TEMPO.CO, Bandarlampung - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami dua kali kegempaan letusan sepanjang pengamatan Rabu hingga Kamis dini hari, 19-20 Desember 2018.

Baca: PVMBG: Gunung Anak Krakatau Sudah Masuk Fase Erupsi Magmatik
Baca: Gunung Anak Krakatau Keluarkan Asap Hitam, Ini Artinya
Baca: Gunung Anak Krakatau Alami 673 Kegempaan Kemarin

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berdasarkan laporan Windi Cahya Untung, staf PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, periode pengamatan 19 Desember 2018, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, visual gunung jelas hingga kabut 0-III.

Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 25-100 meter di atas puncak kawah.

Rincian pengamatan menunjukkan aktivitas Kegempaan Letusan 2 kali, amplitudo 57-58 mm, durasi 116-189 detik. Tremor Harmonik 17 kali, amplitudo 25-57 mm, durasi 22-97 detik. Tremor Menerus amplitudo AM 2-58 mm (dominan 35 mm).

Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini selama pengamatan cuaca cerah, berawan, dan mendung.

Angin bertiup lemah ke arah timur laut, timur, dan barat laut. Suhu udara 26-33 derajat Celsius, kelembapan udara 60-92 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

Kesimpulannya tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.

ANTARA