Es Antartika Terendah Sepanjang Sejarah, Ilmuwan Kebingungan

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 3 Juli 2019 12:43 WIB

Kapal pemecah es ini tiba di stasiun Zhongshan milik Cina di Antartika Timur dalam sebuah misi penelitian. chinadaily.com.cn

TEMPO.CO, Jakarta – Penyusutan es terjadi di Antartika baru-baru ini, yang membuat jumlah es di sekitar Antartika dari yang sebelumnya berada pada rekor tertinggi merosot menjadi yang terendah. Hal tersebut membuat para ilmuwan bingung dan bertanya-tanya.

Baca: Hampir 25 Persen Es Antartika Barat dalam Bahaya Kehancuran

Benua di sebelah selatan Bumi ini sebelumnya mempunyai catatan lapisan es laut yang terus mengalami peningkatan dari tahun 1979. Peningkatan itu stabil dan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2014, seperti yang dilansir dari apnews.com.

Tetapi tiga tahun kemudian, alih-alih medapatkan peningkatan, lapisan es di laut Antartika ini justru mengalami penurunan yang drastis, bahkan hingga mencapai titik terendah sepanjang sejarah.

Hal tersebut membuat peningkatan perlahan yang terjadi tiga dekade ke belakang menjadi sia-sia. Menurut Mark Serreze, Direktur Pusat Data Salju dan Es Nasional kepada AP, merosotnya lapisan es ini adalah sesuatu yang sangat mengejutkan.

Advertising
Advertising

Ia beserta beberapa ahli luar lainnya juga mengatakan mereka tidak tahu apakah ini adalah kejadian yang bersifat alami dan akan kembali semua, atau memang ini adalah sebuah pertanda bahwa pemanasan global saat ini telah sampai ke bumi bagian selatan ini.

Hingga saat ini, Antartika belum menunjukkan bahwa tingkat pemanasannya konsisten mengalami peningkatan seperti halnya yang dialami oleh Kutub Utara.

Menurut Waleed Abdalati, seorang ilmuwan es dari Universitas Colorado, dengan adanya perubahan besar dalam waktu yang sesingkat ini, mengindikasikan bahwa bumi memiliki potensi untuk mengalami perubahan yang signifikan dan cepat.

Di daerah kutub sendiri akan mengalami pertumbuhan es pada musim dingin, dan penyusutan pada musim panas. Di sekitar Antartika, luas rata-rata es laut mencapai 4,9 juta mil persegi atau sekitar 12,8 juta kilometer persegi pada tahun 2014.

Pada 2017, es tersebut menyusut menjadi hanya 4,1 juta mil persegi atau sekitar 10,7 juta kilometer persegi.

2018 menjadi tahun yang cukup baik karena menunjukkan adanya peningkatan lapisan es, namun capaian itu masih berada pada peringkat terendah kedua sejak 1979.

Meskipun es tumbuh sepanjang tahun ini di Antartika, namun nyatanya capaian pada Mei hingga Juni ini menjadi yang terendah dalam sejarah, bahkan lebih rendah daripada capaian pada 2017.

Keberadaan lapisan es ini sangat penting bagi kelangsungan kehidupan di Bumi. Dilansir dari edition.cnn.com, dengan adanya lapisan es yang berwarna terang, pancaran sinar Matahari ke Bumi menjadi tidak 100 persen terserap, melainkan hanya 30 hingga 50 persen saja, sisanya terpantul kembali keluar bumi.

Akan tetapi saat lapisan tersebut mencair, warnanya berubah menjadi sewarna samudera yang berwarna agak kegelapan. Ini berbahaya karena pancaran sinar matahari yang terserap kini bertambah menjadi 90 persen dan menjadikan bumi semakin hangat.

Dengan banyaknya lapisan es Antartika yang mencair, menurut Claire Parkinson, seorang peneliti senior NASA, ekosistem di sana agaknya juga akan terganggu.

Ketika es laut Antartika mengalami peningkatan, para ilmuwan menunjuk pada pergeseran dalam pola angin dan tekanan, sirkulasi laut berubah atau perubahan iklim alami tapi teratur seperti El Nino dan La Nina. Namun saat ini penjelasan tersebut agaknya menjadi kurang tepat sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk menjawabnya.

AP NEWS | CNN | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

4 jam lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

9 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

58 hari lalu

Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

Gerry Utama dari Indonesia ikut ekspedisi ke kutub selatan untuk menjelajahi Antartika.

Baca Selengkapnya

Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

3 Maret 2024

Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

14 Februari 2024

Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

Penumpang kapal pesiar ini sudah membayar mahal, sampai Rp203 juta per orang untuk ikut ke Antartika.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

22 Januari 2024

Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

Ilmuwan meneliti penyebab berkurangnya lapisan es di Antartika. Bisa membantu pemerintah merencanakan cara merespons kenaikan air laut.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya