Mahasiswa Universitas Brawijaya Teliti Biji Salak untuk Antiaging

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 5 Februari 2019 09:03 WIB

Sejumlah petani menjual buah salak kersikan di Pasar Ranggeh Gondangwetan, Pasuruan,(11/1). Salak Kersikan yang telah menjadi buah andalan Kabupaten Pasuruan dijual dengan harga antara Rp15 - 20 ribu per 110 buah. ANTARA/Musyawir

TEMPO.CO, Jakarta - Lima mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Brawijaya Malang meneliti manfaat biji buah salak untuk bahan kosmetik, yakni anti-penuaan dini. Hasil penelitian itu sedang dipresentasikan di Thailand.

Daniel Matin AG, salah seorang anggota tim dalam komunikasi via WA dari Thailand dengan Antara di Surabaya, Senin, 4 Februari 2019, menjelaskan bahwa selama ini biji buah salak hanya dianggap limbah yang tidak berguna.

Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya Buat Alat Deteksi Bencana Desfola

"Padahal ada kandungan polifenol dalam biji salak yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. Antioksidan diketahui bermanfaat untuk mencegah penuaan dini dengan cara menekan radikal bebas akibat sinar ultraviolet matahari dan mencegah penurunan kolagen," katanya.

Daniel bersama rekan setimnya, yakni Putu Dewi Pradnya Paramitha, Dewinta Intan Rachmawati, Vicka Marcellia Indriawati, dan Eki Mayuka Trisnawati melakukan penelitian yang diakuinya sebagai pengembangan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait.

Advertising
Advertising

"Proses pembuatan diawali dengan pengumpulan bahan baku, yaitu biji salak. Biji salak dikeringkan dengan oven pada suhu tinggi untuk mengurangi kadar air sehingga diperoleh serbuk biji salak yang lebih efektif diekstraksi. Biji salak kering dihancurkan hingga menjadi serbuk kemudian dimaserasi," katanya.

Terlebih dahulu, kata dia, dilakukan pemisahan ampas dan filtrat untuk didapat ekstrak cair biji salak. Ekstrak cair biji salak diolah lagi untuk didapatkan ekstrak kental.

Kemudian bahan itu diolah lagi dan produk terakhir berebentuk serum berukuran nano, kata mahasiswa asal Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, ini.

"Alasan dibuat sediaan antiaging dalam bentuk serum dikarenakan serum memiliki basis air yang lebih sesuai dengan cairan di tubuh sehingga lebih mudah menembus ke dalam lapisan kulit," katanya.

Sedangkan penghantar serum yang digunakan adalah transfersom yang memiliki karakteristik lebih fleksibel dalam menembus pori-pori kulit yang kecil tanpa memecah transfersom hingga ke target.

Daniel menyebutkan bahwa saat ini hasil penelitiannya itu sedang diikutkan lomba dan dalam proses presentasi di Thailand. Hasil dari penjurian lomba itu akan diumumkan pada 6 Februari 2019 seraya dia berharap dukungan doa dari seluruh masyarakat Indonesia.

Baca: Mahasiswa Universitas Brawijaya Buat Tinta Bercahaya dari Bakteri
Baca: Penumbuh Jenggot dari Universitas Brawijaya Ini Juara di Malaysia

Kasubag Kearsipan dan Humas Universitas Brawijaya Kotok Gurito, yang dihubungi terpisah menyatakan mengapresiasi temuan para mahasiswa itu. Ia berharap semoga temuan itu bisa diimplementasikan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.

"Semoga temuan ini juga memberikan inspirasi bagi mahasiswa Universitas Brawijaya yang lain untuk giat melakukan penelitian dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

3 hari lalu

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

Sebanyak 97 personil diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan UTBK di Universitas Brawijaya.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

8 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba

9 hari lalu

4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba

Polda Metro Jaya meringkus anggotanya yang menggunakan narkoba jenis sabu. Lantas, apa alasan umum ada polisi terlibat narkoba?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

10 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

10 hari lalu

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

16 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

24 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

30 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya