Kapal Onrust Belanda Muncul di Kali Barito, Karam di Perang 1859

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 28 September 2019 20:00 WIB

Seorang warga berada di atas bangkai Kapal Onrust yang hampir tertimbun lumpur dan tanah yang hanya bisa dilihat saat Sungai Barito surut kemarau panjang seperti saat ini di kawasan Lalutung Tour 2 km hilir Muara Teweh, Ahad (22/9/2019). (ANTARA/Kasriadi)

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Onrust milik Belanda yang tenggelam dalam Perang Barito, 26 Desember 1859, di wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dapat dilihat saat Sungai Barito surut.

"Ada rasa merinding, terharu dan senang kala singgah di tepian Barito. Merinding dan terharu karena membayangkan suasana perang, dimana pahlawan kita menenggelamkan kapal besar ini," kata seorang warga Muara Teweh, Waway, ketika berada di lokasi tenggelamnya Kapal Onrust itu di Lalutung Tour, Kecamatan Teweh Baru, Ahad, 22 September 2019.

Tahun ini musim kemarau sangat panjang dan sisa Kapal Onrust terlihat sangat jelas walaupun beberapa bagian masih tertutup pasir dan tanah Sungai Barito.

Kapal Onrust ini berada di Lalotoung atau 2 kilometer arah Selatan dari Muara Teweh.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara Arbaidi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan inventarisasi potensi wisata sejarah tenggelamnya Kapal Onrust.

"Kami akan menjajaki kalau dibuatkan jalan darat untuk menuju lokasi tersebut sehingga memudahkan masyarakat yang ingin mengunjungi lokasi itu, terutama saat Sungai Barito surut," kata dia.

Kapal Onrust itu beberapa tahun lalu sudah dilakukan survei untuk mengetahui titik koordinat lokasi karamnya di Sungai Barito, Lalutung Tour.

Hasil survei tim Balai Arkeologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada September 2006, menyebutkan secara fisik Kapal Onrust memang benar ada meski hampir semua fisik kapal sudah terendam lumpur.

Dokumen - Kapal Onrust ketika bersandar di Pelabuhan Telawang Banjarmasin, Kalsel sekitar tahun 1859 atau sebelum ditenggelamkan pada 26 Desember 1859 di pedalaman Sungai Barito. (ANTARA/Scheepvaart Museum Amsterdam)

Survei arkeologi bawah air di Sungai Barito ketika itu untuk mencari kedudukan dan lokasi secara pasti, serta koordinat dari bangkai Kapal Onrust yang tenggelam pada akhir abad XIX dalam pertempuran dengan rakyat yang dipimpin pejuang Barito Tumenggung Surapati.

Menurut Arbaidi, badan kapal yang terbuat dari pelat dan baja itu masih relatif cukup baik karena karatnya tidak terlalu parah.

Hal itu dinilainya berbeda dengan kapal-kapal besi yang tenggelam di perairan laut karena lebih mudah mengalami karatan.

Meski ada kerusakan, dia mengemukakan bahwa kerusakan yang terjadi karena hal yang bersifat mekanis, seperti terjangan kayu-kayu besar, lumpur pasir, dan batuan yang terbawa arus sungai.

Apalagi, lanjut dia, lokasi tenggelamnya kapal itu berada di tikungan sungai berarus deras.

"Jadi, secara fisik secara umum dilaporkan tim arkeologi itu masih cukup kuat karena proses korosi tidak terlalu parah sehingga masih memungkinkan diangkat ke permukaan," kata Arbaidi.

Dari hasil survei dan menghimpun sejumlah narasumber dari warga setempat, dia mengemukakan bahwa fisik kapal pecah menjadi dua bagian dan pada posisi yang diketahui koordinatnya itu merupakan bagian haluan hingga badan kapal ke belakang sepanjang 18,40 meter.

Bagian lainnya, sekitar 300 meter arah hilir dari titik kapal yang ditemukan itu.

