Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

Reporter

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology menunjukkan adanya hubungan kuat antara penggunaan media sosial, aplikasi pengeditan foto, dan meningkatnya keinginan untuk melakukan operasi kosmetik, seperti dilansir psypost.org

Para peneliti menemukan bahwa orang yang menghabiskan banyak waktu di platform media sosial seperti Snapchat dan Instagram, dan mereka yang menggunakan aplikasi pengeditan foto, lebih cenderung mempertimbangkan untuk menjalani operasi kosmetik.

Hasil studi berjudul “Effects of the COVID-19 Pandemic On Patient Social Media Use and Acceptance of Cosmetic Procedures,” ini ditulis oleh Iman F. Khan, Henriette De La Garza, Michelle Lazar, Kevin F. Kennedy, dan Neelam A. Vashi.

Para peneliti ini bertujuan mengeksplorasi berbagai cara di mana representasi virtual diri kita berdampak pada keputusan kita di kehidupan nyata, khususnya terkait penampilan fisik. Istilah “Snapchat dysmorphia” telah memasuki leksikon medis, menggambarkan tren di mana individu mencari peningkatan kosmetik untuk meniru versi filter dari diri mereka yang mereka tampilkan secara online.

Studi ini menyelidiki implikasi yang lebih luas dari media sosial dan pengeditan foto terhadap niat melakukan operasi kosmetik, terutama mengingat meningkatnya fokus pada penampilan selama masa pandemi COVID-19.

“Meskipun ada peningkatan fokus kosmetik selama pandemi COVID, hingga saat ini belum ada data yang menyoroti hubungan atau faktor yang jelas yang membuat pasien lebih atau kurang berpartisipasi dalam perawatan kosmetik,” kata Neelam A. Vashi, direktur Pusat Kosmetik dan Laser Universitas Boston di Boston Medical Center, penulis studi ini.

Studi ini berfokus pada individu yang datang ke klinik dermatologi rawat jalan di sebuah rumah sakit perkotaan di Boston dari Oktober 2019 hingga Juni 2021. Jangka waktu ini dipilih untuk mengumpulkan data sebelum dan selama pandemi COVID-19, sehingga menawarkan peluang unik untuk menganalisis perubahan sikap terhadap prosedur kosmetik di tengah meningkatnya konsumsi media sosial yang dilaporkan selama lockdown.

Untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, orang itu harus berusia 18 tahun ke atas dan fasih berbahasa Inggris atau Spanyol untuk memastikan survei dapat diselesaikan tanpa hambatan bahasa yang mempengaruhi pemahaman atau tanggapan. Survei ini mencakup pertanyaan mengenai demografi, pola penggunaan media sosial, persepsi terhadap prosedur kosmetik, dan keinginan untuk menjalani prosedur tersebut. Sebanyak 175 hasil survei yang dikumpulkan.

Para peneliti menemukan korelasi yang signifikan antara jumlah waktu yang dihabiskan di platform media sosial, khususnya Snapchat dan Instagram, dan meningkatnya keinginan untuk melakukan prosedur kosmetik. 

Peserta yang melaporkan menghabiskan lebih banyak waktu pada platform ini lebih cenderung percaya bahwa media sosial memengaruhi keputusan mereka untuk mempertimbangkan pemakaian operasi kosmetik. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal ini menunjukkan bahwa paparan yang terlalu lama terhadap gambar dan gaya hidup yang dikurasi yang disajikan pada platform ini dapat meningkatkan ketidakpuasan terhadap penampilan seseorang sehingga menyebabkan minat yang lebih besar terhadap solusi operasi kosmetik.

Penggunaan aplikasi pengeditan foto seperti FaceTune, Lightroom, dan SnapSeed sebelum berbagi foto selfie di media sosial merupakan faktor signifikan lainnya terhadap pertimbangan peserta terhadap prosedur kosmetik bedah dan non-bedah. 

Temuan ini menunjukkan bahwa tindakan mengubah penampilan seseorang secara digital dapat diterjemahkan menjadi keinginan untuk melakukan perubahan serupa di dunia nyata, mungkin karena perbedaan antara diri online yang diedit dan pantulan yang belum diedit di cermin.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan dengan konten media sosial terkait selebriti, influencer, dan akun yang memamerkan hasil prosedur kosmetik, secara signifikan memengaruhi keinginan untuk menjalani perbaikan kosmetik. 

Mengikuti dan berinteraksi dengan akun-akun tersebut kemungkinan besar akan membuat individu terpapar pada frekuensi standar kecantikan ideal yang lebih tinggi, yang dapat memperburuk perasaan tidak mampu dan meningkatkan daya tarik intervensi kosmetik untuk mencapai hasil estetika serupa.

