Ini Cerita Pedagang Mencari Bajakah di Sampit

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 25 Agustus 2019 07:25 WIB

Seorang warga Sampit mencoba air rendaman kayu Bajakah yang dijual di Pasar Keramat Sampit, Jumat (23/8/2019). ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Ramainya pemberitaan tentang kayu bajakah sebagai penyembuh kanker, tanaman merambat khas Kalimantan ini banyak dicari dan dijual, termasuk di Kabupaten Kotawaringin Timur.

"Lumayan banyak yang pesan. Hari pertama saya berjualan, laku sekitar Rp500.000. Saya hanya berjualan di Sampit, belum melayani penjualan ke luar daerah," kata Saiful, salah seorang penjual bajakah di Sampit, Jumat, 23 Agustus 2019.

Sudah empat hari Saiful berjualan bajakah di Pasar Keramat Sampit. Dia menjual dengan harga bervariasi sesuai ukuran, mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000 per batang. Untuk bajakah kering, dia menjual dengan harga Rp10.000/ons atau Rp100.000/kg.

Saiful mengaku mendapatkan bajakah dari hutan di kawasan hulu Sungai Mentaya. Untuk mendapatkannya tidak mudah karena harus masuk ke hutan yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari Sungai Mentaya.

Untuk mencapai lokasi, hanya bisa menggunakan perahu kecil bermesin atau sering disebut ces. Namun ketika masuk ke anak sungai dalam hutan, mesin ces tidak bisa digunakan karena hutan rawa gambut dangkal sehingga perahu kecil itu harus dikayuh.

Selain jarak yang jauh dan medan sulit, tantangan mencari bajakah adalah satwa liar yang bisa mengancam keselamatan. Untuk mendapatkan bajakah, harus orang yang benar-benar paham agar tidak salah mengambil tumbuhan yang hidupnya menggantung itu karena dikhawatirkan malah mengambil kayu beracun.

Menurut Saiful, bajakah merupakan obat tradisional yang sejak dulu digunakan turun temurun oleh masyarakat Suku Dayak. Namun diakui, bajakah makin populer dan diburu setelah penelitian dua pelajar Palangka Raya tentang khasiat bajakah mampu menyembuhkan penyakit kanker.

"Mungkin juga masih ada manfaat lainnya yang kita belum tahu. Untuk membedakan Bajakah dengan tanaman lain serupa, Bajakah kalau dipotong pasti keluar air. Warnanya seperti teh dengan rasa sepet," kata Saiful.

Pengolahan Bajakah yaitu dengan cara dipotong, diracik, dibelah, dijemur dan direbus. Lebih bagus direndam satu malam, pagi harinya, baru diminum supaya zat yang terkandung dalam Bajakah keluar semua.

"Prosesnya panjang. Mengerikannya saja biasanya sampai dua hari. Mudah-mudahan saja Bajakah bisa menyembuhkan penyakit dan bermanfaat bagi banyak orang," harap Saiful.

Roby, warga Sampit mengaku membeli Bajakah untuk dikirim ke kampung halamannya di Pulau Jawa. Dia berharap Bajakah mampu menyembuhkan penyakit yang diderita kerabatnya.

"Ini bentuk ikhtiar selain pengobatan secara medis. Bajakah ini menjadi harapan baru banyak orang ketika pemeriksaan medis menunjukkan hasil yang memprihatinkan," demikian Roby.

Berita terkait

Guru Besar UGM Sebut IKN Bisa Dukung Pengembangan Obat Herbal, Ini Potensinya

30 November 2023

Guru Besar UGM Sebut IKN Bisa Dukung Pengembangan Obat Herbal, Ini Potensinya

Mayoritas tanaman obat tersebut sudah digunakan oleh kurang lebih 55 sub-etnis suku Dayak di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Manfaat dan Efek Samping Kayu Bajakah untuk Kesehatan

15 Juli 2022

Manfaat dan Efek Samping Kayu Bajakah untuk Kesehatan

Tanaman bajakah yang biasa dimanfaatkan untuk obat adalah akar dan batangnya. Meski begitu, ia memiliki efek samping. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Akar Bajakah, Tumbuhan yang Sering Dibicarakan Khasiatnya untuk Mengobati Kanker

26 Januari 2022

Akar Bajakah, Tumbuhan yang Sering Dibicarakan Khasiatnya untuk Mengobati Kanker

Tanaman akar bajakah dianggap berkhasiat untuk pengobatan herbal. Akar bajakah sering dibicarakan khasiatnya untuk mengobati kanker,

Baca Selengkapnya

Lama Tapi Tenar: Bajakah, Lidah Mertua, dan Kini Vetiver

10 Januari 2020

Lama Tapi Tenar: Bajakah, Lidah Mertua, dan Kini Vetiver

Jenis rumput, vetiver, tiba-tiba ramai diperbincangkan dan menghiasi pemberitaan.

Baca Selengkapnya

LIPI: Penelitian Bahan Obat Kanker Makan Waktu dan Biaya

9 September 2019

LIPI: Penelitian Bahan Obat Kanker Makan Waktu dan Biaya

LIPI sedang melakukan penelitian tentang bahan alami untuk obat kanker, yang makan waktu dan biaya.

Baca Selengkapnya

Apa Kabar Obat Kanker Bajakah? Permintaan Pengiriman Tetap Tinggi

7 September 2019

Apa Kabar Obat Kanker Bajakah? Permintaan Pengiriman Tetap Tinggi

Permintaan pengiriman obat kanker Bajakah ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak tetap tinggi.

Baca Selengkapnya

Langkah Pemerintah Dukung Penelitian Bajakah Sebagai Obat Kanker

26 Agustus 2019

Langkah Pemerintah Dukung Penelitian Bajakah Sebagai Obat Kanker

Mencuatnya popularitas akar bajakah sebagai obat kanker membuat Kemenkes pun ikut mendukung penelitiannya.

Baca Selengkapnya

BPOM Kalteng Larang Pelabelan Bajakah sebagai Obat Kanker

23 Agustus 2019

BPOM Kalteng Larang Pelabelan Bajakah sebagai Obat Kanker

BPOM Kalimantan Tengah melarang pelabelan bajakah sebagai obat penyakit kanker karena belum diuji secara klinis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Baterai Tegangan Tinggi, Bajakah

22 Agustus 2019

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Baterai Tegangan Tinggi, Bajakah

Topik tentang baterai tegangan tinggi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Tunda Kemoterapi karena Bajakah, Begini Kata Pakar

21 Agustus 2019

Pasien Kanker Tunda Kemoterapi karena Bajakah, Begini Kata Pakar

Akarn bajakah sedang menjadi buah bibir dan diklaim bisa menyembuhkan kanker. Agar tidak terjebak dalam kekeliruan, simak kata pakar berikut.

Baca Selengkapnya