Kapal uap

Berdasarkan data dari Museum Perkapalan Belanda (Scheepvaart Museum Amsterdam) disebutkan Kapal Onrust merupakan kapal uap Belanda yang dibuat pada tanggal 15 September 1845 dengan panjang 24 meter, lebar 4 meter, dan luas kapal di dalam air 1,15 meter dengan daya mesin uap 70 tenaga kuda (PK).

Kapal itu bermesin uap dilengkapi persenjataan meriam pelempar peluru seberat 24 pond dan enam senapan mesin yang berputar (gatling gun Amerika) itu dibawa ke Indonesia pada tahun 1846.

Sebelum ditenggelamkan dalam perang Barito oleh perjuangan rakyat dipimpin Tumenggung Surapati, yang merupakan tangan kanan Pangeran Antasari, pada tanggal 26 Desember 1859, kapal tersebut sempat berlabuh di Pelabuhan Telawang Banjarmasin.

Dalam pertempuran itu, Letnan Bangaert C. bersama 50 serdadu marinir dan 43 anak buah Kapal Onrust ikut tenggelam, setelah salah seorang pejuang membuka keran air di ruang palka hingga Kapal Onrust tenggelam.

Berita terkait

Banjir Kalimantan Tengah Meluas, 3.000 Warga Dua Kabupaten Mulai Terdampak

12 September 2021

Banjir Kalimantan Tengah Meluas, 3.000 Warga Dua Kabupaten Mulai Terdampak

Saat ini ada 3.000 warga yang terdampak banjir di Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Utara.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Resmikan Bandara Haji Muhammad Sidik, Diharapkan Sokong Food Estate

30 Maret 2021

Ma'ruf Amin Resmikan Bandara Haji Muhammad Sidik, Diharapkan Sokong Food Estate

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meresmikan Bandara Haji Muhammad Sidik di Muara Teweh, Barito Utara Kalimantan Tengah, Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Bandara Muhammad Sidik Barito Akan Diresmikan Jokowi Tahun Ini

12 Juli 2020

Bandara Muhammad Sidik Barito Akan Diresmikan Jokowi Tahun Ini

Bandara di Kabupaten Barito Utara ini adalah satu dari 15 bandara yang telah dibangun Kemenhub.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran CPNS Barito Utara Dibuka per 19 September 2018

11 September 2018

Pendaftaran CPNS Barito Utara Dibuka per 19 September 2018

Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah membuka penerimaan CPNS bagi 255 formasi sesuai kuota dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pengoperasian Bandara Barito Utara Molor dari Jadwal

20 Juli 2016

Pengoperasian Bandara Barito Utara Molor dari Jadwal

Bandar Udara Haji Muhammad Sidik Barito Utara diperkirakan tidak bisa beroperasi tahun ini.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Gempa Guncang Kalimantan Tengah

6 Juli 2016

Lebaran, Gempa Guncang Kalimantan Tengah

Akibat aktivitas sesar atau patahan

Baca Selengkapnya

Banjir, Bantaran Sungai Barito Tenggelam 1,5 Meter  

27 Maret 2016

Banjir, Bantaran Sungai Barito Tenggelam 1,5 Meter  

Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Barito di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, semakin parah, Minggu, 27 Maret 2016.

Baca Selengkapnya

Udara Barito Utara Parah, Jarak Pandang 15 Meter

22 Oktober 2015

Udara Barito Utara Parah, Jarak Pandang 15 Meter

Kabut asap akibat kebakaran lahan yang melanda wilayah
Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah semakin parah dengan
jarak pandang hanya 15 meter.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Pekat, Jarak Pandang di Barito Utara 100 Meter  

15 Oktober 2015

Kabut Asap Pekat, Jarak Pandang di Barito Utara 100 Meter  

Kabut asap yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, semakin pekat dengan jarak pandang hanya 100 meter.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Kian Tebal, Sekolah di Barito Utara Kembali Libur

28 September 2015

Kabut Asap Kian Tebal, Sekolah di Barito Utara Kembali Libur

KaDin Pendidikan Barito Utara Elpi Epanop menuturkan pihaknya kembali meliburkan sekolah akibat kabut asap yang tebal.

Baca Selengkapnya