WWF Indonesia: Pola Pembakaran Hutan Sama dengan di Amazon

Rabu, 18 September 2019 07:51 WIB

Petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru berusaha memadamkan bara api kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Sabtu, 14 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau yang masih terjadi mengakibatkan sejumlah wilayah di Provinsi itu terpapar kabut asap yang menyebabkan kualitas udara memburuk. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - WWF Indonesia menggambarkan bagaimana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Direktur Policy & Advocacy WWF Indonesia Aditya Bayunanda menjelaskan bahwa penyebab kebakaran ini cukup kompleks.

"Tidak hanya pengaruh cuaca, kondisi alam, serta lemahnya pengawasan, tapi juga ulah manusia baik korporasi maupun individu," ujar Aditya, dalam diskusi Indonesia Darurat Karhutla dan Upaya Penyelamatan Hutan yang Tersisa di Kantor WWF Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa, 17 September 2019.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui SiPongi Karhutla Monitoring System, rekapitulasi luas karhutla pada 2019 mencapai 328.722 hektare. Yang jika tanpa dukungan dan inovasi penanganan, karhutla tahun ini bisa sama buruknya dengan tahun sebelumnya yaitu seluas 510.564,21 hektare.

Hingga hari ini, Adtya menambahkan, upaya pemadaman karhutla yang dipimpin KLHK beserta tim gabungan yang terdiri dari BNPB, BPBD, Polisi, TNI, masyarakat dan LSM terus dilakukan. "Selama 7 hari, kalau kita lihat di peta, menunjukkan kebakaran di mana-mana, di wilayah produksi, konsesi, di luar konsesi, termasuk area konservasi," kata Aditya.

Di Bukit Tiga Puluh dan daerah sekitarnya, kata Aditya, ada yang banyak wilayah tak bertuan karena tidak jelas wilayahnya milik siapa. "Konsentrasi titik api cukup banyak, salah satu yang kita angkat adalah konsentrasi titik api banyak di daerah gambut. Antara mineral atau gambut bahwa sama-sama upaya ini dilakukan untik membuka lahan," tutur Aditya.

Menurut Aditya, di Indonesia upaya membakar lahan memiliki tujuan untuk menguasai lahannya. Kejadian ini mirip dengan yang terjadi di Hutan Amazon, Brasil, yang dibakar karena ingin membuat peternakan sapi, berbeda lagi dengan Australia.

Direktur Konservasi WWF-Indonesia Lukas Adhyakso, mengajak semua masyarakat agar peduli. Sama seperti Aditya Lukas juga menyebutkan bahwa penyebab karhutla bermacam-macam, selain cuaca kering, juga ada hal-hal yang terkait dengan pembukaam lahan ilegal.

"Kita sendiri di WWF sudah kewalahan menanganinya. Kita semua harus telibat dalam menanganinya, kita meminta agar ini menjadi karhutla darurat karena luas sekali. Kita harus memadamkan bersama," kata Lukas.

Berita terkait

Desa Welora Berpotensi Menjadi Destinasi Wisata Bahari Berkelanjutan

32 hari lalu

Desa Welora Berpotensi Menjadi Destinasi Wisata Bahari Berkelanjutan

Desa Welora di Maluku Barat Daya selama ini dikenal sebagai destinasi wisata selam wisatawan dalam negeri maupun mancanegara

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

43 hari lalu

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

Di tengah banyaknya bencana basar di Indonesia, masih ada 10 Ha lahan terbakar di Kepulauan Riau. Sebabnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

49 hari lalu

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

Menteri KLHK Siti Nurbaya pantau provinsi rawan karhutla, dari Riau sampai Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

Perbedaan Operasi TMC Banjir Demak dan Teknologi Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

20 Februari 2024

Perbedaan Operasi TMC Banjir Demak dan Teknologi Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC digunakan untuk mengatasi dampak banjir Demak, Jawa Tengah. Ada bedanya dengan operasi TMC penanganan karhutla.

Baca Selengkapnya

5 Harimau Sumatera Mati di Medan Zoo, WWF Indonesia Sebut Situasi Darurat

16 Februari 2024

5 Harimau Sumatera Mati di Medan Zoo, WWF Indonesia Sebut Situasi Darurat

Perlu langkah yang konkret dan cepat untuk merespons permasalahan harimau sumatera yang mati di Medan Zoo.

Baca Selengkapnya

Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

27 Januari 2024

Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

Tak disinggung dalam debat cawapres, data terbaru KLHK mencatat luas karhutla 2023 mencapai 1,16 juta hektare. Di mana area kebakaran terluas?

Baca Selengkapnya

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

25 Januari 2024

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

Kepala Badan Kehutanan AS Randy Moore menghargai langkah Indonesia dalam mengatasi krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Tidak Singgung Kerusakan Ekosistem Gambut dan Karhutla, Debat Cawapres Dinilai Normatif

22 Januari 2024

Tidak Singgung Kerusakan Ekosistem Gambut dan Karhutla, Debat Cawapres Dinilai Normatif

Isu yang diusung dalam debat cawapres kedua adalah pangan, lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya