Mahasiswa Unej Bikin Bioplastik dari Singkong, Bisa Dimakan

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 20 Agustus 2019 08:12 WIB

Meida (kiri) didampingi dosen pembimbingnya, Dr. Triana Lindiarti dalam membuat Smatic di laboratorium FTP Unej (Foto Humas Unej)

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswi Program Studi Teknologi Hasil Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, Meida Cahyaning Putri mengembangkan plastik pembungkus makanan berbahan dasar singkong alias bioplastik.

"Saya tertarik meneliti bioplastik karena banyaknya penggunaan plastik di Indonesia, sehingga membuat plastik ramah lingkungan seperti bioplastik yang berbahan singkong. Indonesia adalah produsen singkong ketiga terbesar di dunia, di mana pati singkong adalah bahan dasar pembuat bioplastik," katanya di Jember, Senin, 19 Agustus 2019.

Menurut data dari Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia, pada 2016 tercatat penggunaan plastik di Indonesia mencapai 4,8 juta ton dengan kecenderungan kenaikan 5 persen per tahunnya.

Semua plastik tergolong sampah yang tidak bisa terurai secara alami sehingga dapat menjadi bom waktu lingkungan.

Mahasiswi asal Jombang itu menamakan bioplastiknya dengan Smart Edible Plastic (Smatic) dan menurutnya bioplastik sebenarnya sudah dikembangkan di Indonesia, namun bedanya smatic menggunakan campuran pati singkong dan tepung kulit singkong.

Dalam pembuatan smatic, Meida menambahkan mikroemulsi dalam ukuran nano partikel ke dalam bioplastik yang dikembangkan dan mikroemulsi itu bisa dari ekstrak teh, bunga rosella dan bahan alami lainnya.

Ia mengatakan mikroemulsi itu berfungsi menjadi antioksidan sehingga bioplastik mampu mencegah makanan jadi basi atau tengik. Penambahan tepung kulit singkong dan mikroemulsi juga memperkuat kekuatan bioplastik sehingga tidak mudah rusak bila terkena air.

Ia sengaja membuat Smatic yang fungsinya untuk membungkus makanan, khususnya kue basah seperti jenang, dodol atau kue suwar suwir khas Jember, agar makanan tersebut tidak mudah basi dan penambahan mikroemulsi menjadi nilai lebih karena mengandung antioksidan.

Kue yang dibungkus dengan Smatic bisa dimakan dengan plastik pembungkusnya sekaligus karena aman dan justru mengandung antioksidan dari teh atau bunga Rosella atau dari bahan alami lainnya.

Hal itu yang menjadi keunggulan plastik ramah lingkungan Smatic, sedangkan jika mau dibuang pun maka akan terurai di alam dengan sendirinya.

Ia menjelaskan proses pembuatan Smatic pun tidak memerlukan teknologi tinggi dan membuka peluang usaha baru bagi usaha mikro dan kecil menengah di Kabupaten Jember.

Ketekunan Meida meneliti bioplastik membawanya menjadi mahasiswa berprestasi tingkat Universitas Jember 2019 dan mewakili Unej ke jenjang nasional.




Berita terkait

UTBK SNBT 2024, Peserta Diingatkan Mulai dari Kelengkapan sampai Lalu Lintas Satu Arah

2 hari lalu

UTBK SNBT 2024, Peserta Diingatkan Mulai dari Kelengkapan sampai Lalu Lintas Satu Arah

Sebanyak 13.035 peserta bakal mengikuti UTBK SNBT 2024 di Kampus Tegalboto Universitas Jember.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

3 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pendaftar ke Universitas Jember Jalur SNBT 32.833, Kesehatan Bidang Paling Diminati

3 hari lalu

Pendaftar ke Universitas Jember Jalur SNBT 32.833, Kesehatan Bidang Paling Diminati

Sebanyak 32.833 peserta ikut tes jalur SNBT di Universitas Jember. Daya tampungnya 4.280 kursi.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

4 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

9 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Ada yang Baru dari UTBK-SNBT 2024, Calon Mahasiswa Baru Perlu Tahu Ini

24 hari lalu

Ada yang Baru dari UTBK-SNBT 2024, Calon Mahasiswa Baru Perlu Tahu Ini

Pendaftaran UTBK-SNBT 2024 menjelang batas akhir. Universitas Jember tawarkan pilihan program studi tanpa lihat background pendidikan.

Baca Selengkapnya

Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

20 Februari 2024

Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

Apindo menilai, penerapan aturan itu tak perlu ditunda, namun perlu ada pengecualian pada beberapa bahan baku yang belum dan kurang diproduksi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Alumni Unej Serukan Gerakan Pemurnian Nasional

5 Februari 2024

Alumni Unej Serukan Gerakan Pemurnian Nasional

Forum Alumni Universitas Jember (Unej) untuk Perubahan mengkritik keberpihakan penyelenggara negara dalam pemilihan presiden.

Baca Selengkapnya