Ciri Wilayah Berpotensi Likuefaksi, Daerah Pantai dan Gunung Api Aktif

Selasa, 1 Oktober 2019 08:01 WIB

Kondisi Balora, Kota Palu, lokasi terjadinya likuefaksi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter. Kamis, 22 November 2018. Tempo /M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI telah meneliti potensi bencana likuefaksi di Kota Padang, Sumatera Barat. Peneliti dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Adrin Tohari menjelaskan ciri-ciri wilayah yang memiliki potensi terjadinya likuefaksi.

"Ciri-ciri wilayah yang berpotensi mengalami likuefaksi adalah tersusun oleh lapisan pasir lepas seperti daerah pantai, daerah gunung api aktif. Kemudian kedalaman muka air tanah dangkal kurang dari 5 m," ujar Adrin kepada Tempo, Senin, 30 September 2019.

Likuefaksi adalah suatu fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah pasir lepas yang jenuh air akibat goncangan gempa bumi. Sehingga mengakibatkan lapisan pasir berperilaku seperti cairan. Likuefaksi terjadi saat guncangan gempa bumi.

Selain itu, Adrin berujar, likuefaksi juga bisa terjadi di wilayah yang berada pada zona gempa bumi besar. Gempa magnitude lebih dari 6,0 bisa menyebabkan likuefaksi jika gempa tersebut menghasilkan percepatan tanah puncak lebih dari 0,1 g dan durasi lebih dari 1 menit.

"Ada juga likuefaksi aliran yang terjadi pada wilayah dengan kemiringan lereng landai (kurang dari 3 persen)," kata Adrin. "Likuefaksi aliran merupakan fenomena likuefaksi yang terjadi di Kota Palu (Balaroa dan Petobo) dan Kabupaten Sigi (Jono Oge, Lolu dan Sibalaya Selatan) yang menimbulkan korban jiwa serta bergesernya pemukiman dan jalan."

Adrin menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang mengontrol terjadinya likuefaksi yakni kepadatan lapisan tanah pasir, kondisi kejenuhan lapisan pasir, besaran gempa, percepatan tanah puncak dan durasi guncangan gempa.

Likuefaksi, Adrin berujar, dapat terjadi di lokasi yang sama karena fenomena ini tidak menyebabkan lapisan tanah menjadi padat.

"Jadi wilayah likuefaksi aliran di Kota Palu dan Sigi masih tetap mempunyai potensi untuk mengalami likuefaksi kembali di masa mendatang. Oleh karena itu wilayah yang telah mengalami bencana likuefaksi dahsyat tersebut tidak boleh dijadikan wilayah pemukiman kembali," tutur Adrin.

Likuefaksi di Kota Palu, Balaroa dan Petobo serta di Kabupaten Sigi (Jono Oge, Lolu dan Sibalaya Selatan) terjadi tahun lalu bersamaan dengan gempa dan tsunami. Likuefaksi juga pernah terjadi di Kota Padang pada September 2009, tapi dampak yang ditimbulkan tidak separah di Palu.

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

12 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

23 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

1 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

1 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

1 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

2 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

2 hari lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

2 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya