TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah mencatat 42 kali letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat sejak awal Februari 2024. Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh Purnomo, mengatakan jumlah letusan itu mencapai 181 kali jika ditotal sejak erupsi pertama pada 3 Desember 2023.
“Letusan yang paling tinggi itu terjadi pada 20 Februari 2024 yakni 5 kali," katanya, Kamis, 22 Februari 2024.
Kolom erupsi tertinggi dari Gunung Marapi yang tercatat PVMBG mencapai 900 meter di atas puncak kawah. Status gunung api yang memiliki ketinggian 2.884 mdpl itu masih di level III atau siaga.
Pusat Vulkanologi pun mencatat sudah ada 666 kali hembusan erupsi di sana sejak awal Februari 2022. Hembusan rata-rata per hari mencapai 20 kali. Bila ditotal sejak letusan pertama, sudah ada 1522 kali hembusan.
“Berdasarkan rekaman dari pos pemantau juga beberapa kali terjadi lontaran batu pijar sejak 3 Desember 2023. Untuk jumlah belum bisa dipastikan," ucap Teguh.
Baca Juga:
Dengan berlanjutnya aktivitas vulkanik Gunung Marapi, Teguh mengimbau masyarakat agar tidak masuk dan mendekati radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi kawah Verbeek. Maasyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak juga harus mewaspadai potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
Tim PGA Marapi juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA). Perlu juga perlengkapan untuk melindungi mata dan kulit. “Selain itu agar mengamankan sarana air bersih, serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," tutur Teguh.
Pilihan Editor: Anggota KPPS Meninggal, Dokter: Penyakit Jantung Memicu Kelelahan