Fenomena Air Laut Terbelah Tak Bisa Diprediksi Hilang Timbulnya

Kamis, 21 Maret 2019 15:52 WIB

Fenomena pertemuan antara air dari Samudera Atlantik dan Laut Mediterania di Selat Gibraltar. (Hidabrut.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Dwi Hananto menanggapi bahwa fenomena air laut yang terbelah di Selat Madura hanya terjadi sementara.

Baca: Viral Air Laut Terpisah di Bawah Jembatan Suramadu, Fenomena Apa?

"Meskipun terjadi hanya sementara, tapi sulit untuk menentukan dengan pasti kapan akan datang dan perginya. Banyak faktornya, seperti cuaca, terkait sifat fisis kolom airnya, yaitu tingkat kadar garam dan suhunya," ujar Nugroho, saat dihubungi Tempo, Rabu, 20 Maret 2019.

Fenomena tersebut viral setelah sebuah video yang diunggah oleh akun Facebook bernama Mohammad Fahrizal. Dalam video tersebut memperlihatkan air laut di bawah jembatan Suramadu, tepatnya di Selat Madura terpisah menjadi dua. Sebelah kiri air terlihat keruh kehitaman, sedangkan sebelah kanan tidak keruh.

Fenomena itu, kata Nugroho, bisa terjadi pada musim hujan dan kemarau. Dia memberikan contoh, misalnya hujan lebat di daerah hulu sungai akan mengakibatkan masuknya air tawar dalam jumlah yang sangat banyak ke laut.

"Air tawar ini kan tidak asin ya, kemudian warnanya cenderung cokelat karena banyak membawa sedimen dari hulu. Nah ini kalau bertemu air laut tidak mudah bercampur, boleh jadi menjadi seperti terbelah," tutur Nugroho.

Advertising
Advertising

Menurut Nugroho, fenomena tersebut merupakan hal yang menarik. "Sepertinya hal tersebut akibat tidak bercampurnya dua massa air yang bertemu. Massa air dengan kadar garam lebih tinggi kadang belum bisa bercampur dengan sempurna," kata Nugroho.

Peneliti Oseanografi Fisika di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Ahmad Bayhaqi menyatakan kemungkinan fenomena itu terjadi akibat pertemuan antara air laut salinitas tinggi dengan salinitas rendah. Terjadi karena adanya thin layer dari air laut yang mengandung salinitas rendah bersumber dari hujan ataupun intrusi dari sungai.

"Ditambah potensi pencampuran atau mixing di daerah tersebut rendah sehingga terlihat seperti terpisah antara air laut yang salinitas rendah dengan yang tinggi," kata Bayhaqi. "Kalau pertemuan dua jenis air laut (salinitas yang berbeda) ini memang hal yang biasa kok di perairan."

Bayhaqi melanjutkan, saat ini termasuk di musim peralihan antara musim barat (wet season) dan musim timur (dry season). Namun di musim peralihan ini masih ada pengaruh dari musim sebelumnya. "Sehingga pada kasus ini memang ada potensi salinitas rendah dari hujan," tutur Bayhaqi.

Simak artikel lainnya tentang fenomena air laut terbelah di Selat Madura di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

2 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

5 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

11 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

23 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

34 hari lalu

18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

41 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

World Central Kitchen mengkonfirmasi 200 ton bantuan kemanusiaan sudah tiba di utara Gaza pada Jumat, 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

45 hari lalu

KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan lokasi pembersihan hasil sedimentasi di laut.

Baca Selengkapnya

Salurkan Bantuan ke Gaza, AS Hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod Israel

46 hari lalu

Salurkan Bantuan ke Gaza, AS Hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod Israel

Para menlu dari AS hingga Qatar sepakat membuka pelabuhan Ashdod, Israel, sebagai jalur pelengkap dalam menyalurkan bantuan ke Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Minta Dunia Fokus pada Distribusi Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Darat

53 hari lalu

PBB Minta Dunia Fokus pada Distribusi Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Darat

Juru bicara PBB mengatakan penyaluran bantuan ke Gaza melalui laut atau udara merupakan hal baik, namun menekankan perlunya fokus pada jalur darat.

Baca Selengkapnya