Pemanasan Global Ubah Pola Migrasi Serangga

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 7 Juli 2019 08:01 WIB

Jutaan lalat capung ekor panjang saat kawin massal di danau Tisza, Tiszakurt, Hungaria, 14 Juni 2016. Fenomena ini hanya terjadi sekali dalam setahun. REUTERS/Laszlo Balogh

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini peneliti menemukan bahwa ternyata pemanasan global dapat berpengaruh pada perubahan pola migrasi serangga. Hal ini dikonfirmasi lewat penelitian yang terbit pada pada jurnal ilmiah Rabu pekan ini.

Baca: Studi: 40 Persen Lebih Spesies Serangga Alami Kepunahan

Penelitian dilakukan oleh ahli biologi dari University of Guelph dan menjadikan kupu-kupu dan capung sebagai sampelnya. Sampel dikumpulkan dari Semenanjung Bruce di Ontario pada musim gugur 2015 dan 2016. Sampel kemudian disematkan pemancar radio.

Pemancar radio tersebut memancarkan sinyal radio yang dapat diambil oleh menara di sepanjang rute migrasi serangga. Sinyal yang terpancar memberikan informasi tentang kecepatan dan jarak kembali ke peneliti.

Sampel kemudian dibiarkan bermigrasi melalui Ontario Selatan menuju wilayah Amerika Serikat bagian Utara. Dari perjalanan tersebut, peneliti mendapatkan beberapa hasil.

Advertising
Advertising

Rata-rata, para raja atau pemimpin koloni serangga menempuh kecepatan terbang sekitar 12 km/jam, lebih lambat daripada anggota koloninya yang terbang sekitar 16 km/jam. Salah satu anggotanya ada yang terbang hingga mencapai 77 km/jam dan menempuh jarak 122 kilometer hanya dalam satu hari.

Ryan Norris, salah satu peneliti yang juga terlibat dalam penulisan hasil penelitian ini mengatakan bahwa serangga memiliki kecepatan terbang yang cenderung lebih cepat. Namun untuk konteks penelitian ini, mereka diperlambat oleh paket pemancar radio, yang beratnya sekitar setengah dari berat tubuh serangga. Norris juga menjelaskan bahwa penelitian menunjukkan serangga cenderung terbang tinggi di atmosfer untuk mengambil keuntungan dari angin.

Hasil penelitian ini, seperti dilansir dari thestar.com, juga menunjukkan bahwa raja dan anggotanya terbang lebih cepat dalam suhu yang lebih hangat, namun melambat jika suhu di sekitar mereka terlalu panas, sehingga akan mungkin bagi pemanasan global dapat mempengaruhi migrasi menjadi lebih lambat daripada sebelumnya.

Kebiasaan perkembangbiakan serangga dan area tempat tinggal mereka di musim dingin telah banyak dipelajari, tetapi hampir tidak ada informasi tentang pola migrasi. Hal itu disampaikan oleh Samantha Knight yang memimpin penulisan hasil penelitian ini.

"Kami dapat mendokumentasikan beberapa hal mendasar yang tidak pernah dilakukan sebelumnya," kata Knight, yang juga seorang manajer program di Nature Conservancy of Canada.

Penelitian ini dapat dikatakan merupakan pendahuluan yang berhasil membuka ruang bagi banyak penelitian serupa tentang serangga. Dia mengharapkan teknologi meningkat sehingga migrasi serangga dapat lebih dipahami.

Norris mengatakan bahwa penelitian ini dapat memberikan pandangan kepada peneliti untuk tahu kemana para serangga pergi, sehingga nantinya peneliti dapat mengembangkan strategi konservasi yang efektif. “Sulit untuk memprediksi apa yang spesies akan lakukan jika Anda tidak tahu apa yang mereka lakukan sekarang,” ungkapnya.

THE STAR | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ

Berita terkait

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

1 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak lima manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

1 hari lalu

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

6 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

8 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

15 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

19 hari lalu

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

23 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

29 hari lalu

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

41 hari lalu

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.

Baca Selengkapnya

Parlemen Israel: Perang Selesai Jika Warga Yahudi Menetap di Gaza Utara

42 hari lalu

Parlemen Israel: Perang Selesai Jika Warga Yahudi Menetap di Gaza Utara

Perang Israel di Jalur Gaza akan berakhir jika warga Yahudi menetap di bagian utara wilayah itu, kata salah seorang pemimpin parlemen Israel

Baca Selengkapnya