Menariknya, penelitian ini juga mengamati perbedaan signifikan dalam sikap terhadap prosedur kosmetik sebelum dan sesudah terjadinya pandemi COVID-19. Peningkatan jumlah peserta yang mempertimbangkan prosedur kosmetik terjadi selama pandemi, seiring dengan peningkatan jumlah individu yang pernah menjalani prosedur kosmetik.

Tren ini mungkin mencerminkan efek gabungan dari meningkatnya penggunaan media sosial selama lockdown dan fenomena “Zoom dysmorphia,” di mana peningkatan konferensi video menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap diri sendiri dan ketidakpuasan terhadap penampilan di layar.

Studi ini menyoroti perlunya penyedia layanan kesehatan untuk mempertimbangkan penggunaan media sosial pasien sebagai faktor keinginan mereka untuk melakukan prosedur kosmetik dan untuk terlibat dalam diskusi terbuka tentang motivasi dan harapan di balik keputusan tersebut. 

“Perawatan berkualitas dimulai dengan percakapan yang berkualitas, dan kami berharap penelitian ini mendorong penyedia layanan untuk bertanya tentang semua aspek kehidupan pasien agar lebih memahami motivasi dan tujuan perawatan mereka,” kata Vashi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Baru Dirilis, Begini Cara Mengunggah Story Rahasia di Instagram

11 jam lalu

Logo baru Instagram. Instagram
Baru Dirilis, Begini Cara Mengunggah Story Rahasia di Instagram

Instagram merilis fitur story rahasia yang memungkinkan seseorang memposting cerita tersembunyi. Begini caranya.


Kronologi Kritik Iuran Pengembangan Institusi Mahasiswa Unri Diadukan Rektor ke Polisi dengan UU ITE

12 jam lalu

Kronologi Khariq Anhar Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau (Unri) mencuat usai video kritiknya soal Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di Unri dilaporkan oleh Rektor Unri Sri Indarti pada 15 Maret 2024. Foto: Istimewa
Kronologi Kritik Iuran Pengembangan Institusi Mahasiswa Unri Diadukan Rektor ke Polisi dengan UU ITE

Nama Khariq Anhar Mahasiswa Fakultas Pertanian Unri mencuat usai video kritiknya soal IPI dilaporkan Rektor Unri Sri Indarti pada 15 Maret 2024.


Saran Pakar dalam Memilih Skincare yang Aman

2 hari lalu

Ilustrasi wanita merawat kulit. Freepik.com/Senivpetro
Saran Pakar dalam Memilih Skincare yang Aman

Pakar membagi tips cara memilih obat perawatan kulit atau skincare yang mengandung bahan yang aman digunakan bagi kulit.


3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

2 hari lalu

Untuk meningkatkan engagement, Anda bisa menyematkan komentar di Instagram. Ketahui cara menyematkan komentar di Instagram berikut ini. Foto: Pexels
3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.


Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

5 hari lalu

Pekerja laboratorium perusahaan maklon yang memproduksi kosmetik/Kosme
Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

Bisnis produk kosmetik dan skincare semakin diminati masyarakat Indonesia. Para pengusaha kecantikan mengandalkan maklon untuk produksi kosmetiknya.


Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

7 hari lalu

Dua orang anak suku bajo membaca buku sambil menunggu perahu tumpangan untuk mengantarnya ke sekolah di Pulau Papan, Desa Kadoa, Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, (13/5). Anak suku Bajo hanya bersekolah hingga tingkatan SD karena tingkatan SMP harus menyeberang ke pulau lain dengan jarak yang lebih jauh. TEMPO/Fahmi Ali
Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.


Cara Menyematkan Komentar di Instagram untuk Android dan iOS

8 hari lalu

Untuk meningkatkan engagement, Anda bisa menyematkan komentar di Instagram. Ketahui cara menyematkan komentar di Instagram berikut ini. Foto: Pexels
Cara Menyematkan Komentar di Instagram untuk Android dan iOS

Untuk meningkatkan engagement, Anda bisa menyematkan komentar di Instagram. Ketahui cara menyematkan komentar di Instagram berikut ini.


Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

8 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

Sekarang pengguna dapat dengan mudah menyematkan komentar di Instagram untuk meningkatkan pengalaman berbagi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.


Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

11 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca


Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

11 hari lalu

Threads. shutetrstock.com
Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

Threads menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna mengarsipkan unggahan secara manual maupun otomatis ketika diatur dalam jangka waktu tertentu