Dunia Satwa: Kanguru Sudah Melompat Sejak Jutaan Tahun Lalu

Rabu, 6 Februari 2019 16:59 WIB

Kanguru merah (Macropus rufus). shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Universitas Uppsala Swedia Benjamin Kear mengungkap bahwa kanguru sudah melompat jauh lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Kangguru ternyata telah memiliki kemampuan melompat sejak jutaan tahun lalu.

Baca juga: Roger Si Kanguru Perkasa Meninggal di Usia 12 Tahun

"Ini adalah salah satu dari beberapa potret yang kita miliki tentang evolusi hewan berkantung di Australasia dalam waktu yang sangat lama," ujar Kear, Rabu, 6 Februari 2019. Penelitian tersebut berdasarkan fosil langka 20 juta tahun lalu yang baru ditemukan. Fosil kangguru langka itu ditemukan di Riversleigh di barat laut Queensland di Australia, sebuah situs harta karun sisa-sisa hewan, termasuk hewan berkantung, kelelawar, kadal, ular, buaya dan burung.

Kanguru merupakan satu-satunya mamalia besar yang menggunakan dua kakinya untuk melompat sebagai bentuk penggerak utama mereka. Studi tersebut mengungkapkan bahwa jika dilihat dari fosil tulang kaki, sepupu kanguru modern yang punah juga bisa melompat dan bergerak dengan empat kaki, serta memanjat pohon.

Anggapan awalnya, kanguru melompat merupakan revolusi kemampuan hewan untuk mengambil keuntungan dari perubahan iklim. Tujuannya adalah untuk membawanya ke kondisi yang lebih kering dan penyebarannya di padang rumput.

Advertising
Advertising

Baca juga: Mobil Swakemudi Volvo Tidak Bisa Mengenali Kanguru

Namun penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science menunjukkan apa yang dilakukan kanguru tidak sesederhana itu. Pemodelan geometris menunjukkan sepupu kanguru modern yang sudah punah bisa menggunakan rentang ukuran yang sama dengan kanguru saat ini.

"Semuanya menunjuk pada hewan yang sukses beradaptasi dengan lingkungannya, jajaran habitatnya, ekosistem dan itulah sebabnya kangguru begitu sukses hari ini," kata Kear. "Kanguru itu salah satu hewan paling aneh dan luar biasa secara biologis yang mungkin kamu temukan."

Baca juga: Gara-gara Kanguru, Penerbangan di Australia Dibatalkan

Simak artikel menarik lainnya tentang riset seputar dunia satwa hanya di kanal Tekno Tempo.co

ROYAL SOCIETY OPEN SCIENCE | AMB

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

2 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

24 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

45 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

45 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Begini Upaya KLHK Mencegah Konflik Harimau dan Manusia di Lampung

29 Februari 2024

Begini Upaya KLHK Mencegah Konflik Harimau dan Manusia di Lampung

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan sejumlah upaya mencegah konflik antara manusia dan harimau Sumatera di Lampung.

Baca Selengkapnya

Kasus Harimau Mati, Organisasi Satwa Rekomendasikan Pemindahan Hewan dari Medan Zoo ke Suaka Alam

19 Februari 2024

Kasus Harimau Mati, Organisasi Satwa Rekomendasikan Pemindahan Hewan dari Medan Zoo ke Suaka Alam

PETA Asia, organisasi global bidang satwa, menyarankan pemindahan hewan penghuni Medan Zoo ke alam bebas.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya