Astronom Gunakan Kosmos untuk Mengukur Massa Partikel Hantu

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Kamis, 29 Agustus 2019 07:37 WIB

lustrasi neutrino, partikel hantu, yang terdapat di bawah inti bumi. Catalystyogi

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli kosmologi menggunakan data akselerator partikel untuk mengukur massa neutrino atau partikel hantu, karena bentuknya tak kasat mata dan sulit dideteksi, sebagaimana diungkap laporan penelitian di Physical Review Letters.

"Studi baru ini menunjukkan bahwa kita berada di jalan yang benar sehingga dapat mengukur massa neutrino serta generasi berikutnya dari survei spektroskopi galaksi, seperti DESI, Euclid dan lainnya,” kata astronom Ofer Lahav dari University College London.

Proses penelitian neutrino berlangsung dengan menggunakan alat detektor Cherenkov untuk mendeteksi partikel. Tetapi, cara ini tidak dapat secara langsung menangkap partikel, melainkan hanya dapat mendeteksi efek neutrino yang berkeliaran, dan bukan dari komponen neutrino itu sendiri, sehingga menyulitkan proses identifikasi.

“Kami menggunakan informasi dari berbagai sumber termasuk teleskop berbasis ruang yang mengamati cahaya pertama semesta (gelombang radiasi mikro kosmik), ledakan bintang, peta besar galaksi di alam semesta secara 3D, akselerator partikel, reaktor nuklir, dan banyak lagi,” ucap Arthur Loureiro, ahli kosmologi University College London, Inggris.

Tidak hanya itu, proses pengolahan data turut menggunakan superkomputer bernama Grace untuk melakukan perhitungan. Langkah ini dilakukan untuk menggunakan data yang telah terkumpul agar dapat digunakan sebagai kerangka kerja pemodelan massa neutrino secara matematis.

Advertising
Advertising

"Kami menggunakan lebih dari setengah juta jam komputasi untuk memproses data. Ini setara dengan hampir 60 tahun bagi satu prosesor," kata kosmolog Andrei Cuceu dari University College London.

Grace berhasil mengembalikan massa paling ringan dari ketiga neutron 0,086 elektron volt (dengan batas nol lebih rendah), atau sekitar 1,5 × 10-37 kilogram. Tim juga menghitung massa gabungan untuk tiga neutrino - 0,26 elektron volt. Kedua hasil ini memiliki interval kepercayaan 95 persen, di mana elektron stasioner memiliki massa 511.000 volt elektron, atau 9,109 10−31 kilogram.

Ini menjadi kali pertama para ilmuwan menetapkan batas atas massa paling ringan dari ketiga jenis neutrino, berupa elektron, muon, dan tau. Ketiganya memiliki tipe rasio yang berbeda dan hanya dapat dijelaskan melalui neutrino yang memiliki massa.

Mereka pun tidak memiliki kendala untuk dua massa lainnya. Meski pun masih ada beberapa ketidakpastian mengenai tingkat ekspansi semesta yang tengah diupayakan untuk selesai oleh para kosmolog.

"Sangat mengesankan bahwa pengelompokan galaksi pada skala besar dapat memberi tahu kita tentang massa neutrino paling ringan, ini merupakan hasil yang sangat penting bagi fisika," kata astronom Ofer Lahav dari University College London.

Batas atas yang sebelumnya ditempatkan pada massa gabungan ketiga neutrino dilakukan melalui pengukuran kosmologis. Data mengenai semesta turut digunakan karena massa neutrino dapat beradaptasi dengan beberapa hal yang diamati secara kosmologis. Hasil penghitungan kerapatan neutrino dapat menempatkan batas atas pada efek kolektif yang dihasilkan partikel tersebut.

Neutrino adalah partikel kecil yang unik yang mirip dengan salah satu partikel subatom paling banyak di alam semesta. Mirip dengan elektron, tetapi partikel hantu ini tidak memiliki massa, karena jarang berinteraksi dengan materi normal, dan bisa saja sedang melewati tubuh kita.

SCIENCE ALERT | LIVE SCIENCE | CAECILIA EERSTA

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

27 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

33 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

33 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

34 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

27 Januari 2024

Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Pembangunan Observatorium Timau dirintis sejak 2017.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

20 Desember 2023

Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

Para astronom meyakini lubang hitam lahir dari runtuhnya bintang-bintang raksasa.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

7 November 2023

Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.

Baca Selengkapnya