PVMBG Turunkan Status Gunung Anak Krakatau Jadi Waspada

Senin, 25 Maret 2019 19:00 WIB

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Anak Krakatau jadi Waspada atau Level II.

“Dari Level Siaga (Level III) ke Waspada (Level II) mulai jam 12.00 WIB hari ini,” kata Kepala PVMBG, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kasbani, saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Maret 2019.

Peneliti: Tsunami Anak Krakatau dari Longsoran Akibat Gempa

Kasbani mengatakan, daerah bahaya Gunung Anak Krakatau tersebut juga dikurangi. Saat statusnya Siaga daerah bahaya 5 kilometer, kini dikurangi. “Daerah bahayanya 2 kilometer. Di luar itu aman,” kata dia.

Kendati status aktivitas gunungnya turun, potensi erupsi masih ada. “Potensi erupsi masih ada. Namun ancamanya masih sebatas dalam radius 2 kilometer,” kata Kasbani.

Advertising
Advertising

Kasbani mengatakan, erupsi yang terjadi masih dominan erupsi strombolian dengan skala relatif kecil. “Masih kecil-kecil, strombolian seperti itu, lontaran-lontaran. Kebanyakan erupsi abu,” kata dia.

Kasbani meminta warga agar tidak mendarat di Pulau Gunung Anak Krakatau karena berada dalam radius bahaya yang direkomendasikan lembaganya. “Tidak boleh mendarat. Kalau kami ke sana membawa data, kita pantau terus. Kalau orang awam jangan, karena tidak tahu apa-apa,” kata dia.

Menurut Kasbani, PVMBG sudah memasang sejumlah alat baru di Gunung Anak Krakatau. Yakni satu seismometer dipasang di Pulau Gunung Api, disusul tilt meter untuk memantau deformasi tubuh gunung api. “Besok akan dipasang lagi tilt meter,” kata dia.

Kasbani mengatakan, hasil bacaan peralatan baru dalam sebulan ini yang menjadi alasan penurunan status aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Dengan adanya alat pemantau deformasi ini, kita tahu perkembangan gunung itu, apakah ada inflasi atau penggelembungan, atau tidak. Selama ini, setelah kita pasang alat, beberapa minggu terakhir tilt meter tidak menunjukkan adanya inflasi, datar-datar saja,” kata dia.

Kasbani mengatakan, aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau masih terdeteksi. Di antaranya masih ada gempa vukanik dangkal, gempa vulkanik dalam, serta tremor. “Tapi indikasinya tidak menunjukkan (potensi terjadi) erupsi besar. Gempa itu biasa, sejak dia tumbuh memang ada karena masih dalam fase pembangunan,” kata dia.

Soal ancaman tsunami, Kasbani mengklaim relatif kecil. “Tsunami paling tidak ada tiga penyebabnya. Oleh tempa tektonik, itu 80 persennya. Adanya longsor bawah laut, dan adanya aktivitas vulkanik. Kalau aktivitas vulkanik yang bisa men-triger tsunami, kecil,” kata dia.

Kasbani mengatakan, tanda-tanda aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau tidak menunjukkan akan menghasilkan erupsi besar. “Potensi erupsinya tidak besar, dan sekarang gunung juga tidak dalam kondisi tinggi,” kata dia.

Tinggi Gunung Berkurang

<!--more-->

Tubuh Gunung Anak Krakatau pasca serangkaian letusan di akhir tahun lalu, menjadi lebih rendah. Tinggi gunung misalnya, sebelum erupsi 336 meter, tapi kini hanya 156,9 meter. “Pada saat tim ke sana kita sudah ukur degan water-pass tingginya 156,9 meter,” kata Kasbani.

Kasbani mengatakan, tubuh gunung sendiri saat ini relatif landai setelah kehilangan ketinggiannya. “Erupsinya masih relatif kecil, dan tsunami yang mungkin disebabkan oleh gunung itu relatif kecil kemungkinannya,” kata dia.

Kasbani mengatakan, tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada akhir tahun lalu bukan hanya dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau. “Faktornya cukup banyak. Di situ juga ada gempa, ada longsor juga di tempat lain,” kata dia.

PVMBG sebelumnya menaikkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau pada 27 Desember 2018 pukul 05.00 WIB, dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Saat itu daerah bahaya dipatok dalam radius 5 kilometer. Hari ini PVMBG kembali menurunkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau kembali menjadi Waspada atau Level II.

Berita terkait

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

7 hari lalu

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

BNPB mencatat masih ada pekerjaan rumah pada pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

7 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

7 hari lalu

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

Erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

9 hari lalu

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

Gunung Ruang salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara. Gunung ini mengalami letusan eksplosif terbaru dalam kurun waktu 22 tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

10 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

11 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

11 hari lalu

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

Gunung Awu letaknya berdekatan dengan Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

11 hari lalu

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

PVMBG secara cepat menaikkan status Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

11 hari lalu

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.

Baca Selengkapnya

Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

11 hari lalu

Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara menyebabkan sejumlah penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan, peringatan dini tsunami dan hujan kerikil.

Baca Selengkapnya