Mahasiwa UB Teliti Bakteri Lawan Jamur Cabai, Biar Harga Tak Naik

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 16 Agustus 2019 09:30 WIB

Mahasiswa UB yang meneliti bakteri penghambat jamur cabai rawit, Cindy Diah Ayu Fitriana, Nava Karina, dan Achmad Roekhan, Agustus 2019. (Humas Universitas Brawijaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, mengembangkan bakteri yang mampu menghambat patogen Colletotrichum capsici sekaligus mengatasi jamur pada cabai rawit.

Ketiga mahasiswa FP UB tersebut, adalah Cindy Diah Ayu Fitriana, Nava Karina, dan Achmad Roekhan. Pengembangan bakteri yang dilakukan ketiga mahasiswa itu di bawah bimbingan dosen Luqman Qurata Aini.

Mereka melakukan pengembangan bakteri kitinolotik di UB Forest yang memiliki kemampuan cepat dan tepat dalam menghambat perkembangbiakan jamur patogen Colletotrichum capsici penyebab antraknosa.

"Bakteri kitinolitik yang ada di UB Forest lebih aktif dibanding dari perairan, sehingga lebih aplikatif apabila diimplementasikan di bidang pertanian," kata Achmad Roekhan di Malang, Jumat, 16 Agustus 2019.

Umumnya, kata Achmad Roekhan, bakteri kitinolitik itu ditemukan di perairan. Dari 78 bakteri yang ada di UB Forest, 76 di antaranya adalah bakteri kitinolitik.

Pada tahun lalu, lanjutnya, cabai rawit menjadi komoditas hortikultura penyumbang inflasi sebesar 0,08 persen dari 3.2 persen inflasi nasional berdasar data Bank Indonesia 2018. Inflasi ini disebabkan karena banyaknya cabai yang terkena serangan penyakit antraknosa (patek) oleh jamur patogen Colletotrichum capsici.

Penyakit antraknosa pada cabai rawit mampu menurunkan produksi sebesar 50-90 persen per hektare. Pengendalian penyakit oleh petani dengan fungisida cenderung belum efektif dan menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim, kata Achmad, bakteri kitinolitik UB Forest memiliki kemampuan menghambat jamur Colletotrichum capsici penyebab antraknosa dengan persentase penghambatan hingga 100 persen.

Keunggulan bakteri kitinolitik dalam mengatasi penyakit antraknosa lebih efektif dibandingkan fungisida, karena bakteri kitinolitik memiliki kemampuan yang cepat dalam melisis dinding sel patogen yang komponen utamanya berupa kitin sebesar 22-40 persen.

Oleh karena itu, katanya, pemanfaatan bakteri kitinolitik UB Forest sebagai mikroba antagonis yang berperan sebagai green technology berbasis agen hayati perlu dikembangkan.

"Harapan kami bakteri jamur ini dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan antraknosa serta mendukung implementasi pertanian yang berkelanjutan," tuturnya.

Berita lain tentang penelitian mahasiswa Universitas Brawijaya dan cabai, bisa Anda simak di Tempo.co.

Berita terkait

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

3 hari lalu

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

Sebanyak 97 personil diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan UTBK di Universitas Brawijaya.

Baca Selengkapnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba

10 hari lalu

4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba

Polda Metro Jaya meringkus anggotanya yang menggunakan narkoba jenis sabu. Lantas, apa alasan umum ada polisi terlibat narkoba?

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

11 hari lalu

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

20 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

28 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Terima 3.662 Mahasiswa Baru, Ini Progam Studi Paling Diminati

39 hari lalu

Universitas Brawijaya Terima 3.662 Mahasiswa Baru, Ini Progam Studi Paling Diminati

Universitas Brawijaya menerima 3.662 mahasiswa baru dari total 31.368 pendaftar lewat jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sebut Harga Beras dan Cabai Turun, Daging Ayam dan Telur Stabil Tinggi

48 hari lalu

Kemendag Sebut Harga Beras dan Cabai Turun, Daging Ayam dan Telur Stabil Tinggi

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim menyatakan bahwa harga cabai dan beras sudah mulai turun. Sedangkan harga daging ayam dan telur masih stabil tinggi.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Alasan Cabai Mahal: Pertanian Indonesia Masih Tergantung Cuaca

49 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Alasan Cabai Mahal: Pertanian Indonesia Masih Tergantung Cuaca

Zulkifli Hasan mengatakan RI harus mengembangkan pertanian terutama cabai yang tidak terpengaruh dengan cuaca.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pasar Kawat, Presiden Jokowi: Cuma Harga Cabai yang Naik

51 hari lalu

Tinjau Pasar Kawat, Presiden Jokowi: Cuma Harga Cabai yang Naik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin meninjau Pasar Kawat di Jalan Veteran, Kota Tanjungbalai.

Baca Selengkapnya

Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Bahan Pokok untuk Menjaga Stabilitas Harga Jelang Idulfitri

51 hari lalu

Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Bahan Pokok untuk Menjaga Stabilitas Harga Jelang Idulfitri

Satgas Pangan Polri melakukan pengawasan proses distribusi bahan pokok penting. Dilakukan untuk menjaga stabilitas harga jelang Idulfitri 1445 H.

Baca Selengkapnya