Cerita Toleransi Ilmuwan Indonesia Pitoyo di Jepang

Minggu, 18 Agustus 2019 20:05 WIB

Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang yang terlibat dalam proyek robot Gundam raksasa. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang, Pitoyo Hartono asal Indonesia menceritakan pengalamannya mengenai toleransi ketika melakukan aktivitas sehari-harinya.

Selepas SMA, Pitoyo langsung melanjutkan S1 di Waseda University jurusan teknik fisika. "Awalnya, tentu butuh waktu beradaptasi di awal kuliah saya di Jepang. Tapi saya tidak pernah merasa ada diskriminasi karena asal usul atau warna kulit saya," katanya kepada Tempo melalui pesan pendek, Jumat, 16 Agustus 2019.

Ilmuwan asal Surabaya ini merupakan salah satu pimpinan dalam pembuatan robot Gundam seukuran asli yang bisa bergerak, melalui proyek Gundam Global Challange. Pitoyo dibantu oleh mentornya Shuji Hashimoto, profesor bidang fisika terapan dari Waseda University, juga dari anime director Yoshiyuki Tomino, produser film Katsuyuki Motohiro, dan Creative Technical Director Seiichi Saito.

Pitoyo menjelaskan bahwa almamaternya adalah salah satu perguruan tinggi tertua di Jepang yang memiliki semboyan 'libertas ex doctrina,' yang artinya kebebasan untuk menuntut ilmu benar-benar diimplementasikan.

"Tidak ada orang yang boleh diasingkan dalam menuntut ilmu di sini. Semua orang boleh membawa identitasnya sendiri tanpa dihakimi oleh siapapun di sini. Untuk saya ini sangat yang biasa hidup di zaman orde baru, ini sangat membebaskan," ujar Pitoyo.

Advertising
Advertising

Pitoyo menyelesaikan S1 pada 1993, dan dilanjutkan dengan S2 yang ia selesaikan pada 1995 di Waseda University. Setelah itu dia bekerja di salah satu perusahaan elektronik raksasa di Jepang selama tiga tahun sampai 1998.

Kemudian, dia kembali melanjutkan kuliahnya dengan mengambil S3 yang diselesaikannya selama empat tahun, dari 1998 hingga 2002. Lalu, Pitoyo mulai terlibat dalam Gundam Global Challenge sekitar akhir 2014.

"Kultur dan disiplin kerjanya sangat keras, tapi di sini juga tidak ada diskriminasi, semua penilaian hanya berdasarkan prestasi kerja," kata pria betubuh tegap itu.

Setelah lulus S3, Pitoyo menjadi research associate, peneliti pemula, di almamaternya. Setelah itu, dia ikut melamar kerja sebagai associate professor di suatu universitas regional (universitas pemerintah daerah) di utara Jepang. Setelah diterima, Pitoyo otomatis menjadi pegawai negeri.

"Rasanya aneh sekali, belum tentu saya bisa menjadi pegawai negeri di negara saya sendiri tapi saya menjadi pegawai negeri orang," tutur Pitoyo. "Ini juga menunjukkan bahwa perbedaan bangsa, warna kulit, ras dan sebagainya, sudah bukan masalah lagi di setidaknya dunia akademia di Jepang."

Meskipun menjadi pegawai negeri di Jepang, dia tetap seorang warga negara Indonesia. "Saya tidak tertarik pindah kewarganegaraan," katanya. Di Jepang, Pitoyo melanjutkan, orang diizinkan menjadi pegawai negeri di lembaga penelitian dan pendidikan, tanpa dilihat latar belakang negaranya.

Pada waktu pertama kali datang ke Jepang, tidak banyak kesulitan untuk berkomunikasi sehari-hari. "Sewaktu SMA di Jakarta, saya belajar bahasa Jepang, motivasi utamanya bukan untuk bisa kuliah, tapi untuk supaya bisa saya juga baca komik, terutama Doraemon," kata Pitoyo.

Lain ceritanya dengan kuliah, tahun pertama menjadi tahun yang sangat sulit bagi Pitoyo. Lagi pula mulai semester pertama setiap pekan ada praktikum fisika, dan setelah selesai praktikum dia harus menulis laporan. Universitas, menurut Pitoyo, bisa mengerti kesulitannya. Mereka memberi toleransi tapi tidak memberi dispensasi apapun.

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

5 jam lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

21 hari lalu

Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

Menurut Haedar, maklumat yang disampaikan Muhammadiyah lebih awal tak bermaksud mendahului pihak tertentu dalam penentuan Idulfitri.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

27 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

55 hari lalu

Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

Hal itu dilakukan setelah turunnya peringkat Kota Solo sebagai kota paling toleran di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

10 Februari 2024

Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

Tradisi tuk panjang biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua, tetapi di Semarang dilakukan di jalanan menjelang Imlek.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

15 Januari 2024

Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

Mahfud Md menyebut sejatinya soal kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya