Fosil Lalat 54 Juta Tahun Ini Mengungkap Evolusi Mata

Sabtu, 17 Agustus 2019 08:20 WIB

Fosil mata lalat berumur 54 juta tahun yang ditemukan di Denmark. (Lindgren et al./Nature)

TEMPO.CO, Jakarta - Fosil lalat yang hidup 54 juta tahun lalu telah mengungkap hal mengejutkan tentang bagaimana mata serangga berevolusi. Penelitian yang diterbitkan di Nature, menunjukkan bahwa mata serangga menjebak cahaya dengan cara sama dengan mata manusia.

Dikutip Phys, baru-baru ini, mata serangga itu menggunakan pigmen melanin, contoh lain dari evolusi yang menemukan solusi serupa untuk masalah serupa. Ahli biologi evolusi Charles Darwin mengantisipasi para skeptis, dengan memberikan penjelasan panjang tentang bagaimana mutasi acak yang diikuti selesksi alam mudah membentuk organ-organ sempurna.

Tidak mengherankan bahwa adaptasi ini telah berevolusi berulang kali di seluruh dunia hewan, toptopus dan cumi-cumi, misalnya, secara independen memperoleh mata yang mirip dengan kita. Karena penglihatan sangat penting, sebagian besar hewan saat ini memiliki sejenis fotoreseptor.

Pengecualian penting termasuk makhluk yang hidup dalam kegelapan total, seperti di gua atau lautan dalam. Namun catatan fosil mata sangat buruk. Rekaman batu umumnya hanya melindungi bagian yang keras seperti tulang dan kerang. Mata dan jaringan lunak lainnya, seperti saraf, vena, dan usus, bisa bertahan hanya dalam keadaan luar biasa.

Karena mata adalah ikon evolusi dan jarang dilihat dari fosil, penemuan yang terpelihara dari serangga selama 54 juta tahun ini patut dicatat. Dalam studinya, peneliti yang dipimpin oleh Johan Lindgren dari Lund University di Swedia mengumpulkan dan menganalisis mata dari 23 lalat.

Fosil itu tersimpan dengan indah dalam sedimen yang mengandung abu vulkanik berbutir tinggi. Mereka digali di tempat yang sekarang udaranya dingin di Denmark, tapi saat itu adalah surga tropis dengan kehidupan serangga melimpah.

Mata fosil itu secara mengejutkan mirip dengan mata kita dalam satu hal yang penting. Bagian belakang bola mata kita, yang disebut koroid, gelap dan buram, melindungi terhadap radiasi ultraviolet, juga menghentikan cahaya yang tersesat yang memantul dan mengganggu penglihatan.

Di mata manusia, lapisan anti-reflektif ini mengandung melanin pigmen tingkat tinggi, molekul yang sama yang terlibat dalam pigmentasi kulit, karena itu istilah seperti melanoma. Serangga juga memiliki lapisan anti-reflektif gelap di mata mereka, tapi ini telah lama dianggap seluruhnya terdiri dari molekul yang berbeda, ommochrome.

Menariknya, lapisan terluar mata fosil itu penuh dengan kalsit, mineral yang sebagian besar batu kapur. Tidak hanya itu, kristal dalam kalsit diselaraskan untuk mentransmisikan cahaya secara efisien ke mata.

Namun rekayasa halus ini (lapisan mata luar yang dioptimalkan untuk mentransmisikan cahaya) hampir pasti disebabkan oleh proses fosilisasi, karena mata burung hidup tidak mengalami mineralisasi. Sementara rekaman fosil dapat mengungkapkan, ia juga dapat menyesatkan, jika tidak ditafsirkan dengan cermat.

PHYS | NATURE

Berita terkait

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

4 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.

Baca Selengkapnya

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

10 November 2023

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

American Museum of Natural History merupakan museum sejarah alam terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Studi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika

4 September 2023

Studi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika

Dalam studi baru tersebut, para peneliti menganalisis fosil kera yang baru diidentifikasi dari situs orakyerler berusia 8,7 juta tahun di Anatolia.

Baca Selengkapnya

Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

8 Agustus 2023

Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

Artefak tulang dan fosil yang ditemukan merupakan hasil dari kegiatan ekskavasi di lokasi Edukasi dengan membuka 1 Trench dan 1 kotak ekskavasi.

Baca Selengkapnya

BPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter

3 Agustus 2023

BPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter

BPSMP menduga usia fosil tersebut sekitar 800 tahun berdasarkan kedalaman lapisan tanah.

Baca Selengkapnya

Kemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia

1 Agustus 2023

Kemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menanggapi kabar batalnya Tesla--perusahaan milik Elon Musk berinvestasi di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Bidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah

28 Juli 2023

Bidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis target 50 ribu unit sepeda motor konversi terealisasi hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS

14 Juni 2023

Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS

Sebelum ditemukan di Florida AS, fosil gajah purba itu sebenarnya sudah pernah ditemukan di Montbrook pada masa lalu.

Baca Selengkapnya

Museum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah

11 Juni 2023

Museum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah

Rencananya, Museum Geologi Bandung akan bekerja sama pembuatan museum situs itu akan dijalin dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Baca Selengkapnya