Mengapa Tunanetra Memiliki Pendengaran yang Lebih Baik?

Reporter

The Conversation

Editor

Erwin Prima

Senin, 8 Juli 2019 11:31 WIB

Carmen Lopez Garcia, peselancar tunanetra bersiap-siap memulai latihan di pantai Salinas, Spanyol, 6 Desember 2018. Turnamen La Jolla menyelengarakan kompetisi atlet tunanetra perempuan untuk pertama kalinya. REUTERS/Eloy Alonso

TEMPO.CO, Jakarta - Apa yang menyebabkan seorang penyandang tunanetra sepertinya memiliki pendengaran yang lebih baik? Rahasianya ada pada kemampuan memproses informasi sensorik.

Baca: Penderita Mata Glaukoma Tak Menjadi Tunanetra, Ada Solusinya

Kita merasakan sensasi suara ketika getaran dari suara masuk ke dalam telinga kita dan menyebabkan sel-sel rambut dalam telinga kita bergerak bolak-balik. Sel-sel rambut itu mengubah gerakan ini jadi sinyal listrik yang diteruskan ke otak.

Kemampuan seseorang untuk mendengar sangat tergantung pada seberapa utuh sel-sel rambut ini. Ketika sel-sel ini hilang, mereka tidak tumbuh kembali. Ini berlaku bagi semua orang, termasuk orang tunanetra. Jadi secara fisik, orang buta tampaknya kemampuan mendengarnya tidak di atas orang yang dapat melihat.

Namun orang tunanetra sering mengungguli orang yang dapat melihat dalam tugas pendengaran, misalnya dalam menemukan sumber suara. Hal ini bukan disebabkan organ sensorik, tapi pada proses informasi sensorik di otak.

Advertising
Advertising

Kita mengalami persepsi ketika otak menafsirkan sinyal yang diberikan oleh organ indra kita, dan berbagai bagian otak merespons informasi yang datang dari organ indra yang berbeda. Ada area yang memproses informasi visual (korteks visual) dan area yang memproses informasi suara (korteks auditori). Tetapi ketika indra seperti penglihatan hilang, otak melakukan suatu hal yang luar biasa: otak mengatur ulang fungsi-fungsi area tersebut.

Pada orang tunanetra, korteks visual menjadi sedikit “bosan” tanpa adanya input visual dan mulai menyusun kembali dirinya sendiri sehingga menjadi lebih responsif terhadap informasi dari indra lain yang tersisa. Jadi, meski orang tunanetra mungkin telah kehilangan penglihatan mereka, hal ini menyisakan kapasitas otak yang lebih besar untuk memproses informasi dari indra lain.

Tingkat reorganisasi dalam otak tergantung pada waktu ketika seseorang kehilangan penglihatan mereka. Otak dapat mengatur ulang dirinya sendiri di setiap titik dalam kehidupan, termasuk dewasa, tetapi selama masa kanak-kanak, otak lebih mampu beradaptasi dengan perubahan. Ini karena selama masa kanak-kanak, otak masih berkembang dan reorganisasi otak yang baru tidak harus bersaing dengan yang sudah ada. Akibatnya, orang yang kehilangan penglihatan sejak usia sangat dini menunjukkan tingkat reorganisasi yang jauh lebih besar di otaknya.

Orang-orang yang menjadi tunanetra sejak kecil cenderung mengungguli orang-orang yang dapat melihat dan yang menjadi buta setelah dewasa, dalam tugas persepsi yang mengandalkan pendengaran dan sentuhan.

Ekolokasi

Reorganisasi dalam otak juga berarti bahwa orang tunanetra kadang-kadang dapat belajar bagaimana menggunakan indra mereka yang tersisa dengan cara-cara yang menarik. Sebagai contoh, beberapa orang tunanetra belajar untuk merasakan lokasi dan ukuran objek di sekitar mereka menggunakan ekolokasi atau menggunakan gelombang suara untuk menentukan lokasi suatu objek di sekitarnya.

Dengan menghasilkan decakan dengan mulut mereka dan mendengarkan gema yang muncul, orang tunanetra dapat menemukan objek di sekitar mereka. Kemampuan ini terkait erat dengan aktivitas otak di korteks visual. Faktanya, korteks visual pada ekolokator orang tunanetra merespons informasi suara dengan cara yang hampir sama dengan informasi visual pada penglihatan. Dengan kata lain, pada ekolokator orang buta, fungsi pendengaran sebagian besar telah menggantikan fungsi penglihatan di otak.

Namun tidak setiap orang tunanetra secara otomatis menjadi ahli ekolokasi. Pengembangan keterampilan seperti ekolokasi bergantung pada waktu yang dihabiskan untuk mempelajari tugas ini–bahkan orang yang melihat dapat mempelajari keterampilan ini dengan pelatihan yang cukup, tetapi orang-orang tunanetra mungkin akan mendapat manfaat dari otak mereka yang lebih diatur kembali untuk lebih peka pada indra selain penglihatan.

Orang tunanetra akan lebih mengandalkan indra mereka yang tersisa untuk melakukan tugas sehari-hari, yang berarti mereka melatih indra mereka yang tersisa setiap harinya. Pengaturan ulang otak, disertai dengan pengalaman lebih dalam menggunakan indra mereka yang tersisa, diyakini sebagai faktor penting yang membuat orang tunanetra memiliki keunggulan dalam hal pendengaran dan sentuhan dibandingkan dengan orang yang dapat melihat.

THE CONVERSATION

Berita terkait

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

31 hari lalu

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.

Baca Selengkapnya

4 Sinyal Ancaman Kehilangan Pendengaran

42 hari lalu

4 Sinyal Ancaman Kehilangan Pendengaran

Kehilangan pendengaran bukan hanya masalah pada lansia. Anak muda pun bisa mengalaminya. Berikut empat tanda perlunya periksakan telinga.

Baca Selengkapnya

Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

45 hari lalu

Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

Dokter THT menjelaskan alat bantu dengar yang digunakan pasien dengan gangguan pendengaran tidak bisa dipakai seumur hidup. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

46 hari lalu

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.

Baca Selengkapnya

Penyebab Gangguan Pendengaran dan Cara Mencegahnya

51 hari lalu

Penyebab Gangguan Pendengaran dan Cara Mencegahnya

Masyarakat perlu edukasi pentingnya mencegah gangguan pendengaran agar semua panca indera tetap sehat sehingga produktif dalam banyak hal.

Baca Selengkapnya

Pakar Jelaskan Manfaat Implan Koklea untuk Perbaiki Pendengaran

52 hari lalu

Pakar Jelaskan Manfaat Implan Koklea untuk Perbaiki Pendengaran

Implan koklea untuk memperbaiki pendengaran memiliki risiko efek samping dan komplikasi yang minim sehingga relatif aman untuk dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

52 hari lalu

Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.

Baca Selengkapnya

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

7 Maret 2024

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?

Baca Selengkapnya

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

24 Februari 2024

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

Momen anak menangis di pesawat terbang bisa menggangu wisatawan lain. Cara ini dapat membantu para orang tua menenangkan anak menangis

Baca Selengkapnya

Bukan Sedang Ada yang Membicarakan, Ini Penyebab Telinga Berdenging

8 Februari 2024

Bukan Sedang Ada yang Membicarakan, Ini Penyebab Telinga Berdenging

Telinga berdenging atau berdengung adalah gejala tinnitus, bukan karena ada orang lain yang sedang membicarakan kita.

Baca Selengkapnya