Alasan Pertahanan Canggih Kilang Saudi Bisa Ditembus Drone

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Minggu, 22 September 2019 05:31 WIB

Sisa-sisa rudal yang dikatakan pemerintah Arab Saudi digunakan untuk menyerang fasilitas minyak Saudi Aramco, ditampilkan selama konferensi pers di Riyadh, Arab Saudi 18 September 2019. [REUTERS / Hamad I Mohammed]

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pertanyaan tentang bagaimana Arab Saudi, pembelanja pertahanan ketiga tertinggi di dunia dan pemilik fasilitas minyak terbesar di dunia, bisa menjadi korban serangan drone dan rudal yang memusnahkan setengah dari produksi minyak mentahnya dalam satu hari.

Saudi pada tahun 2018 menghabiskan sekitar US$ 67,6 miliar untuk senjata - ketiga setelah AS dan Cina.

Target Seperti Pohon Natal

Secara sederhana, pertahanan kerajaan dirancang untuk berbagai jenis ancaman. Drone terbang rendah dan relatif murah serta rudal jelajah yang konon telah digunakan dalam serangan hari Sabtu adalah tantangan yang cukup baru, dan pada kenyataannya banyak negara tidak siap untuk melawan. Di sisi lain, kilang minyak besar-besaran adalah sasaran empuk.

"Aset minyak Saudi rentan karena alasan sederhana bahwa ketika terbang di atasnya di malam hari, mereka menonjol dengan latar belakang gurun seperti sebuah pohon Natal," ujar Michael Rubin, mantan pejabat Pentagon dan pakar Timur Tengah di American Enterprise Institute, kepada CNBC baru-baru ini.

Advertising
Advertising

"Ini berarti bahwa musuh tidak memerlukan drone berpemandu GPS berteknologi tinggi, meskipun mereka mungkin memilikinya, tetapi juga dapat menggunakan drone teknologi yang relatif lebih rendah."

Dua puluh lima drone dan rudal digunakan dalam serangan Sabtu terhadap fasilitas raksasa minyak negara Saudi Aramco Abqaiq dan Khurais, kata kementerian pertahanan Saudi. Sementara serangan itu diklaim oleh pemberontak Houthi Yaman, sebagaimana dilaporkan Digital Trends, pejabat Saudi dan AS mengatakan Iran bertanggung jawab. Namun, tuduhan itu dibantah Teheran.

Dave DesRoches, seorang profesor dan anggota militer senior di National Defense University di Washington, DC, mengatakan kepada CNBC: "Jika sebuah serangan adalah ancaman yang berbeda dari yang dirancang oleh sistem – yaitu rudal jelajah ketinggian rendah dan bukan sebuah rudal balistik berketinggian tinggi - maka sistem tidak akan mencegatnya."

Pertahanan Udara Arab Saudi Saat Ini 'Tidak Relevan'

Arab Saudi menawarkan gudang peralatan pertahanan udara yang canggih dan mahal. Mereka memiliki sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika, meriam pertahanan udara Skyguard buatan Jerman, dan sistem anti-pesawat mobile Shahine Prancis, dan mereka akan segera memiliki pencegat THAAD (terminal high altitude area defense) dari Lockheed Martin yang sangat canggih.

Tetapi ini pada dasarnya tidak penting, kata Jack Watling, seorang ahli perang darat di Royal United Services Institute yang menjadi penasih militer Teluk.

"Patriot agak tidak relevan," kata Watling kepada CNBC. "Rekam jejak serangan rudal Patriot dalam bentuk apa pun cukup buruk, mereka sangat jarang mencapai sasaran." Masalah lain, katanya, adalah Patriot dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik ketinggian tinggi, bukan rudal jelajah dan drone yang digunakan dalam serangan hari Sabtu.

“Ini adalah rudal jelajah terbang rendah. Mereka datang jauh di bawah zona bidik untuk Patriot. Jadi Anda tidak akan mencoba untuk memukul mereka dengan Patriot. "Dalam peran utamanya menembak jatuh pesawat, Watling mencatat, sistem ini memang melakukan "dengan sangat baik."

Kecuali bahwa tidak ada sistem yang dirancang untuk mencegat rudal jelajah, dan terhadap target seukuran pesawat, radar Shahine dan Skyguard memiliki jangkauan deteksi 20 km. Terhadap target yang lebih kecil, seperti drone atau rudal jelajah, jangkauan deteksi (& waktu peringatan) lebih pendek.

Foto-foto udara yang ditemukan pada platform sumber terbuka menunjukkan tiga baterai Skyguard ditempatkan di sekitar fasilitas minyak Abqaiq yang ditargetkan, yang merupakan senjata anti-pesawat kaliber besar dengan penembakan lambat, serta baterai Shahine buatan Prancis dari tahun 1980-an.

Meskipun dimaksudkan untuk melindungi fasilitas-fasilitas ini, Skyguards juga tidak banyak digunakan. Watling mengatakan: "Baterai di sekitar situs pertama-tama bukan sistem yang tepat untuk rudal jelajah, dan tidak ada bukti bahwa Saudi telah dilatih menggunakan peralatan mereka.."

Saudi Mayoritas Lalai

Untuk menambah kegagalan Saudi, personel militer mereka mungkin juga tidak memenuhi tugas itu, menurut Watling dan beberapa ahli lain yang berbicara kepada CNBC secara anonim.

“Saudi memiliki banyak peralatan pertahanan udara yang canggih. Mengingat operasi di Yaman, sangat kecil kemungkinan prajurit mereka tahu cara menggunakannya,” kata Watling. Dia menambahkan bahwa pasukan kerajaan memiliki "kesiapan yang rendah, kompetensi rendah, dan sebagian besar lalai."

"Jadi, jika Anda seorang komandan baterai yang melindungi ladang minyak yang Anda tidak pernah percaya akan diserang, seberapa hati-hati Anda mengawasi radar Anda? Saya akan terkejut jika mereka bahkan menyalakan radar mereka. "

Bahkan mereka yang memiliki pengetahuan teknis, Watling menambahkan, "tidak mungkin cukup perhatian terhadap kendaraan udara tak berawak kecil atau rudal terbang rendah di radar mereka ... dan cukup cepat untuk mengkoordinasikan tindakan pencegahan."

Dalam pertahanan militer Saudi, infrastruktur minyak di kerajaan berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (MOI), bukan militer, kata Becca Wasser, seorang analis keamanan dan pakar permainan perang di RAND Corp di Washington, D.C.

"Sebagian besar penjualan senjata A.S. ke KSA, khususnya di pertahanan udara, ke militer," tulisnya di Twitter, Senin. "MOI, setahu saya, tidak cocok untuk peran ini karena mereka cenderung fokus pada ancaman domestik."

Untuk mencapai titik pertahanan yang bisa melawan serangan di masa depan seperti hari Sabtu, Saudi membutuhkan sistem pertahanan udara jarak pendek yang lebih baik dan radar pencarian dan lintasan tingkat rendah, kata para ahli. "Yang lebih penting," tambah Watling RUSI, "mereka akan membutuhkan tentara yang kompeten dalam menggunakannya, dan penuh perhatian."

CNBC | DIGITAL TRENDS

Berita terkait

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

2 hari lalu

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

2 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

3 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

3 hari lalu

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

Iran belum memperlihat semua senjata tempur udaranya ketika membalas serangan Israel. Apa saja alat tempur canggih Iran?

Baca Selengkapnya

Ali Khamenei Perintahkan Pasukan Iran Pelajari Taktik Musuh

4 hari lalu

Ali Khamenei Perintahkan Pasukan Iran Pelajari Taktik Musuh

Pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei meminta tentara mempelajari taktik musuh. Pernyataan itu tak lama setelah serangan Israel ke Iran.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pertahanan Udara Iran hingga 6 Fakta Serangan yang Diklaim oleh Israel

6 hari lalu

Top 3 Dunia: Pertahanan Udara Iran hingga 6 Fakta Serangan yang Diklaim oleh Israel

Top 3 dunia adalah pertahanan Iran disebut menua, fakta serangan Israel ke Iran hingga Menlu Iran menganggap remeh.

Baca Selengkapnya

Menlu Iran Klaim Serangan Drone ke Isfahan dari Dalam Negeri

6 hari lalu

Menlu Iran Klaim Serangan Drone ke Isfahan dari Dalam Negeri

Iran mengatakan serangan drone ke Isfahan berasal dari dalam negeri. Iran membantah Israel terlibat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel

Baca Selengkapnya

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

9 hari lalu

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

9 hari lalu

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

Pilot cadangan AU Israel yang turut menjatuhkan ratusan drone dan rudal Iran ke Israel menyebut sebagai misi paling rumit

Baca Selengkapnya