Selat Sunda Perlu Sistem Peringatan Tsunami Seperti di Jepang

Rabu, 26 Desember 2018 06:45 WIB

Kondisi porak poranda villa dan penginapan di sepanjang jalan Carita hingga Anyer, Banten, Selasa, 25 Desember 2018. Tiga hari setelah tragedi tsunami Selat Sunda, kondisi sepanjang jalan Carita hingga Anyer seperti kota mati. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Bandung - Indonesia telah melirik sistem peringatan dini tsunami yang diterapkan Jepang sejak 2011. Sistem bernama DONET atau Dense Ocean Floor Network Systen for Earthquake and Tsunamis itu menggunakan sensor dan kabel bawah laut. "Sistem itu juga bisa bikin kita siap-siap sebelum gempa sampai ke daratan," kata Udrekh Hanif.

Baca: PVMBG: Setelah Tsunami, Letusan Gunung Anak Krakatau Berubah

Perekayasa madya Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT itu telah merasakan langsung di Jepang. Saat ke sana, pas ada pemberitahuan sebentar lagi akan ada gempa. "Lumayan, kita masih bisa lari keluar sebelum gempanya datang dan itu akurat sekali," kata Udrekh, Selasa, 25 Desember 2018.

Alat itu bukan untuk memprediksi. Gempanya, kata Udrekh, sudah terjadi tapi guncangannya belum sampai ke daratan. Data gempanya beradu cepat dengan gelombang gempa.

Sistem DONET memakai kabel optik yang mengirimkan data ke daratan dengan kecepatan atau gelombang cahaya. Saat peringatan itu muncul, kereta cepat yang melaju bisa dihentikan. Pun peralatan yang rawan seperti biokimia dan nuklir.

Advertising
Advertising

Soal waktu siap-siap sebelum guncangan gempa dan atau tsunami datang, tergantung jarak jauh dekatnya daratan dengan sumber gempa di laut. Misalnya sumber dari zona subduksi yang agak jauh, peringatan dini menjadi sangat bermanfaat. "Sepuluh detik sudah cukup berharga sebelum gempa terjadi."

Pakar dan peneliti gempa dari ITB Irwan Meilano mengatakan, cara kerja sistem DONET sama seperti alat deteksi tsunami yang mengambang di laut (buoy). Metode DONET berbasis perubahan tekanan. "Jadi ketika tsunami lewat atau terjadi pergeseran (replacement) di dasar laut, kemudian itu terdeteksi oleh sensor sistem," katanya, Selasa, 25 Desember 2018.

Di wilayah Indonesia, menurut Irwan, tidak mungkin semuanya bisa dipasang sistem DONET. Penempatannya perlu berdasarkan prioritas. "Di wilayah Selat Sunda menjadi penting dan mendesak," katanya. Alasannya, karena potensi letusan dan longsoran masih mungkin terjadi dari Gunung Anak Krakatau, sehingga potensi gempa dan tsunami lain masih mengintai dari zona subduksi.

Menurut Udrekh, selain sensor tekanan, juga ada seismometer atau alat pengukur gempa. Alat itu dipasang bersama kabel yang panjangnya ratusan kilometer ke tengah laut. "Yang sedang kita usulkan, dipasang dari Jawa Barat menyeberang ke Lampung, untuk antisipasi gempa subduksi Selat Sunda," katanya.

Pemasangan kabel itu idealnya sampai melewati zona subduksi atau penunjaman lempeng. Jaraknya, kata Udrekh, sekitar 200 kilometer. Soal biaya pemasangannya, terhitung sangat mahal. "Kalau kita bayangkan kehilangan Rp 80 triliun untuk kasus Gempa Lombok, sebenarnya kalau Rp 3-5 triliun untuk investasi alat deteksi dini itu nggak seberapa.
Karena kita menghilangkan tingkat ketidakpastian," ujarnya.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2015 melakukan penjajakan riset bersama dengan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology untuk penggunaan Indonesia-Dense Ocean Floor Network Systen for Earthquake and Tsunamis (INA-DONET) itu.

Agar biaya pemasangan sistem peringatan dini tsunami itu lebih ringan, Udrekh mengusulkan untuk menggandeng pihak lain yang berkepentingan dengan kabel laut untuk jaringan telekomunikasi.

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

18 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

5 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

6 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

6 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

6 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

8 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

8 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

9 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

9 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

14 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya