Beda Likuefaksi Palu dan Padang, Ini Kata Peneliti LIPI

Rabu, 2 Oktober 2019 11:24 WIB

Warga berjalan disekitar lokasi bekas pemukiman mereka yang hancur akibat bencana gempa dan likuefaksi di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 11 Agustus 2019. Usai melaksanakan salat Idul Adha, umat muslim korban bencana mendatangi lokasi permukiman penduduk yang hancur akibat gempa dan likuefaksi. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Bencana likuefaksi tercatat pernah terjadi di Kota Padang, Sumatera Barat pada 2009, dan di Kota Palu, Sulawei Tengah, tahun lalu disertai gempa bumi dan tsunami. Namun, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI menyebutkan ada perbedaan dari likuefaksi di kedua wilayah tersebut.

Menurut Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Adrin Tohari, fenomena likuefaksi yang terjadi di Kota Padang 2009 berupa penurunan tanah. "Perpindahan tanah lateral yang diikuti dengan semburan pasir," ujar Adrin kepada Tempo baru-baru ini.

Likuefaksi merupakan suatu fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah pasir lepas yang jenuh air akibat goncangan gempa bumi, sehingga mengakibatkan lapisan pasir berperilaku seperti cairan. Likuefaksi terjadi saat guncangan gempa bumi terjadi.

Likuefaksi di Kota Padang, kata Adrin, tidak menimbulkan korban jiwa, hanya menyebabkan kerusakan lantai rumah dan penurunan pondasi bangunan rumah dan bangunan tinggi, serta dibarengi dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6.

Berbeda dengan likuefaksi di Kota Palu, Balaroa dan Petobo serta di Kabupaten Sigi (Jono Oge, Lolu dan Sibalaya Selatan), terjadi bersamaan dengan gempa bumi dan tsunami yang meratakan beberapa wilayah Sulawesi Tengah itu.

"Fenomena likuefaksi yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi adalah likuefaksi aliran, selain pergerakan osilasi dan perpindahan lateral yang disertai penurunan tanah dan semburan pasir," tutur Adrin. "Fenomena likuefaksi aliran ini yang menyebabkan korban jiwa yang besar."

Likuefaksi terjadi di Palu pada 28 September 2019, yang ditimbulkam gempa bermagnitudo 7,4. Dua lokasi yang terdampak hampir rata dengan tanah karena fenomena geologi itu. "Perbedaan jarak sumber gempa dan kondisi kemiringan lahan yang membedakan perbedaan fenomena likuefaksi dan dampak yang terjadi," kata Adrin.

Likuefaksi bisa terjadi di wilayah yang berada pada zona gempa bumi besar, termasuk daerah pantai dan gunung api yang masih aktif. Gempa bumi magnitude lebih dari 6,0 bisa menyebabkan likuefaksi asalkan gempa bumi tersebut menghasilkan percepatan tanah puncak lebih dari 0,1 g dan durasi lebih dari 1 menit.

Berita terkait

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

4 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

LBH Padang Desak Pemerintah Cabut Izin Tambang Galian C di Kabupaten Solok

7 hari lalu

LBH Padang Desak Pemerintah Cabut Izin Tambang Galian C di Kabupaten Solok

LBH Padang mendesak pemerintah mencabut izin tambang untuk melindungi lingkungan dan jalan nasional di Air Dingin, Kabupaten Solok.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

7 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

8 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

9 hari lalu

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain barang-barang ramah lingkungan, di acara ini juga terdapat jualan buku bekas.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

10 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

11 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

12 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

15 hari lalu

Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

Kota Padang punya beberapa destinasi wisata religi antara lain Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Hakim, dan Masjid Raya Ganting. Ini istimewanya.

Baca Selengkapnya