olahan), kain, lainnya, serta bahan berbahaya. "Perhitungan kasarnya dengan asumsi sederhana diperkirakan 100 ribu hingga 400 ribu ton plastik per tahun yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masuk ke laut," ujar Reza.

Sampah dominan berasal dari plastik sekitar 36 hingga 38 persen di seluruh area kajian. Hasil tersebut menggambarkan bahwa penggunaan plastik masih sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan adanya korelasi positif antara kepadatan penduduk dengan sampah plastik serta mikroplastik pada lingkungan. Selain itu, plastik dan mikroplastik yang ditemukan didominasi dari jenis plastik sekali pakai.

"Dalam menganggulangi permasalahan sampah laut, khususnya sampah plastik dan mikroplastik diperlukan peran seluruh pihak, dari pemerintah, perguruan tinggi, pihak swasta dan industri serta LSM untuk mengurangi konsumsi plastik," kata Reza.

Baca juga: LIPI: Sampah Plastik Melebihi Jumlah Ikan pada 2050

Simak kabar terbaru seputar mikroplastik hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

1 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

2 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

3 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

5 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

8 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

14 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

23 hari lalu

Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.

Baca Selengkapnya

Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

29 hari lalu

Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

Dari total timbunan sampah plastik, ditaksir sekitar 14-16 persen itu berupa sachet dan pouch.

Baca Selengkapnya

Prihatin Sampah Plastik, KFLHK Kampanye Gaya Hidup Lestari Melalui Green Ramadan

31 hari lalu

Prihatin Sampah Plastik, KFLHK Kampanye Gaya Hidup Lestari Melalui Green Ramadan

Sampah plastik mengancam kesehatan dan lingkungan. Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi berkampanye melalui program Green Ramadan.

Baca Selengkapnya