Ilmuwan Internasional Teliti Tsunami Palu Pakai Superkomputer

Kamis, 19 September 2019 09:34 WIB

Kendaraan terguling akibat gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 10 Oktober 2018. Selain mengakibatkan korban jiwa, gempa yang berlanjut dengan likuifaksi itu menghancurkan harta benda korban. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti yang terdiri dari ahli geologi, geofisika, dan matematika internasional mengungkap kondisi gempa bumi dan tsunami di Palu, pada September 2018. Ilmuwan menggunakan superkomputer yang menggabungkan model komputer secara akurat.

Mereka menggunakan superkomputer yang dioperasikan oleh Leibniz Supercomputing Center, anggota Gauss Center untuk super komputer. Tim menunjukkan bahwa pergerakan dasar laut yang disebabkan gempa bumi di bawah Teluk Palu dapat menghasilkan tsunami, artinya bukan karena kontribusi tanah longsor.

Tsunami Palu 2018 didahului gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi bagian utara pada 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Peristiwa tersebut menjadi bencana alam paling mematikan di dunia pada 2018.

"Menemukan bahwa perpindahan gempa mungkin memainkan peran penting dalam menghasilkan tsunami Palu sama mengejutkannya dengan pergerakan yang sangat cepat selama gempa itu sendiri," ujar Thomas Ulrich, mahasiswa PhD di Universitas Ludwig Maximilian Munich, yang juga penulis utama penelitian, dikutip Phys, baru-baru ini.

Dalam model mereka, sepanjang patahan menghasilkan perubahan laut vertikal dari 0,8 meter menjadi 2,8 meter yang rata-rata 1,5 meter melintasi area yang diteliti. Untuk menghasilkan sumber tsunami, geometri sesar miring, kombinasi galur lateral dan ekstensional yang diberikan pada wilayah tersebut diakibatkan tektonik kompleks.

Penelitian tersebut diterbitkan Pure and Applied Geophysics. Tsunami mengejutkan para ilmuwan itu terjadi di dekat batas lempeng aktif, di mana gempa bumi biasa terjadi. Anehnya, gempa ini menyebabkan tsunami besar, meskipun tanah bergerak secara horizontal. Biasanya, tsunami skala besar disebabkan oleh gerakan vertikal.

Para peneliti bingung, apa yang terjadi? Bagaimana air dipindahkan untuk menciptakan tsunami ini: oleh tanah longsor, patahan, atau keduanya? Data satelit dari pecahnya permukaan menunjukkan patahan yang relatif lurus dan mulus, tapi tidak mencakup daerah lepas pantai, seperti Teluk Palu yang kritis.

"Kami berharap bahwa studi kami akan meluncurkan pandangan yang lebih dekat pada pengaturan tektonik dan fisika gempa yang berpotensi mendukung tsunami lokal dalam sistem patahan yang serupa di seluruh dunia," kata Ulrich.

Para peneliti juga bertanya-tanya, apa bentuk sesar di bawah Teluk Palu dan apakah ini penting untuk menghasilkan tsunami? Gempa ini sangat cepat. Bisakah kecepatan pecah memperbesar tsunami? Para ilmuwan sampai pada kesimpulan ini menggunakan model gempa-tsunami berbasis fisika mutakhir.

Model gempa, yang didasarkan pada fisika gempa, berbeda dari model gempa berbasis data konvensional, yang sesuai pengamatan dengan akurasi tinggi, dan memiliki potensi ketidakcocokan dengan fisika dunia nyata. Alih-alih menggabung model-model fisik kompleks yang terjadi, memungkinkan peneliti menghasilkan skenario realistis yang kompatibel baik dengan fisika gempa bumi dan tektonik regional.

Para peneliti mengevaluasi skenario gempa-tsunami terhadap beberapa set data yang tersedia. Kecepatan pecah supershear yang berkelanjutan, atau ketika bagian depan gempa bergerak lebih cepat dari gelombang seismik di dekat sesar yang tergelincir, diperlukan untuk mencocokkan simulasi dengan pengamatan.

Amplitudo gelombang tsunami yang dimodelkan sesuai pengukuran gelombang yang tersedia dan ketinggian genangan yang dimodelkan (didefinisikan sebagai jumlah ketinggian tanah dan ketinggian air maksimum) secara kualitatif sesuai pengamatan lapangan. Pendekatan ini menawarkan evaluasi cepat berbasis fisika dari interaksi gempa-tsunami selama rangkaian peristiwa yang membingungkan ini.

PHYS | PURE AND APPLIED GEOPHYSICS

Berita terkait

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

4 jam lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

5 jam lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

7 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

9 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

11 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

11 jam lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

22 jam lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

Imbauan BNPB untuk Warga Terdampak Gempa Garut

23 jam lalu

Imbauan BNPB untuk Warga Terdampak Gempa Garut

Gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 pada sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memberi imbauan kepada warga yang terdampak gempa tersebut.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

1 hari lalu

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memantau dampak gempa di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

1 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya