2 Harimau Sumatera Siap Dikembalikan ke Habitatnya

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 30 Juli 2019 07:08 WIB

Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) bernama Leony berendam di air setelah dilepas di enklosur seluas 50x50 meter di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di Dharmasraya, Sumatera Barat, ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melapasliarkan dua harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Bonita dan Atan Bintang ke habitat mereka di Provinsi Riau.

Dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Senin, 29 Juli 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya-Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (PR-HSD Yayasan ARSARI) telah melakukan serangkaian proses penyelamatan terhadap harimau itu sehingga kini siap untuk dilepaskan kembali.

“Pelestarian satwa dapat berhasil apabila semua pihak bekerja bersama. Data dari PVA harimau sumatera menunjukkan populasi harimau sumatera di habitat alaminya tersisa 603 individu yang tersebar di 23 kantong habitat," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno.

Selain itu, data dari Ditjen KSDAE menunjukkan lebih dari 50 persen populasi satwa dilindungi berada di luar kawasan konservasi, baik di hutan produksi maupun hutan lindung.

Harimau sumatera betina bernama Bonita diselamatkan dari areal kebun PT TH Indo Plantations di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir pada 3 Januari 2018, sedangkan harimau sumatera jantan bernama Atan Bintang dievakuasi dari pemukiman warga pada 18 November 2018 di Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir.

Advertising
Advertising

Secara total, dengan pelepasliaran sepasang harimau itu menambah jumlah harimau rehabilitasi dari PR-HSD yang akan dilepasliarkan ke habitat alaminya menjadi empat individu. Bonita dan Atan Bintang akan menempuh jalur darat menuju kawasan konservasi di Provinsi Riau untuk kembali ke habitatnya.

“Untuk itu upaya perlindungan menjadi penting untuk dilakukan oleh semua pihak seperti pengelola konsesi, pemerintah daerah, masyarakat adat dan juga LSM. Kita harapkan mulai saat ini, satwa liar dilindungi termasuk harimau sumatera yang berada di luar kawasan konservasi dapat terlindungi seperti halnya satwa liar lainnya di dalam kawasan konservasi. Semangat bekerja bersama menjadi kunci untuk sinergi selanjutnya,” katanya.

Hashim Djojohadikusumo, penggagas dan pendiri PR-HSD, menjelaskan pihaknya berkomitmen terus membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi harimau sumatera. Sejak diresmikan oleh Menteri LHK pada 29 Juli 2017, PR-HSD telah melakukan rehabilitasi terhadap enam individu harimau yang kemudian berhasil dilepasliarkan ke habitat alaminya.

“Saat ini kami masih merawat satu harimau sumatera yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas, Sumatera Utara. Harimau sumatera merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga,” katanya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Suharyono menjelaskan timnya dan mitra telah melakukan kajian untuk calon lokasi pelepasliaran harimau sumatera tersebut.

“Kami mempertimbangkan lokasi pelepasliaran yang jauh dari pemukiman dan masyarakat, ketersediaan mangsa yang cukup, serta tingkat ancaman yang rendah. Pelepasliaran harimau sumatera di Provinsi Riau diharapkan bisa mengembalikan jumlah populasi harimau sumatera di wilayah ini untuk menjaga kelestarian harimau sumatera di habitat alaminya,” kata dia.

Kepala Balai KSDA Sumatera Barat Erly Sukrismanto menambahkan pelepasliaran dua harimau itu dilengkapi dengan kalung penanda (GPS Collar) sumbangan dari Yayasan ARSARI Djojohadikusumo yang berfungsi untuk memantau pergerakan Bonita dan Atan Bintang. Dari data GPS Collar tersebut, pergerakan satwa akan diketahui untuk melihat wilayah jelajah serta adaptasi harimau tersebut di habitat barunya.

“Balai KSDA Sumatera Barat bersama Balai Besar KSDA Riau yang akan melakukan pemantauan harimau sumatera tersebut pasca-dilepasliarkan,” katanya.

Berita terkait

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

3 hari lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

13 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

13 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

13 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

19 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

28 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

28 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

28 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

31 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

35 hari lalu

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

KLHK menjatuhkan denda Rp 1,34 miliar kepada pemilik konsesi PT Mandiri Sejahtera Energindo di areal IKN. Penambangan diduga dilakukan pihak lain.

Baca Selengkapnya