Ilmuwan Ungkap Hampir 200.000 Virus Baru Tersembunyi di Laut

Senin, 29 April 2019 12:50 WIB

Kapal Tara sedang melakukan ekspedisi meneliti virus di laut. (Dok.A. Deniaud Garcia/ Fondation Tara Ocean)

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti mengungkap 195.728 virus baru yang ditemukan bersembunyi di lautan. Virus tersebut ditemukan selama ekspedisi kutub yang bertujuan mensurvei kehidupan laut.

Tips Teknologi: Memilih Anti Virus

Sebelumnya, peneliti telah mengetahui secara pasti sekitar 15.000 virus lautan. Dengan ditemukannya ratusan ribu virus baru tersebut menjadikan penelitian sebagai kesepakatan besar bagi pemahaman tentang Bumi.

"Virus adalah hal-hal kecil yang bahkan tidak dapat Anda lihat, tapi karena mereka hadir dalam jumlah yang sangat besar, mereka sangat berarti," kata salah satu peneliti, ahli mikrobiologi Matthew Sullivan dari Ohio State University, seperti dilansir laman sciencealert, akhir pekan lalu.

Para peneliti mengatakan temuan itu dapat memberikan pelajaran lebih banyak tentang segala sesuatu mulai dari evolusi kehidupan di planet ini hingga konsekuensi potensial dari perubahan iklim. Penelitian ini didasarkan pada sampel yang dikumpulkan antara 2009 dan 2013 oleh awak di atas kapal Tara.

Kapal Tara menghabiskan lebih dari satu dekade di atas air untuk menyelidiki ilmu samudera dan petunjuk yang dapat memberi petunjuk bagaimana dunia berkembang. "Kami telah mengembangkan peta distribusi yang mendasar bagi siapa saja yang ingin mempelajari bagaimana virus memanipulasi ekosistem. Ada banyak hal yang mengejutkan kami tentang temuan ini," kata Sullivan.

Meskipun sejumlah besar virus ditemukan, dan kompleksitas luas dari wilayah lautan dunia, tim peneliti mampu membagi virus menjadi lima zona ekologis yang berbeda. Semua kedalaman Arktik dan Antartika, dan tiga kedalaman Temperate yang berbeda, serta daerah tropis.

Faktanya, Samudra Arktik - tempat para peneliti tidak mengharapkan keanekaragaman hayati yang paling banyak - ternyata merupakan hotspot kehidupan yang tak terduga. Itu semua menambah pemahaman tentang bagaimana virus menyebar di planet ini.

"Memiliki peta baru di mana virus-virus ini berada dapat membantu kita memahami 'pompa' karbon laut dan, secara lebih luas, biogeokimia yang berdampak pada planet ini," tutur Sullivan.

Para ilmuwan memperkirakan ada puluhan juta virus di lautan, banyak di antaranya mungkin ada di luar air, dan bahkan di tubuh manusia sendiri. Mampu mengidentifikasi mereka dapat mengajarkan lebih banyak tentang kehidupan itu sendiri, bukan hanya kehidupan di bawah air.

Untuk keperluan penelitian, serta menemukan virus baru yang ditemukan dalam sampel air dari kedalaman hingga 4.000 meter, para peneliti juga mengidentifikasi jenis baru dari menganalisis mikroba lain dan makhluk hidup yang telah membangun rumah di lautan. Penelitian ini dipublikaskan di Cell beberapa waktu lalu

"Model ekosistem lautan sebelumnya umumnya mengabaikan mikroba, dan jarang memasukkan virus, tapi kita sekarang tahu mereka adalah komponen penting untuk dimasukkan," kata Sullivan.

Kelengkapan penelitian baru juga penting karena membantu para ilmuwan lebih akurat menghitung keseimbangan oksigen dan karbon dioksida di atmosfer. Organisme laut membantu mendaur ulang oksigen, sementara lautan menyerap dan menyimpan banyak CO2.

Lebih banyak kehidupan di bawah permukaan air berarti lebih banyak CO2 dikonversi menjadi karbon organik dan biomassa, disimpan jauh di laut.

Simak kabar terbaru dari penemuan baru tentang virus di laut hanya di kanal Tekno Tempo.co

SCIENCEALERT | CELL

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

20 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

21 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

21 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

25 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

26 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

28 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

29 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

29 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

31 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

33 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya