Penelitian Baru: Banyak Planet di Luar Bumi Berpotensi Layak Huni

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 25 Agustus 2019 09:15 WIB

Planet di luar Tata Surya, diberi nama GJ 357 d, mempunyai atmosfer seperti Bumi. (Goddard Space Flight Center NASA/Chris Smith)

TEMPO.CO, Jakarta - Bumi adalah satu-satunya planet di alam semesta yang diketahui memiliki kehidupan, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa beberapa planet jauh memiliki keanekaragaman hayati lebih baik dari kita.

Potensi sebuah planet menampung kehidupan dapat bergantung pada seberapa bagus samudera menggerakkan nutrisi di seluruh dunia, kata ahli geosains Universitas Chicago Stephanie Olson, Jumat, 23 Agustus 2019, dalam presentasi di Kongres Geokimia Goldschmidt di Barcelona.

"Pencarian NASA untuk kehidupan di alam semesta difokuskan pada apa yang disebut planet Habitable Zone, yang merupakan dunia yang memiliki potensi lautan air cair," kata Olson. "Tetapi tidak semua lautan ramah artinya bisa untuk hidup."

Satu pola sirkulasi khususnya - yang dikenal sebagai "upwelling" - mungkin menjadi kunci untuk membangun kehidupan di laut, kata Olson.

Upwelling terjadi ketika angin bertiup di sepanjang permukaan laut, menciptakan arus yang mendorong air kaya nutrisi ke atas laut, tempat plankton fotosintesis hidup. Plankton memakan nutrisi ini, memungkinkan mereka untuk menghasilkan senyawa organik yang memberi makan organisme lebih besar. Pada gilirannya, organisme ini menjadi makanan bagi organisme yang masih lebih besar, dan seterusnya meningkatkan rantai makanan.

Ketika anggota rantai makanan mati dan membusuk, sisa-sisa organik mereka tenggelam ke dasar laut, di mana mereka mungkin terperangkap dalam upwelling lain dan memberi makan kehidupan permukaan lagi. Berkat sistem daur ulang bawah air yang efisien ini, keanekaragaman hayati cenderung tumbuh subur di daerah upwelling di Bumi, terutama di dekat pantai.

Hal yang sama kemungkinan terjadi pada planet ekstrasurya yang layak huni, kata Olson, yang berarti bahwa planet dengan kondisi mendukung lebih banyak upwelling lautan juga dapat mendukung keanekaragaman hayati yang kuat.

Untuk mengetahui kondisi seperti upwelling yang produktif, Olson dan rekan-rekannya menggunakan simulator NASA ROCKE-3D untuk menguji bagaimana faktor atmosfer dan geofisika berkontribusi terhadap arus laut.

"Kami menemukan bahwa kepadatan atmosfer yang lebih tinggi, laju rotasi lebih lambat, dan keberadaan benua semua menghasilkan tingkat upwelling lebih tinggi," kata Olson. "Implikasi lebih lanjut adalah bahwa Bumi mungkin tidak dapat dihuni secara optimal - dan kehidupan di tempat lain dapat menikmati planet yang bahkan lebih ramah daripada kita."

LIVESCIENCE

Berita terkait

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

11 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

25 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

26 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

29 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

35 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

43 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.

Baca Selengkapnya

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

47 hari lalu

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

25 Januari 2024

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

Para ilmuwan dan pakar tata surya mendeteksi lima asteroid yang paling berbahaya bagi bumi dan memusnahkan manusia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Anak Muda di Jawa Barat Bahas Krisis Iklim di Festival Bumi Suaka 2023

18 Desember 2023

Ratusan Anak Muda di Jawa Barat Bahas Krisis Iklim di Festival Bumi Suaka 2023

Kegiatan ditujukan untuk membahas kontribusi anak muda dalam mendukung isu lingkungan dan mendorong kesadaran dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.

Baca Selengkapnya