Apa Jadinya Jika Matahari Mati? Tenang Masih 7 Miliar Tahun Lagi

Jumat, 9 Agustus 2019 15:49 WIB

Lubang korona pada 13 Maret 2019. Posisi lubang korona di sekitar ekuator matahari. (instagram/lapan-ri)

TEMPO.CO, Jakarta - Matahari memberi energi untuk kehidupan di Bumi. Namun seperti kebanyakan hal di luar angkasa, bahkan bintang sekalipun memiliki masa hidup yang terbatas, dan suatu hari Matahari kita akan mati.

"Ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu ke ruang angkasa. Massa gas dan debu itu dapat mencapai setengah massa bintang," ujar astronom dari Universitas Manchester, Inggris, Albert Zijlstra seperti dilaporkan laman Space, baru-baru ini. "Ini mengungkap inti bintang, yang pada titik ini dalam kehidupan bintang kehabisan bahan bakar, akhirnya mati."

Namun, tidak perlu khawatir tentang kematian Matahari ini dalam waktu dekat. Karena, di dalam Matahari, mesin fusi yang mengaduk bahan bakar bintang, masih memiliki banyak bahan bakar - sekitar 5 miliar tahun. Bintang seperti Matahari terbentuk ketika awan besar gas (kebanyakan hidrogen dan helium) tumbuh begitu besar sehingga ia runtuh karena beratnya sendiri.

Tekanannya begitu tinggi di tengah massa gas yang kolaps sehingga panas mencapai tingkat yang tak terbayangkan, dengan suhu yang begitu panas sehingga atom hidrogen kehilangan elektronnya. Atom hidrogen telanjang, kemudian bergabung bersama menjadi atom-atom helium, reaksi itu melepaskan energi yang cukup untuk melawan tekanan gravitasi yang kuat dan menghancurkan awan gas.

Pertempuran antara gravitasi dan energi dari reaksi fusi memicu Matahari kita dan miliaran bintang lain di galaksi. "Namun sekitar 5 miliar tahun, Matahari baru akan kehabisan hidrogen. Bintang itu saat ini berada dalam fase paling stabil dari siklus hidupnya, sejak kelahiran tata surya sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu," kata Zijlstra.

Menurut ahli astrofisika Jillian Scudder, setelah semua hidrogen habis, Matahari akan tumbuh dari fase stabil ini. Dengan tidak ada hidrogen yang tersisa untuk menyatu dalam inti, cangkang hidrogen fusi akan terbentuk di sekitar inti yang dipenuhi helium.

"Gaya gravitasi akan mengambil alih, menekan inti dan membiarkan sisa Matahari mengembang. Bintang kita akan tumbuh menjadi lebih besar dari yang dibayangkan, begitu besar sehingga akan menyelimuti planet-planet bagian dalam, termasuk Bumi. Saat itulah matahari akan menjadi raksasa merah," tutur Scudder, dalam sebuah artikel The Conversation.

Selama sekitar satu miliar tahun, Matahari akan terbakar sebagai raksasa merah. Kemudian, hidrogen di inti luar itu akan menguras, meninggalkan banyak helium. Unsur itu kemudian akan berfusi menjadi unsur yang lebih berat, seperti oksigen dan karbon, dalam reaksi yang tidak menghasilkan banyak energi.

Setelah semua helium menghilang, gaya gravitasi akan mengambil alih, dan Matahari akan menyusut menjadi katai putih. Semua bahan luar akan menghilang, meninggalkan nebula planet.

Para astronom memperkirakan bahwa Matahari memiliki sekitar 7 miliar hingga 8 miliar tahun yang tersisa sebelum ia menghilang dan mati. Umat manusia mungkin sudah lama hilang saat itu, atau mungkin sudah menjajah planet lain.

SPACE | THE COVERSATION | SPACETIME | NASA


Berita terkait

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

20 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

20 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

21 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

21 hari lalu

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

24 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

30 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

40 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

28 Februari 2024

Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.

Baca Selengkapnya

Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

23 Februari 2024

Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

Sun dog juga bisa terlihat seperti ada 7 matahari di langit. Masyarakat di Indonesia beruntung kalau bisa melihat fenomena ini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Awan Hujan Berwarna Abu-abu?

27 Desember 2023

Mengapa Awan Hujan Berwarna Abu-abu?

Awan hujan berwarna abu-abu karena ketebalannya atau ketinggiannya.

Baca Selengkapnya