Studi: Misi Mars Berpotensi Memperpendek Umur Astronot

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 7 Juli 2019 05:27 WIB

Rancangan bangunan di Mars untuk astronot pertama di Planet Merah itu. Ini karya salah satu pemenang Tantangan Habitat Mars 3D. (NASA)

TEMPO.CO, Jakarta - Paparan sinar matahari yang berlebih menjadi kekhawatiran bagi para astronot yang melaksanakan misi penjelajahan ke luar angkasa. Paparan sinar matahari yang berlebih itu dapat membahayakan kesehatan karena memicu penyakit jantung atau kanker.

Baca: NASA Berhasil Uji Sistem Penyelamatan Astronot ke Bulan

Hal itu sudah lama menjadi momok menakutkan yang berkembang, akan tetapi baru baru ini, hasil sebuah studi menemukan bahwa astronot tidak akan mati sebelum waktunya, tetapi para ilmuwan memperingatkan bahwa misi yang berdurasi panjang akan menimbulkan risiko serius.

Penelitian ini, diterbitkan hari ini di Scientific Reports. Penelitian dilakukan oleh Robert Reynolds dari Mortality Research & Consulting, Inc., di California Bersama tim. Ia melakukan penelitian dengan melakukan analisis statistik dari data historis yang tersedia untuk umum. Sebanyak 418 penjelajah luar angkasa dilibatkan dalam penelitian ini, 301 astronot dan 117 kosmonot.

Penelitian tersebut dilansir dari gizmodo.com, tidak menemukan kaitan antara paparan radiasi ruang angkasa dengan peningkatan risiko kematian akibat kanker atau penyakit kardiovaskular di antara para astronot dan kosmonot, akan tetapi peneliti mengungkapkan bahwa misi dengan durasi yang lebih jauh dari gravitasi Bumi, seperti misi ke Mars, dapat membahayakan dan berpotensi memperpendek umur.

Advertising
Advertising

Penelitian ini mempertimbangkan semua astronot NASA sejak 1959 dan semua kosmonot Soviet atau Rusia sejak 1961, yang mengalami perjalanan ke luar angkasa sebelum Juli 2018 untuk astronot dan Desember 2017 untuk kosmonot. Periode usia tindak lanjut rata-rata untuk astronot adalah 24 tahun dan untuk kosmonot adalah 25 tahun.

Hasilnya, tercatat ada kematian sebanyak 89 Jiwa, 53 di antaranya astronot dan 36 lainnya adalah kosmonot. Orang–orang ini meninggal karena berbagai sebab, akan tetapi yang menjadi perhatian Reynolds dan timnya adalah mereka yang meninggal karena kanker dan penyakit kardiovaskular, karena kondisi itu memiliki kaitan untuk dikaitkan dengan paparan radiasi matahari.

Di antara para astronot, 30 persen meninggal karena kanker dan kurang dari 15 persen meninggal karena penyakit jantung. Perolehan ini berbeda untuk kosmonot yang setengahnya meninggal karena penyakit jantung dan 28 persen sisanya karena kanker.

Statistik ini sekilas tampak tinggi dan mengkhawatirkan, namun Reynolds bersarkan analisanya mengatakan bahwa itu adalah hal yang biasa – tidak ada yang istimewa. Tidak ada tren yang dapat dideteksi dari data, dan tidak ada juga kesimpulan yang bisa ditarik bahwa penyebab umum kematian dalam penelitian ini, adalah paparan radiasi.

Astronot dan kosmonot yang melaksanakan misi penjelajahan pada orbit bumi yang rendah masih terlindungi oleh medan magnet Bumi. Berbeda halnya dengan yang akan terjadi di masa depan, saat para astronot dapat melakukan perjalanan lebih jauh ke luar angkasa.

Sedihnya, sebuah misi ke Mars dapat mengambil satu tahun kehidupan seseorang, jika astronot tidak dibekali oleh pelindung atau pakaian luar angkasa yang telah dirancang khusus.

Penelitian NASA pada 2013 menyimpulkan bahwa, tanpa perlindungan yang memadai, tubuh astronot yang akan menjalani misi Mars akan dipenuhi oleh radiasi sebanyak yang mereka terima dari CT scan seluruh tubuh.

Penelitian baru ini menggembirakan bagi para astronot yang menjalankan misi penjelajahan di orbit bumi rendah, tetapi mengingat adanya rencana untuk mengembangkan misi penjelajahan lebih jauh, beberapa solusi terkait perlu dipikirkan sebelum misi dilaksanakan.

SCIENTIFIC REPORTS | GIZMODO | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

34 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

53 hari lalu

Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

Hasil studi menunjukkan adanya korelasi penggunaan Instagram dan Snapchat terhadap keinginan untuk operasi kosmetik.

Baca Selengkapnya

Studi Queen Mary University of London Ungkap Dampak Baik Puasa bagi Tubuh Manusia

59 hari lalu

Studi Queen Mary University of London Ungkap Dampak Baik Puasa bagi Tubuh Manusia

Peneliti di Queen Mary University of London membuat studi soal bagaimana puasa berdampak bagi tubuh manusia.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Studi Baru Ungkap Dampak TikTok terhadap Kesejahteraan Mental Remaja

19 Februari 2024

Studi Baru Ungkap Dampak TikTok terhadap Kesejahteraan Mental Remaja

Studi baru Universitas Normal Tianjin Cina mengungkap dampak TikTok terhadap kesejahteraan mental remaja.

Baca Selengkapnya

Hasil Studi: Pengalaman Bullying Bisa Tingatkan Risiko Kesehatan Mental Anak hingga 3 Kali Lipat

18 Februari 2024

Hasil Studi: Pengalaman Bullying Bisa Tingatkan Risiko Kesehatan Mental Anak hingga 3 Kali Lipat

Sebuah penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying berisiko tiga kali lipat mengalami masalah kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Studi: Perbedaan Politik Mungkin Membuat Tetangga Pindah Rumah

17 Februari 2024

Studi: Perbedaan Politik Mungkin Membuat Tetangga Pindah Rumah

Hasil studi peneliti dari University of Virginia menemukan bahwa perbedaan pandangpolitik dengan tetangga bisa membuat seseorang pindah rumah.

Baca Selengkapnya

Studi Temukan Hubungan antara Kebiasaan Mengupil dengan Penyakit Alzheimer

10 Februari 2024

Studi Temukan Hubungan antara Kebiasaan Mengupil dengan Penyakit Alzheimer

Penelitian ini menyoroti bagaimana tindakan yang tampaknya tidak berbahaya seperti mengupil bisa berkontribusi terhadap perkembangan Alzheimer.

Baca Selengkapnya

Studi: 60 Persen dari 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Tercemar E. coli

7 Februari 2024

Studi: 60 Persen dari 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Tercemar E. coli

Perlu dilakukan pemeringkatan kota berdasarkan tingkat risiko patogen pada rumah tangga yang menggunakan air tanah.

Baca Selengkapnya